Radar KalbarRadar Kalbar
  • Home
  • Indeks
  • Kalbar
  • Nasional
  • Peristiwa
  • Politik
  • Ragam
  • Lainnya
    • Hukum
    • Olah Raga
    • Gaya Hidup
    • Bisnis
    • Figur
    • Tekno
    • Entertainment
Radar KalbarRadar Kalbar
  • Kapuas Hulu
  • Kayong Utara
  • Ketapang
  • Kubu Raya
  • Landak
  • Melawi
  • Mempawah
  • Pontianak
  • Sambas
  • Sanggau
  • Sekadau
  • Singkawang
  • Sintang
Pencarian
  • Home
  • Indeks
  • Kalbar
  • Nasional
  • Peristiwa
  • Politik
  • Ragam
  • Hukum
  • Olah Raga
  • Gaya Hidup
  • Bisnis
  • Figur
  • Tekno
  • Entertainment
Radar Kalbar > Indeks > Opini > Sastra, Kritik, dan Keseimbangan Kosmik
Opini

Sastra, Kritik, dan Keseimbangan Kosmik

Last updated: 22/12/2024 18:23
22/12/2024
Opini
Share

Oleh : Rosadi Jamani [ Ketua Satupena Kalimantan Barat ]

TAHUN BARU, waktu yang katanya pas buat refleksi. Refleksi apa? Gaya rambut? Bukan, ini refleksi tulisan.

Iya, tulisan saya, yang kadang lebih ramai dari pasar malam, tapi kadang juga lebih sepi dari toko kelontong habis hujan.

Sambil menikmati bubur ayam Seniman di Jalan Uray Bawadi Pontianak, saya ingin merefleksi tulisan-tulisan saya selama ini. Simak ya, wak!

Sastra itu begini, kadang berjiwa tinggi, kadang berjiwa kerasukan. Lihat pantun, misalnya. “Buah mangga di tepi jalan, dimakan monyet jatuh ke parit.

Raja salah, rakyat diam, kritik terbungkus bahasa halus.” Dulu, pantun itu alat kritik. Sekarang? Banyak pantun cuma dipakai buat ngode gebetan. Ealah, sastra jatuh cinta kelas RT.

Cerpen beda lagi. Saya sering buat cerpen ala Wak Dalek dan Wan Dolah, pensiunan bijak yang sering nyinyir soal politik sambil ngopi. Nama-nama mereka imajiner, tapi obrolannya lebih nyata dari kasus uang palsu sampai kasus CSR BI.

Kritik sosial lewat cerpen itu nikmat, seperti ngasih sambal pedas ke orang yang nggak sadar dia butuh.

Masalahnya, dunia digital ini rakus aktualitas. Orang lebih suka berita, judulnya bombastis, isinya kadang cuma angin.

Sastra? Ah, sering dianggap camilan mewah, padahal dia adalah nasi yang bisa bikin kenyang pikiran. Tapi, siapa sangka, tulisan-tulisan sastra saya punya pembaca setia.

Puluhan ribu, ratusan ribu, bahkan sejuta lebih. Akun TikTok saya, @bangros20, udah hampir 7 ribu followers (jadi malu, dikit soalnya). Ternyata, di balik wacana “sastra itu kuno”, masih banyak yang menikmati.

Sastra itu adab, warisan leluhur. Kritik sosial lewat puisi, pantun, syair, atau cerpen bukan sekadar seni, tapi cara menjaga kewarasan. Kita ini bangsa yang besar, tapi kadang akhlak kita kecil. Sastra itu lentera, penerang jalan. Kalau bisa kritik pakai bahasa halus, kenapa harus pakai batu?

Jelang tahun baru di balik tulisan saya. Mari kita terus berkarya, menyentil, dan menyentuh. Karena kata-kata, kalau digunakan dengan benar, bisa jadi obat bagi bangsa yang sakit, atau sekadar senjata lucu untuk menertawakan kesalahan bersama.

Selamat tahun baru, teman-teman. Mari hidupkan sastra, karena kalau bukan kita, siapa lagi? Kalau bukan sekarang, kapan lagi?

#camanewak

Bagikan ini:

  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
  • Klik untuk berbagi di X(Membuka di jendela yang baru) X
  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
  • Klik untuk mengirimkan email tautan ke teman(Membuka di jendela yang baru) Surat elektronik
  • Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
TAGGED:KosmikKritikSastra
Share This Article
Facebook Whatsapp Whatsapp Telegram Copy Link

Terpopuler Bulan Ini

Isak Tangis Iringi Eksekusi Lahan di Kecamatan Segedong, Warisan Digugat, Rumah Tergusur, Warga Teriakan Ketidakadilan

26/06/2025
BREAKING NEWS : Mobil Pengangkut Uang Seruduk Kerumunan di Pasar Sungai Bakau Kecil, Sejumlah Warga Menderita Luka
18 jam lalu
Media FC Perkasa di Liga Mini Soccer U-35 AMC Sungai Pinyuh, Dua Mantan Sochenk FC Jadi Penentu Kemenangan
30/06/2025
Proyek Jalan Nasional Rp 146,9 Miliar di Mempawah Jadi Sorotan, Ketua Kadin : Mestinya Dikerjakan Secara Profesional
09/07/2025
Prestasi Atlet Mempawah Tak Seiring Dukungan, Berjuang Tanpa Dana, Berlaga Tanpa Apresiasi
05/07/2025

Berita Menarik Lainnya

Dahlan Iskan dan Saham Rp 89 Miliar

16/07/2025

Brunei Dibantai 8-0, Raven Gacor Cetak Enam Gol

21 jam lalu

Selama NKRI Penduduknya Masih Mayoritas Islam, Maka Sektor Kehidupan Dipersulit, Hidup Serba Susah

15/07/2025

Terjun Lubuak Rantiang: Keindahan Alam, Misteri, dan Warisan Budaya yang Tersembunyi di Ranah Minang

14/07/2025

PT. DIMAS GENTA MEDIA
Kompleks Keraton Surya Negara, Jalan Pangeran Mas, No :1, Kel Ilir Kota, Sanggau, Kalbar

0812-5012-1216

Terkait

  • Redaksi
  • Kode Etik
  • Kebijakan Privasi
  • Redaksi
  • Kode Etik
  • Kebijakan Privasi

Regional

  • Kapuas Hulu
  • Kayong Utara
  • Ketapang
  • Kubu Raya
  • Landak
  • Melawi
  • Mempawah
  • Pontianak
  • Sambas
  • Sanggau
  • Sekadau
  • Singkawang
  • Sintang
  • Kapuas Hulu
  • Kayong Utara
  • Ketapang
  • Kubu Raya
  • Landak
  • Melawi
  • Mempawah
  • Pontianak
  • Sambas
  • Sanggau
  • Sekadau
  • Singkawang
  • Sintang