Radar KalbarRadar Kalbar
  • Home
  • Indeks
  • Kalbar
  • Nasional
  • Peristiwa
  • Politik
  • Ragam
  • Lainnya
    • Hukum
    • Olah Raga
    • Gaya Hidup
    • Bisnis
    • Figur
    • Tekno
    • Entertainment
Radar KalbarRadar Kalbar
  • Kapuas Hulu
  • Kayong Utara
  • Ketapang
  • Kubu Raya
  • Landak
  • Melawi
  • Mempawah
  • Pontianak
  • Sambas
  • Sanggau
  • Sekadau
  • Singkawang
  • Sintang
Pencarian
  • Home
  • Indeks
  • Kalbar
  • Nasional
  • Peristiwa
  • Politik
  • Ragam
  • Hukum
  • Olah Raga
  • Gaya Hidup
  • Bisnis
  • Figur
  • Tekno
  • Entertainment
Radar Kalbar > Indeks > Opini > Gubernur yang Pertama Kena Demo
Opini

Gubernur yang Pertama Kena Demo

Last updated: 06/03/2025 23:55
06/03/2025
Opini
Share

Oleh : Rosadi Jamani [ Ketua Satupena Kalimantan Barat ]

BARU saja pulang dari retreat di Magelang. Baru saja menyesap udara segar di rumah sendiri. Baru saja menghela napas, menikmati betapa empuknya kursi kekuasaan.

Tapi belum sempat bersandar dengan nyaman, suara gemuruh datang menghantam.

Di halaman kantor gubernur, ratusan guru honorer berkumpul. Wajah-wajah penuh harap, mata-mata penuh tanda tanya, mulut-mulut yang siap meneriakkan ketidakadilan.

Mereka tidak datang untuk berpiknik. Mereka datang dengan amarah yang tertahan, dengan kegelisahan yang tak bisa lagi disimpan.

“Pak, kami dipecat?”

Pertanyaan itu melayang di udara, tajam seperti belati yang siap menembus kenyamanan. Mereka telah mengabdi bertahun-tahun, mengajar di ruang kelas yang sering kali lebih panas dari hati mereka yang kecewa.

Tapi kini, tanpa surat penghargaan, tanpa pesta perpisahan, hanya satu keputusan dari pemerintah pusat yang mengancam, mereka harus pergi.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2023 tentang ASN berbicara dengan dingin, pegawai non-ASN tak boleh diangkat menjadi ASN. Itu artinya, mereka tidak lagi ada dalam skema resmi. Itu artinya, mereka, guru-guru yang setiap hari mendidik generasi penerus, bisa saja lenyap dari sistem.

Mereka bertanya, “Ini akhir bagi kami?”

Tapi gubernur tidak bergeming. Ria Norsan, dengan ketenangan seorang pemimpin yang tahu badai tengah datang, berdiri di hadapan mereka. Suaranya mantap, wajahnya tanpa keraguan.

“Tidak ada yang akan dirumahkan.”

Mendadak, dunia terasa berhenti sejenak. Bibir yang tadi gemetar mulai mengendur. Mata yang penuh keresahan menatap dengan harapan baru.

“Saya pastikan, Bapak-Ibu tetap bisa bekerja,” lanjutnya.

Di antara riuh rendah suasana, janji itu meluncur. Tepat sasaran. Masuk ke dalam hati mereka yang hampir runtuh.

“Tapi bagaimana bisa?”

Mantan Bupati Mempawah itu tahu bahwa aturan dari pusat seperti palu godam. Sekali diketuk, tamat sudah. Tapi ia tidak mau menyerah begitu saja. Ia memutuskan mengambil langkah berani, langkah yang mungkin akan membuatnya dihujani teguran, mungkin juga sanksi.

Gaji mereka akan tetap dibayarkan. Dari mana? Dari dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Karena jika semua guru honorer ini benar-benar dihentikan, siapa yang akan mengajar ribuan anak-anak di Kalbar? Apakah negara sudah menyiapkan pengganti? Apakah pendidikan harus dikorbankan demi aturan yang kaku?

Norsan tidak ingin mengambil risiko itu.

“Saya mengambil diskresi dalam hal ini. Artinya, jika nanti pemerintah pusat menyalahkan, saya yang akan bertanggung jawab.”

Sebuah deklarasi yang tidak main-main. Apakah ia baru saja melemparkan dirinya ke dalam kobaran api? Mungkin. Tapi seorang pemimpin, katanya, harus siap menjadi perisai.

Hari ini, di hadapan ratusan guru honorer yang nyaris kehilangan masa depan, ia berdiri sebagai benteng terakhir mereka.

#camanewak

Bagikan ini:

  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
  • Klik untuk berbagi di X(Membuka di jendela yang baru) X
  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
  • Klik untuk mengirimkan email tautan ke teman(Membuka di jendela yang baru) Surat elektronik
  • Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
TAGGED:GubernurTenaga Honorer
Share This Article
Facebook Whatsapp Whatsapp Telegram Copy Link

Terpopuler Bulan Ini

Isak Tangis Iringi Eksekusi Lahan di Kecamatan Segedong, Warisan Digugat, Rumah Tergusur, Warga Teriakan Ketidakadilan

26/06/2025
Dari Desa ke Panggung Provinsi, Semangat Juang Siswa SDN 04 Tayan Hilir Tembus Kejuaraan Taekwondo Kalbar
17/06/2025
Media FC Perkasa di Liga Mini Soccer U-35 AMC Sungai Pinyuh, Dua Mantan Sochenk FC Jadi Penentu Kemenangan
30/06/2025
Proyek Jalan Nasional Rp 146,9 Miliar di Mempawah Jadi Sorotan, Ketua Kadin : Mestinya Dikerjakan Secara Profesional
09/07/2025
Prestasi Atlet Mempawah Tak Seiring Dukungan, Berjuang Tanpa Dana, Berlaga Tanpa Apresiasi
05/07/2025

Berita Menarik Lainnya

Riza Chalid “The Gasoline Godfather” Tersangka, Akhirnya Indonesia Berani

11/07/2025

Mengenal Sumastro, Sekda yang Baru Saja Dijebloskan ke Penjara

10/07/2025

Benarkah Malaysia Mengklaim Tarian Rayyan di Ujung Perahu?

08/07/2025

Dahlan Iskan Kembali Jadi Tersangka

08/07/2025

PT. DIMAS GENTA MEDIA
Kompleks Keraton Surya Negara, Jalan Pangeran Mas, No :1, Kel Ilir Kota, Sanggau, Kalbar

0812-5012-1216

Terkait

  • Redaksi
  • Kode Etik
  • Kebijakan Privasi
  • Redaksi
  • Kode Etik
  • Kebijakan Privasi

Regional

  • Kapuas Hulu
  • Kayong Utara
  • Ketapang
  • Kubu Raya
  • Landak
  • Melawi
  • Mempawah
  • Pontianak
  • Sambas
  • Sanggau
  • Sekadau
  • Singkawang
  • Sintang
  • Kapuas Hulu
  • Kayong Utara
  • Ketapang
  • Kubu Raya
  • Landak
  • Melawi
  • Mempawah
  • Pontianak
  • Sambas
  • Sanggau
  • Sekadau
  • Singkawang
  • Sintang