Nasib Tragis Megawati di Tangan Anak Sendiri


Oleh : Dr. Rosadi Jamani
Dosen UNU Kalimantan Barat

BENAR – benar di luar nurul. Megawati (56) yang melahirkan, membesarkan, sampai menikahkan, punya anak, nasibnya berakhir tragis. Ia tewas mengenaskan di tangan anak sendiri, Nem Pratama (33).

Habis dihilangkan nyawanya, lalu si anak kandung itu menguburkan ibunya di belakang rumah. Sebuah kejadian menyayat hati di Medan Denai, Sumut, Kamis (4/4/2024) dini hari.

“Tanda-tanda akhir zaman,” kata kawan via FB.

Si anak kandung yang sudah punya anak ditinggal istri. Megawati yang mengasuh anaknya. Mungkin pengangguran, ia sering minta uang ke ibunya. Dini hari Kamis itu, ia minta uang, tak dikasih sang ibu.

Ia marah dan memukul ibunya sampai tewas. Melihat ibunya terkapar, ia tetap santai. Mayat itu ditarik ke belakang rumah. Tanah digali sedalam 60 cm.

Tubuh ibunya dimasukkan dalam lubang cetek itu. Saat dikubur, kedua kaki ibunya masih kelihatan. Sampai akhirnya aksinya itu diketahui warga dan dilaporkan ke polisi. Saat ditangkap, ia tetap tenang.

“Kenapa kau bunuh ibumu?” tanya polisi.

“Saya depresi, Om!” jawabnya santai.

Benarkah orang kalau depresi bisa membunuh? Depresi dalam konteks ilmu psikologi adalah sebuah gangguan mental yang ditandai dengan perasaan sedih, kehilangan minat atau kesenangan dalam aktivitas yang biasanya menyenangkan, gangguan tidur, perubahan nafsu makan, perasaan tidak berharga, atau pikiran untuk menyakiti diri sendiri atau orang lain.

Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5), depresi merupakan salah satu gangguan mood yang paling umum dan mempengaruhi jutaan orang di seluruh dunia.

Orang yang mengalami depresi mungkin merasa tidak berdaya, kehilangan harapan, atau tidak dapat mengatasi perasaan mereka sendiri.

Orang dengan depresi sering kali mengalami kesulitan dalam menjalani aktivitas sehari-hari dan interaksi sosial. Mereka mungkin merasa sulit untuk berkonsentrasi, membuat keputusan, atau bahkan melakukan tugas-tugas dasar.

Ketika seseorang mengalami depresi, perasaan sedih dan putus asa yang berkelanjutan dapat menyebabkan pemikiran yang negatif dan berbahaya. Hal ini dapat mempengaruhi cara seseorang memandang dirinya sendiri, orang lain, dan dunia di sekitarnya.

Dalam kasus anak yang membunuh ibunya di Medan dan mengklaim sedang depresi, penting untuk memahami bahwa depresi adalah gangguan serius yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berfungsi secara normal.

Meskipun demikian, tidak semua orang dengan depresi akan melakukan tindakan kekerasan.

Siapa pun pernah mengalami depresi. Masalah yang datang bertubi-tubi. Di rumah diomelin bini, dompet kosong, penagih hutang nelpon terus. Mau minjam, semua kawan tutup pintu. Barang mau dijual habis. Anak-anak terus nyodorkan tagihan sekolah.

Dalam posisi ini, siapapun bisa depresi. Bila tak mampu mengendalikan diri, bukan tak mungkin bisa melakukan tindakan kriminal, bahkan bunuh diri.

Di sini peran agama menjadi sangat penting. Mungkin di dunia orang semua menjauh, tapi akan merasa ada teman bila mendekatkan diri pada Tuhan. Keluarkan keluh kesah, instrospeksi diri, ingat segala dosa, dan terakhir pasrahkan pada Tuhan.

Emosi akan bisa terkendali. Segala cobaan secara perlahan bisa diatasi. Yakinlah, masih banyak orang peduli. Dengan catatan, tulus mengakui segala perbuatan dosa, dan tobat. Siapa pun pernah berbuat dosa.

Tobat jawaban paling benar. Setelah itu, bergaulah dengan orang di sekitar kita. Jangan pula mengurung diri dalam kamar. Bisa makin parah depresinya. Kalau kita sering bergaul, akan banyak teman ngasih masukan.

Kadang, rezeki kita itu banyak lewat kawan (koneksi). Pandai-pandailah dalam berkawan, jangan suka mengecewakan. Itu aja sih wak, sebuah nasihat agar terhindar dari penyakit depresi.


Like it? Share with your friends!