Radar KalbarRadar Kalbar
  • Home
  • Indeks
  • Kalbar
  • Nasional
  • Peristiwa
  • Politik
  • Ragam
  • Lainnya
    • Hukum
    • Olah Raga
    • Gaya Hidup
    • Bisnis
    • Figur
    • Tekno
    • Entertainment
Radar KalbarRadar Kalbar
  • Kapuas Hulu
  • Kayong Utara
  • Ketapang
  • Kubu Raya
  • Landak
  • Melawi
  • Mempawah
  • Pontianak
  • Sambas
  • Sanggau
  • Sekadau
  • Singkawang
  • Sintang
Pencarian
  • Home
  • Indeks
  • Kalbar
  • Nasional
  • Peristiwa
  • Politik
  • Ragam
  • Hukum
  • Olah Raga
  • Gaya Hidup
  • Bisnis
  • Figur
  • Tekno
  • Entertainment
Radar Kalbar > Indeks > Opini > Duel Penuh Dendam, Timnas vs China di Malam Takbiran
Opini

Duel Penuh Dendam, Timnas vs China di Malam Takbiran

Last updated: 05/06/2025 16:41
05/06/2025
Opini
Share

FOTO : Flyer Timnas vs China [ist]

CHINA sudah mempermalukan kita di kandangnya. Sekarang, saatnya balas dendam untuk menghancurkan negeri Xi Jinping itu di kandang sendiri.

Laga big match ini dipastikan bernuansa religius, karena akan diwarnai takbir malam Iduladha. Siapkan kopinya, wak! Narasi ini akan membangkitkan nasionalisme kita sebagai orang Indonesia.

Sore 5 Juni, perlahan berubah jadi malam, dan langit Jakarta seolah tahu, ini bukan malam biasa. Ini malam takbiran. Malam Iduladha. Malam pengorbanan. Tapi kali ini, yang dikorbankan bukan kambing, sapi, atau unta.

Yang akan dikorbankan adalah tim nasional China, di altar megah bernama Stadion Utama Gelora Bung Karno, di hadapan 80.000 suporter Garuda yang bukan hanya haus kemenangan, mereka lapar darah.

Laga Indonesia vs China di Kualifikasi Piala Dunia 2026 bukan cuma pertandingan. Ini adalah pertunjukan semesta. Drama kosmik. Film laga, religius, dan romansa nasionalisme yang disatukan dalam satu malam penuh gema takbir dan gemuruh sepatu di rumput hijau.

Sebelumnya, Garuda kalah tipis 2-1 dari China. Tipis, tapi perih. Bagaikan disayat silet batin sambil nonton bareng tetangga. Kini, saatnya membalas. Bukan sekadar balas biasa. Ini balas dendam yang syar’I, disertai takbir dan niat suci.

SUGBK malam ini bukan sekadar stadion. Ia berubah jadi padang Arafah, tempat jutaan harapan menggantung di langit Jakarta. Takbir menggema dari tribun, bukan dari masjid. Spanduk-spanduk bertuliskan “Jihad Bola Nasional” melambai-lambai diiringi drum dan peluit. Bahkan penjaja semangka dan jagung bakar ikut takbir.

Semua bersatu. Karena malam ini bukan hanya tentang tiga poin. Ini tentang harga diri bangsa, tentang siapa yang akan terus melangkah menuju Piala Dunia 2026, dan siapa yang akan pulang ke rumah dengan koper berisi penyesalan.

Indonesia datang dengan modal semangat dan tren kemenangan setelah menaklukkan Bahrain 1-0. Sementara China datang dengan wajah penuh luka, setelah menelan tiga kekalahan beruntun seperti menelan cabai rawit tanpa nasi. Tapi jangan salah.

Pelatih China, Branko Ivankovic, memutuskan untuk menurunkan 10 pemain menyerang. Sebuah taktik nekat yang bahkan tidak pernah terpikirkan oleh Sun Tzu dalam The Art of War. Branko tidak mencari kemenangan. Ia mencari keabadian. Atau kebinasaan.

Sayangnya bagi Branko, Indonesia malam ini bukan tim biasa. Meski tanpa Marselino Ferdinan dan Maarten Paes, dua pemain kunci yang harus absen karena akumulasi kartu, Garuda datang dengan roh nasionalisme yang tak bisa dikartu merah. Absennya Wu Lei dan Liu Ruofan di kubu China menjadikan pertandingan ini makin adil, dua pendekar utama dari masing-masing kubu sedang “naik haji”, memberikan ruang bagi para pahlawan tanpa nama untuk menulis sejarah.

