Sekadau (radar-kalbar.com)-Sebagai unit pelayanan bagi arus transportasi masyarakat supaya lancar,maka fery penyeberangan wajib melayani selama 24 jam.
Karena, kebutuhan warga akan transportasi tidak bisa dibatasi,misalnya kalau ada ibu-ibu melahirkan, atau orang sakit yang perlu ditangani segera ke Rumah Sakit.
“Fery adalah sarana transportasi umum bagi warga, Fery juga sebagai sarana lalulintas bagi masyarakat sebagai kebutuhan yang vital.
Jadi memang harus siap selalu,” kata Liri Muri salah seorang anggota DPRD Sekadau kepada wartawan Kamis(8/8)di Sekadau.
Menurut dia,dengan dibatasinya waktu pelayanan penyeberangan oleh Fery penyeberangan Sungai Asam- Sunyat, dinilai sangat merugikan masyarakat di tiga Belitang. Sebab pelayanan transportasi harus 24 jam, kalau memang ada kendala tenaga atau kendala teknis lainya mestinya kordinasi dengan pemerintah setempat.
“Dengan hanya dibatasi sampai jam 21.00 malam saja jam oprasi Fery, rasanya belum maksimal apabila di lihat dari segi pelayanan dan kebutuhan masyarakat,”katanya
Berdasarkan laporan warga, bahwa Fery Sungai Asam -Sunyat sering tidak melayani
Penyeberangan mengunakan mobil pribadi lewat dari jam 21.00 malam. Kendati mobil tersebut menbawa orang sakit, seharusnya walaupun itu mobil pribadi jika menbawa orang sakit harus dilayani.
Untuk itu ia menyarankan, supaya kebutuhan masyarakat soal transportasi terpenuhi, maka sebaiknya jam pelayanan Fery malam hari ditambah agar masyarakat ditiga Belitang merasa terbantu.
“Sebaiknya, jam.oprasional Fery di tambah jangan hanya sampai jam 21.00 saja. Kalau perlu tambah porsenil agar bisa melayani penyeberangan warga,”saranya
Sementara itu Subandrio, anggota DPRD kabupaten Sekadau dari Partai NasDem juga meminta hal yang sama, kepada pihak Kapal Ferry Sei, Asam-Sunyat milik PT ASDP supaya memberikan pelayanan prima kepada masyarakat di tiga Belitang.
“Kecamatan Belitang belum ada jembatan nyeberang sungai kapuas. Jadi,Fery satu-satunya sarana penyebarangan, makanya harus standby sampai subuh pelayanan kepada masyarakat,” pintanya
Pewarta : sutarjo