Radar KalbarRadar Kalbar
  • Home
  • Indeks
  • Kalbar
  • Nasional
  • Peristiwa
  • Politik
  • Ragam
  • Lainnya
    • Hukum
    • Olah Raga
    • Gaya Hidup
    • Bisnis
    • Figur
    • Tekno
    • Entertainment
Radar KalbarRadar Kalbar
  • Kapuas Hulu
  • Kayong Utara
  • Ketapang
  • Kubu Raya
  • Landak
  • Melawi
  • Mempawah
  • Pontianak
  • Sambas
  • Sanggau
  • Sekadau
  • Singkawang
  • Sintang
Pencarian
  • Home
  • Indeks
  • Kalbar
  • Nasional
  • Peristiwa
  • Politik
  • Ragam
  • Hukum
  • Olah Raga
  • Gaya Hidup
  • Bisnis
  • Figur
  • Tekno
  • Entertainment
Radar Kalbar > Indeks > Opini > Judol Makin Menggurita, Selamat Keluarga!
Opini

Judol Makin Menggurita, Selamat Keluarga!

Last updated: 09/04/2025 17:56
09/04/2025
Opini
Share

Oleh : Rosadi Jamani [ Ketua Satupena Kalimantan Barat ]

Ssttt… jangan ribut dulu. Tarik napas. Coba dengarkan baik-baik. Ada suara lirih dari arah utara, dari gedung-gedung tinggi di Phnom Penh.

Suara anak-anak muda Indonesia yang dikurung di balik monitor, mengetik iklan slot selama 14 jam sehari. Mereka bukan pekerja formal, bukan juga relawan. Mereka budak digital.

Budak-budak modern yang bekerja untuk “raja-raja judi online” yang, konon katanya, tak cuma orang Kamboja. Tapi, juga ada pengusaha dan politisi Indonesia di belakangnya. Sambil menunggu grand final Red Sparks vs Pink Spider sore ini puku 17.00 WIB, mari kita bahas judul yang sudah sangat emergency di negeri ini.

“Benar ada politisi dan pengusaha terlibat judul, bang?” Iya. Politisi. Pengusaha. Bukan rumor murahan dari grup WhatsApp emak-emak. Tapi bisik-bisik yang makin lama makin keras. Katanya, ada nama-nama besar yang nongol di balik layar.

Mereka bukan sekadar tahu, tapi terlibat. Bukan hanya bermain, tapi mendanai. Bukan cuma menonton, tapi mengatur. Mereka duduk nyaman di ruang ber-AC, sambil tertawa melihat rakyatnya menekan tombol “deposit” tiap jam. Logika sederhana, kalau tak ada keterlibatan pesohor, sudah dari dulu judol itu hilang. Nyata, malah makin menggurita.

Bayangkan, wak! Uang negara mengalir keluar lewat tangan rakyatnya sendiri, sambil mereka yang “di atas” menikmati komisi. Judi online ini bukan lagi bisnis haram. Ia sudah menjadi industri. Lengkap dengan ekosistemnya, investor, operator, kurir pulsa, dan yang paling menyedihkan, rakyat biasa yang dikirim jadi tenaga kerja ilegal ke Kamboja.

Ada yang dari Riau, ada yang dari Jawa, ada juga yang dari pelosok Sumatera. Direkrut lewat janji-janji manis, “kerja digital, gaji dolar, makan gratis, tempat tinggal disediakan.” Tahu-tahu sampai di sana, paspor disita, kerja paksa, dan tak bisa pulang.

Ada yang sakit, ada yang stres, ada yang hilang tanpa kabar. Tapi siapa yang peduli? Siapa yang berani menyelamatkan? Yang bisa pulang hanya mereka yang viral duluan di TikTok.

Negara? Ya, negara sedang sibuk. Sedang mengurus revisi undang-undang. Sedang membentuk satgas baru. Tapi tidak sibuk bertanya, siapa yang merekrut mereka? Siapa yang biayai pengiriman mereka lewat pelabuhan-pelabuhan “bodong”? Yang lebih penting, siapa yang punya bisnis besar di balik semua ini?

Karena judi online ini tidak berdiri sendiri. Ia beranak-pinak dengan tenang karena ada pagar yang diam. Ada institusi yang tutup mata. Ada elite yang tersenyum puas. Sebab, siapa sangka, mesin slot bisa lebih menghasilkan daripada pabrik semen?