Kemenangan atas China akan mengangkat Indonesia ke 12 poin. Jika kemudian kita bisa mengalahkan Jepang (ya, Jepang!), dan di sisi lain Australia terpeleset seperti karakter komedi slapstick, maka Indonesia bisa menyelinap ke posisi runner-up dan melaju langsung ke Piala Dunia, tanpa perlu drama tambahan di babak keempat.

Namun jika takdir berkata lain, Garuda akan tetap bertarung di fase selanjutnya, bersama lima tim Asia lainnya, demi dua tiket langsung dan satu tiket playoff antar-konfederasi. Karena kita tahu, nasib bangsa ini memang selalu ditentukan lewat jalan terjal dan penuh emosi.

Tapi malam nanti, jangan pikirkan hitung-hitungan itu dulu. Malam nanti adalah tentang gol yang diiringi takbir. Tentang air mata yang jatuh bukan karena kalah, tapi karena mendengar “Allahu Akbar” bergema setelah crossing ke tiang jauh. Tentang Garuda yang bukan hanya terbang, tapi melayang di antara langit dan bumi, menggetarkan jantung siapa pun yang menonton.

Siapa pun yang masih bernapas malam 5 Juni, tahu satu hal pasti, kita tidak hanya ingin menang. Kita ingin dikenang. Tiga point, yok!

 

#camanewak

Oleh : Rosadi Jamani
[ Ketua Satupena Kalbar ]

Bagikan ini:

  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
  • Klik untuk berbagi di X(Membuka di jendela yang baru) X
  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
  • Klik untuk mengirimkan email tautan ke teman(Membuka di jendela yang baru) Surat elektronik
  • Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
TAGGED:Chinatimnas
Share This Article
Facebook Whatsapp Whatsapp Telegram Copy Link

Terpopuler Bulan Ini

Terpilih Dalam Musdesus, Ronald Yohanes Sinlae Resmi Nakhodai Koperasi Desa Merah Putih Cempedak Tayan Hilir

31/05/2025
Kamiriluddin Desak PT KAL dan Pemerintah Bersikap, Ratusan Pekerja di Kayong Utara Dibayangi Ketidakpastian
21/05/2025
Koq Bisa..! Solar Subsidi Ngalir ke Penambang Emas Ilegal, Begini Penjelasan Dinas Perdagangan Sekadau
20/05/2025
Menanti Terang di Ujung Kampung, 60 KK di Lingkungan RT : 02 Mayak Engkare Cempedak Tayan Hilir Masih Hidup dalam Gelap
29/05/2025
Rampas Kunci Motor Warga, Pria di Sekadau Ditangkap dalam Operasi Pekat II Kapuas 2025
17/05/2025

Berita Menarik Lainnya

Nura Husna Sahila, Hafizah 30 Juz, Usia 18 Bisa Pergi Haji

29/05/2025

1.233 ASN Absensi Gunakan GPS Palsu. Parah ni, Wak!

29/05/2025

Mengenal Haji Isam, Pembeli 2000 Ekskavator dan Pesawat Seharga 1,2 Triliun

27/05/2025

Pandangan Quraish Shihab Soal Hijab

24/05/2025

PT. DIMAS GENTA MEDIA
Kompleks Keraton Surya Negara, Jalan Pangeran Mas, No :1, Kel Ilir Kota, Sanggau, Kalbar

0812-5012-1216

Terkait

  • Redaksi
  • Kode Etik
  • Kebijakan Privasi
  • Redaksi
  • Kode Etik
  • Kebijakan Privasi

Regional

  • Kapuas Hulu
  • Kayong Utara
  • Ketapang
  • Kubu Raya
  • Landak
  • Melawi
  • Mempawah
  • Pontianak
  • Sambas
  • Sanggau
  • Sekadau
  • Singkawang
  • Sintang
  • Kapuas Hulu
  • Kayong Utara
  • Ketapang
  • Kubu Raya
  • Landak
  • Melawi
  • Mempawah
  • Pontianak
  • Sambas
  • Sanggau
  • Sekadau
  • Singkawang
  • Sintang