Polda Kalbar Respon Cepat Pengaduan Seorang Perempuan, Langsung Ditangani Bidpropam, Bripda AB Telah di-Patsus


FOTO : Kabid Humas Polda Kalbar, Kombes Pol Raden Petit Wijaya (ist)

PONTIANAK – radarkalbar.com

POLDA Kalbar menindaklanjuti pengaduan seorang perempaun berinisial SL, atas dugaan pelanggaran kode etik personel Polda Kalbar berinisial Bripda AB.

Hal ini ditegaskan Kapolda Kalbar Irjen Pol Pipit Rismanto melalui Kabid Humas Polda kalbar Kombes Pol Raden Petit Wijaya saat menyampaikan klarifikasi kepada awak media, Senin (5/2/2024).

” Pengaduan atau permasalahan tersebut telah ditindaklanjuti Bidpropam Polda Kalbar sejak dilaporkan. Dan hingga diterbitkan Laporan Polisi dengan pelapor atas nama seorang perempuan berinial SL, berusia 22 tahun. Dan terlapor atas nama Bripda AB, 23 tahun,” ungkapnya.

“Nah, berdasarkan Laporan Polisi tersebut Kabidpropam Polda Kalbar Kombespol Yudi Arkara Oktobera melakukan langkah-langkah penyidikan pelanggaran kode etik profesi Polri”, sambungnya.

Petit menegaskan, saat ini terhadap terduga sudah ditempatkan pada tempat yang khusus (patsus) di Mako Satbrimobda Polda Kalbar terhitung mulai tanggal 2 Februari – 15 Februari 2024 atau selama 14 (empat belas) hari berdasarkan surat perintah penempatan ditempat kusus nomor: Sprint/ 3/ I / HUK. 12./2024 tanggal 2 Februari 2024 untuk menjalani proses pemeriksaan pelanggaran Kode Etik Profesi Polri.

“Jadi tidak benar Polda Kalbar melakukan pembiaran terhadap perkara ini seperti informasi yang diberedar di medsos atau media online beberapa hari yang lalu. Namun, prosesnya kan butuh waktu, sedangkan persoalan ini sendiri terjadi tahun 2021,” terangnya.

Untuk itu kata Petit, tentunya para penyidik perlu mengumpulkan bukti-bukti yang cukup untuk melangkah pada tindakan selanjutnya agar tidak menyalahi prosedur.

“Hubungan tersebut terjalin tahun 2021 sebelum AB menjadi anggota Polri. Dan baru dilaporkan oleh SL setelah AB menjadi anggota Polri. Karena AB telah mengingkari janji untuk menikahinya. Ini ada copy surat perjanjian antara pelapor dan terlapor yang ditanda tangani tanggal 2 November 2021”, bebernya.

Pria dengan tiga melati dipundak itu yakin proses hukum kasus ini akan terus berjalan hingga tuntas. Dan prosesnya akan dilakukan secara transparan.

“Atas perbuatan AB dikenakan pelanggaran Kode Etik Profesi Polri sebagaimana diatur dalam Peraturan Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 7 tahun 2022,” timpalnya.

Ia mengimbau khususnya kepada pihak pelapor dan keluarga untuk mempercayakan proses penanganan perkara ini.

“Kami akan melakukan secara transparan dan perkembangannya akan disampaikan kepada pelapor dan keluarga”, cetusnya. (SrY*).


Like it? Share with your friends!