Radar KalbarRadar Kalbar
  • Home
  • Indeks
  • Kalbar
  • Nasional
  • Peristiwa
  • Politik
  • Ragam
  • Lainnya
    • Hukum
    • Olah Raga
    • Gaya Hidup
    • Bisnis
    • Figur
    • Tekno
    • Entertainment
Radar KalbarRadar Kalbar
  • Kapuas Hulu
  • Kayong Utara
  • Ketapang
  • Kubu Raya
  • Landak
  • Melawi
  • Mempawah
  • Pontianak
  • Sambas
  • Sanggau
  • Sekadau
  • Singkawang
  • Sintang
Pencarian
  • Home
  • Indeks
  • Kalbar
  • Nasional
  • Peristiwa
  • Politik
  • Ragam
  • Hukum
  • Olah Raga
  • Gaya Hidup
  • Bisnis
  • Figur
  • Tekno
  • Entertainment
Radar Kalbar > Indeks > Opini > Menyisipkan Pembelajaran Karakter dalam Dongeng Sebelum Tidur
Opini

Menyisipkan Pembelajaran Karakter dalam Dongeng Sebelum Tidur

Last updated: 05/07/2025 13:28
05/07/2025
Opini
Share

FOTO : Thonang Effendi [ ist ]

MALAM minggu terasa sejuk setelah hampir seharian hujan mengguyur sebagian wilayah Ibu Kota.

Malam itu, sedang tidak ada kegiatan majelis taklim, bakda Isya’ di rumah sederhana satu keluarga berkumpul saling bercerita, ngopi bareng dan menikmati camilan buatan sang Ibu.

Tanpa terasa waktu sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh malam, sang Ibu berkata, “Ayo anak-anak persiapan tidur, ingat besok pagi ada latihan sepakbola”.

Dua kakak beradik yang masih duduk di bangku SD segera beranjak dari tempat duduk bergiliran ke kamar mandi, bersih-bersih diri, gosok gigi, ganti baju, dan segera menuju tempat tidur. Mereka sudah terbiasa dengan aktivitas tersebut setiap harinya.

Ada hal spesial yang ditunggu oleh anak-anak di malam itu. Seminggu dua kali sang ayah mengantarkan anak-anak dengan dongeng sebelum tidur.

Sang Adik Bungsu berkata, “Ayo Pa, malam ini akan mendongeng apa?”. Tidak ketinggalan sang Kakak juga berkomentar, “Iya Pa, kami siap mendengarkan dongeng dari Papa”.

Sang Ayah pun memulai dongengnya, “Baiklah anak-anak, malam ini Papa akan cerita guru dan murid di padepokan”.

Suatu hari, sang Guru memanggil semua murid padepokan. Sang Guru berkata, “Wahai murid-muridku, ada 4 jurus menggapai sukses masa depan yang akan saya berikan”.

Serempak murid-murid menjawab, “Baik Eyang Guru, kami siap mendengarkan”. Sang Guru melanjutkan, “4 jurus luar biasa yaitu satu-temukan tujuan hidupmu, dua-maafkan masa lalumu, tiga-fokus pada saat ini dan empat-isi masa depanmu”.

Sang Ayah bercerita dengan berbagai intonasi suara dan gerakan tangan untuk menggambarkan kondisi latihan di padepokan hingga murid-murid bisa menjadi pendekar sukses di masa depan.

Sang Adik Bungsu menyela, “Pa, tujuan hidup itu apa?”. Sang Kakak menyela, “Itu lho Dik, tujuan hidup itu cita-cita kita, masih ingat Tri Sukses Generus?”.

Sang Adik Bungsu menjawab. “Generus yang memiliki akhlakul karimah, alim-fakhih dan mandiri”. Sang Ayah berkata, “Betul, anak-anak, itu cita-cita untuk bisa sukses dunia dan akhirat”.

Sang Adik Bungsu kembali bertanya, “Kalau masa lalu itu maksudnya apa Pa?”. Sang Kakak kembali menyela, “Segala sesuatu yang sudah kita jalani dan tidak lepas dari 4 ma qodirullah, Dik”.

Sang Adik Bungsu berkomentar, “OK Kak, terus kenapa kita harus memaafkan”. Sang Ayah bertanya, “Ada kejadian sebelumnya yang membuat Adik kecewa?”. Adik menjawab, “Ada Pa, karena tendangan penalti Adik gagal, tim Adik jadi kalah”.

Sang Ayah menjelaskan, “Nah, itulah masa lalu yang harus dimaafkan maksudnya diterima dengan ikhlas.”

Sang Adik Bungsu kembali berkomentar, “Kalau fokus pada saat ini Adik mengerti Pa, kemudian bagaimana mengisi masa depan itu Pa?”.

Sang Kakak turut menyela, “Iya Pa, Kakak juga ingin tahu bagaimana cara mengisi masa depan?”. Sang Ayah menjelaskan dengan sabar, “Anak-anak, dalam sehari semalam kalian mempunyai waktu luang di sela-sela kegiatan rutin?”. Mereka menjawab dengan serempak, “Ada Pa, banyak, pulang sekolah, selesai mengaji dan hari libur”.

Sang Ayah melanjutkan, “Isilah waktu luangmu dengan kegiatan yang positif seperti membaca buku, nderes (membaca ulang) Al-Qur’an, mengerjakan hobi seperti Adik yang suka menggambar dan Kakak yang suka menyusun lego, dan yang lainnya”.

