Radar KalbarRadar Kalbar
  • Home
  • Indeks
  • Kalbar
  • Nasional
  • Peristiwa
  • Politik
  • Ragam
  • Lainnya
    • Hukum
    • Olah Raga
    • Gaya Hidup
    • Bisnis
    • Figur
    • Tekno
    • Entertainment
Radar KalbarRadar Kalbar
  • Kapuas Hulu
  • Kayong Utara
  • Ketapang
  • Kubu Raya
  • Landak
  • Melawi
  • Mempawah
  • Pontianak
  • Sambas
  • Sanggau
  • Sekadau
  • Singkawang
  • Sintang
Pencarian
  • Home
  • Indeks
  • Kalbar
  • Nasional
  • Peristiwa
  • Politik
  • Ragam
  • Hukum
  • Olah Raga
  • Gaya Hidup
  • Bisnis
  • Figur
  • Tekno
  • Entertainment
Radar Kalbar > Indeks > Opini > Cerpen “Panggung Takdir di Negeri Sentibar”
Opini

Cerpen “Panggung Takdir di Negeri Sentibar”

Last updated: 29/11/2024 08:20
29/11/2024
Opini
Share

Oleh : Rosadi Jamani [Ketua Satupena Kalimantan Barat]

DI SEBUAH AULA KECIL, cahaya lampu gantung menyilaukan, menggantungkan mimpi-mimpi yang tak semua orang bisa capai. Di bawahnya, tiga keluarga duduk.

Tiga keluarga dengan nasib berbeda, duduk dalam senyap penuh arti. Ketiga pasangan itu baru saja mengikuti Pilkada di Provinsi Sentibar, negeri di garis khatulistiwa.

Pasangan suami istri, Hersan dan Ruslina. Hersan baru saja mengikuti Pilgub Sentibar. Sedangkan Ruslina mengikuti Pilkada Mensemah. Pasutri ini sama-sama menang.

“Ma, kita menang,” bisik Hersan, suaranya serak penuh keharuan.

Ruslina tak menjawab. Matanya berkaca, tangannya gemetar menggenggam secarik kertas hasil Pilkada. Ia mendesah panjang.

“Orang-orang bilang kita ambisius, Pa. Suami gubernur, istri bupati. Tapi… aku hanya ingin membuktikan, perempuan juga bisa.”

Hersan tersenyum kecil.
“Kita ini bukan ambisius, Ma. Kita ini nekad. Tapi lihatlah, Provinsi Sentibar akan kita bangun bersama. Kau di Mensemah, aku di sini.

“Ruslina menunduk, lalu mencium tangan suaminya. “Aku takut.”
“Apa yang kau takutkan?” “Takut… ini cuma euforia. Bagaimana kalau kita tak mampu?”

“Jangan khawatir. Kalau gagal, kita punya satu sama lain. Selama kita satu tim, tak ada yang tak mungkin.”
Mereka berpelukan. Bahagia.

Di sudut lain, pasangan Nuda Irawan dan Rosalini juga terlibat obrolan. Nuda baru saja mengikuti Pilgub Sentibar. Sedangkan istrinya mengikuti Pilkada Ulu Raya.

Nuda menghela napas panjang. Di depannya, Rosalini menggenggam sebatang pena, mengetuk-ngetukkannya ke meja.

“Kenapa kita kalah, Bang?” tanyanya lirih.
“Karena tak semua perjuangan berakhir dengan kemenangan, Ros.

Mungkin ini waktunya kita belajar dari kekalahan,” jawab Nuda, tanpa menatap istrinya.

“Aku tak butuh belajar, Bang. Aku butuh menang!” Rosalini meledak, membanting pena hingga terpecah.

Nuda menggeleng. “Lihatlah mereka, Hersan dan Ruslina. Mereka menang karena solid. Kau tahu apa masalah kita, Ros?”
“Apa?”