Kita ini sedang kehilangan arah. Bukan karena kurang guru, tapi karena muridnya lebih percaya pada “trik bocoran jackpot”. Bukan karena kurang pekerjaan, tapi karena jadi admin slot lebih cepat bikin kaya, asal tahan mental, tahan disiksa.

Uang yang berputar? Rp 600 triliun sejak 2017. Rp 100 triliun dalam enam bulan terakhir saja.
Coba tebak, berapa persen dari itu yang kembali ke negara? Nol. N.O.L. Karena semua dikirim ke server luar negeri.

Karena semua dimasukkan ke sistem digital yang licin seperti belut, dan kebal seperti hantu. Kita bahkan tidak tahu siapa yang tertawa paling keras di balik semua ini. Yang jelas, dia bukan rakyat jelata.

Jangan salahkan pemainnya. Mereka korban. Jangan salahkan pekerjanya. Mereka ditipu. Yang harus kita tanya adalah, siapa yang bisa mengatur semuanya, dari rekrutmen, pengiriman, hingga pembayaran lintas negara? Jawaban yang paling menyeramkan, bisa jadi mereka sedang duduk di kursi kekuasaan. Atau baru saja dapat tender proyek. Atau sedang kampanye.

Kalau kamu berpikir ini lebay, silakan. Tapi nanti, kalau anak kamu sendiri datang minta uang buat “top up chip slot”, jangan bilang kamu tak diperingatkan.

Karena ini bukan sekadar darurat. Ini adalah “pengambilalihan diam-diam” negara oleh sindikat maya. Dengan rakyat sebagai pelanggan, dan elite sebagai pemilik saham.

Selamat datang di Indonesia versi baru, tempat di mana “kedaulatan rakyat perlahan-lahan dikalahkan oleh algoritma judi online.

#camanewak

Bagikan ini:

  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
  • Klik untuk berbagi di X(Membuka di jendela yang baru) X
  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
  • Klik untuk mengirimkan email tautan ke teman(Membuka di jendela yang baru) Surat elektronik
  • Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
TAGGED:JudolMengguritaPnom Penh
Share This Article
Facebook Whatsapp Whatsapp Telegram Copy Link

Terpopuler Bulan Ini

Selebgram Oca Fahira Meninggal Akibat Kecelakaan Lalu Lintas di Sungai Pinyuh

30/09/2025
Laskar Cinta Jokowi Minta Menkeu Purbaya Dipecat
16/10/2025
Pengedar Sabu di Balai Karangan Diciduk, 10 Paket Siap Edar Disita
12/10/2025
Langkah Twity ke Yogyakarta, Putri Kades Hilir Balai Menembus Panggung Nasional
23/10/2025
Drama Rekayasa Begal di Ketapang, Polisi Bongkar Kebohongan di Balik Laporan Palsu
09/10/2025

Berita Menarik Lainnya

Tundang Terakhir Seorang Maestro, Kalbar Berduka

14 jam lalu

Tantangan PWI Dalam Menjaga Kedaulatan Informasi

25/10/2025

Aktivis Berkuasa, Ketika Perlawanan Menjelma Jadi Kekuasaan Baru

24/10/2025

Kejagung Keluarkan Alasan Lagi Belum Bisa Menangkap Silfester

24/10/2025

PT. DIMAS GENTA MEDIA
Kompleks Keraton Surya Negara, Jalan Pangeran Mas, No :1, Kel Ilir Kota, Sanggau, Kalbar

0812-5012-1216

Terkait

  • Redaksi
  • Kode Etik
  • Kebijakan Privasi
  • Redaksi
  • Kode Etik
  • Kebijakan Privasi

Regional

  • Kapuas Hulu
  • Kayong Utara
  • Ketapang
  • Kubu Raya
  • Landak
  • Melawi
  • Mempawah
  • Pontianak
  • Sambas
  • Sanggau
  • Sekadau
  • Singkawang
  • Sintang
  • Kapuas Hulu
  • Kayong Utara
  • Ketapang
  • Kubu Raya
  • Landak
  • Melawi
  • Mempawah
  • Pontianak
  • Sambas
  • Sanggau
  • Sekadau
  • Singkawang
  • Sintang