Sang Kakak berkata, “OK Pa, besok aku mulai menyusun jadwal kegiatan ya Pa, nanti Papa lihat”. Sang Adik Bungsu tidak ketinggalan, “Aku juga Pa, nanti jadwal harianku juga Papa lihat”.

Sang Ayah dengan senyum bangga berkata, “Oke anak-anak besok Papa lihat. Nah, sekarang segera tidur dan berdo’a sebelumnya. Besok bangun pagi sebelum subuh dan persiapan latihan sepak bola”. Serempak mereka menjawab, “Siap Papa”. Dua kakak beradik segera berdo’a dan mulai tidur.

Peristiwa sederhana dalam cerita tersebut, mengingatkan masa kecil saya yang sering mendengarkan dongeng sebelum tidur dengan berbagai macam cerita. Dongeng sebelum tidur salah satu media untuk memasukkan pembelajaran 29 karakter luhur kepada anak-anak.

Dongeng tidak hanya sekadar hiburan, tetapi juga sarana pembelajaran yang memperkenalkan nilai-nilai moral, etika, dan sikap positif. Dongeng dan cerita sebelum tidur juga bisa berfungsi sebagai media healing sebagaimana dijelaskan oleh George W. Burns dalam bukunya 101 Healing Stories for Kids and Teens Using Metaphors in Therapy.

Memasukkan pesan moral dan pembelajaran 29 karakter luhur yang disisipkan dalam dongeng sebelum=-tidur cukup efektif. Hal ini karena menjelang tidur, otak anak akan memasuki gelombang alfa dan theta.

Gelombang alfa (8-12 Hz) muncul saat kondisi rileks dan terjaga, seperti saat bersantai atau sesaat sebelum tidur. Gelombang theta (4-8 Hz) dominan saat tidur ringan dan mengantuk, serta dikaitkan dengan proses penyimpanan memori.

Pada fase ini, otak anak lebih mudah menyerap informasi, termasuk ucapan dan perilaku orang tua.

Di era digital dan kemudahan akses informasi serta maraknya game online yang bersliweran di gawai perlu sedikit meluangkan waktu untuk merenung. Masihkah tradisi mendongeng sebelum tidur menggema di kamar anak-anak kita.

Di tengah hiruk-pikuknya kesibukan orang tua memenuhi kebutuhan keluarga dan berbagai aktivitas sosial masihkah ada waktu luang untuk sekadar cerita atau mendongeng sebelum tidur untuk anak-anak. Inilah tantangan yang perlu disiasati dan dikondisikan.

Pada akhirnya, dongeng sebelum tidur bisa menjadi salah satu metode bagi orang tua untuk memberikan pembelajaran 29 karakter luhur dan sarana menjadikan hubungan yang lebih erat antara orang tua dengan anak-anaknya. Bagiamana dengan keluarga kita?

Penulis : Thonang Effendi

[ Ketua Departemen Pendidikan Umum dan Pelatihan DPP LDII
Pemerhati dan Praktisi Pendidikan Karakter Generasi Bangsa ]

Bagikan ini:

  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
  • Klik untuk berbagi di X(Membuka di jendela yang baru) X
  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
  • Klik untuk mengirimkan email tautan ke teman(Membuka di jendela yang baru) Surat elektronik
  • Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
TAGGED:LDII
Share This Article
Facebook Whatsapp Whatsapp Telegram Copy Link

Terpopuler Bulan Ini

Isak Tangis Iringi Eksekusi Lahan di Kecamatan Segedong, Warisan Digugat, Rumah Tergusur, Warga Teriakan Ketidakadilan

26/06/2025
Dari Desa ke Panggung Provinsi, Semangat Juang Siswa SDN 04 Tayan Hilir Tembus Kejuaraan Taekwondo Kalbar
17/06/2025
Media FC Perkasa di Liga Mini Soccer U-35 AMC Sungai Pinyuh, Dua Mantan Sochenk FC Jadi Penentu Kemenangan
30/06/2025
Lakukan Evaluasi Pembelajaran Agama Bagi Generasi, PC LDII Pontianak Utara Helat Munaqosah
24/06/2025
Prestasi Atlet Mempawah Tak Seiring Dukungan, Berjuang Tanpa Dana, Berlaga Tanpa Apresiasi
05/07/2025

Berita Menarik Lainnya

Benarkah Malaysia Mengklaim Tarian Rayyan di Ujung Perahu?

08/07/2025

Dahlan Iskan Kembali Jadi Tersangka

08/07/2025

Duel Seru, Ara vs Fahri, Siapa Juara Rumah Rakyat?

07/07/2025

Klarifikasi Sang Istri Menteri Nyatakan Tak Gunakan Uang Negara

07/07/2025

PT. DIMAS GENTA MEDIA
Kompleks Keraton Surya Negara, Jalan Pangeran Mas, No :1, Kel Ilir Kota, Sanggau, Kalbar

0812-5012-1216

Terkait

  • Redaksi
  • Kode Etik
  • Kebijakan Privasi
  • Redaksi
  • Kode Etik
  • Kebijakan Privasi

Regional

  • Kapuas Hulu
  • Kayong Utara
  • Ketapang
  • Kubu Raya
  • Landak
  • Melawi
  • Mempawah
  • Pontianak
  • Sambas
  • Sanggau
  • Sekadau
  • Singkawang
  • Sintang
  • Kapuas Hulu
  • Kayong Utara
  • Ketapang
  • Kubu Raya
  • Landak
  • Melawi
  • Mempawah
  • Pontianak
  • Sambas
  • Sanggau
  • Sekadau
  • Singkawang
  • Sintang