“Kau sibuk mencari musuh, aku sibuk mencari celah. Kita lupa tujuan.”
Rosalini terdiam.

Air mata mulai menetes. “Aku ingin membahagiakanmu, Bang. Aku hanya ingin kita jadi pasangan hebat.”

“Kita sudah hebat, Ros. Hanya saja, tak semua kehebatan harus diumumkan lewat kursi kekuasaan. Kita masih punya waktu untuk membangun apa yang kita bisa, di luar panggung ini.”

Rosalini tersedu. Nuda menggenggam tangannya. Kekalahan tak berarti akhir segalanya.

Masih di aula itu, juga ada dua bersaudara sedang meratapi nasibnya. Sumarji dan Mulyono. Sumarji baru saja mengikuti Pilgub Sentibar. Sedangkan Mulyono mengikuti Pilwako Buntianak. Dua bersaudara ini sama-sama kalah.

Sumarji, pria paruh baya dengan kumis tebal, duduk memandangi adiknya, Mulyono. Di antara mereka ada dua gelas kopi yang sudah dingin.
“Bang, kita gagal.” Mulyono akhirnya membuka suara.

Malam itu, aula kecil itu menjadi saksi. Kebahagiaan, kekalahan, dan introspeksi bersanding seperti pelangi dalam hujan. Bagi Hersan dan Ruslina, panggung adalah awal.

Bagi Nuda dan Rosalini, panggung adalah pelajaran. Bagi Sumarji dan Mulyono, panggung adalah pengingat bahwa kemenangan terbesar adalah menemukan diri sendiri.

#camanewak

Bagikan ini:

  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
  • Klik untuk berbagi di X(Membuka di jendela yang baru) X
  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
  • Klik untuk mengirimkan email tautan ke teman(Membuka di jendela yang baru) Surat elektronik
  • Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
TAGGED:KalbarKetua SatupenaRosadi Jamani
Share This Article
Facebook Whatsapp Whatsapp Telegram Copy Link

Terpopuler Bulan Ini

Selebgram Oca Fahira Meninggal Akibat Kecelakaan Lalu Lintas di Sungai Pinyuh

30/09/2025
Laskar Cinta Jokowi Minta Menkeu Purbaya Dipecat
16/10/2025
Pengedar Sabu di Balai Karangan Diciduk, 10 Paket Siap Edar Disita
12/10/2025
Langkah Twity ke Yogyakarta, Putri Kades Hilir Balai Menembus Panggung Nasional
23/10/2025
Drama Rekayasa Begal di Ketapang, Polisi Bongkar Kebohongan di Balik Laporan Palsu
09/10/2025

Berita Menarik Lainnya

Tundang Terakhir Seorang Maestro, Kalbar Berduka

14 jam lalu

Tantangan PWI Dalam Menjaga Kedaulatan Informasi

25/10/2025

Aktivis Berkuasa, Ketika Perlawanan Menjelma Jadi Kekuasaan Baru

24/10/2025

Kejagung Keluarkan Alasan Lagi Belum Bisa Menangkap Silfester

24/10/2025

PT. DIMAS GENTA MEDIA
Kompleks Keraton Surya Negara, Jalan Pangeran Mas, No :1, Kel Ilir Kota, Sanggau, Kalbar

0812-5012-1216

Terkait

  • Redaksi
  • Kode Etik
  • Kebijakan Privasi
  • Redaksi
  • Kode Etik
  • Kebijakan Privasi

Regional

  • Kapuas Hulu
  • Kayong Utara
  • Ketapang
  • Kubu Raya
  • Landak
  • Melawi
  • Mempawah
  • Pontianak
  • Sambas
  • Sanggau
  • Sekadau
  • Singkawang
  • Sintang
  • Kapuas Hulu
  • Kayong Utara
  • Ketapang
  • Kubu Raya
  • Landak
  • Melawi
  • Mempawah
  • Pontianak
  • Sambas
  • Sanggau
  • Sekadau
  • Singkawang
  • Sintang