FOTO : Tersangka HA saat melaksanakan rekonstruksi penganiayaan terhadap ibu kandungnya hingga meninggal [ist]
Doni – radarkalbar.com
SEKADAU – Sedikitnya 13 adegan diperagakan oleh tersangka HA (43) saat rekonstruksi kasus tindak pidana penganiayaan yang mengakibatkan meninggal ibu kandungnya, berinisial YR (77).
Rekonstruksi ini berlangsung di Aula Bhayangkara Patriatama Polres Sekadau, pada Kamis (15/8/2024).
Rangkaian rekonstruksi ini diperagakan sendiri oleh tersangka HA.
Kapolres Sekadau AKBP I Nyoman Sudama, melalui Kasat Reskrim Polres Sekadau, Iptu Kuswiyanto, mengungkapkan rekonstruksi ini memperagakan 13 adegan yang menggambarkan kronologi kejadian sebelum korban meninggal dunia.
“Dalam rekonstruksi ini, kami memperagakan 13 adegan yang menunjukkan bagaimana kejadian berlangsung,” ujarnya.
Salah satu adegan yang diperagakan adalah saat tersangka menendang pintu kamar ibunya sebanyak tiga kali. Setelah pintu terbuka, korban ditemukan terbaring di depan pintu dengan darah segar mengalir dari hidung dan mulutnya, dalam kondisi tidak sadarkan diri.
Melihat kondisi ibunya, tersangka segera menggendong dan membaringkannya di atas tempat tidur. Dalam upaya membangunkan korban, tersangka menampar kedua pipi ibunya secara bersamaan, namun korban tetap tidak sadarkan diri.
Pada saat itu, sepupu tersangka, T, datang dan langsung memasuki kamar. Ia melihat tersangka sedang menampar pipi korban, dan bertanya, “Jung, apa yang terjadi dengan ibumu?”
Tersangka menjawab, “Ibu pingsan,” jawab tersangka HA.
Lantas, T kemudian memeluk tersangka dan mencoba membawanya keluar dari kamar sambil bertanya lagi.
“Kenapa kamu memperlakukan ibumu seperti itu,” tanya T.
Tersangka yang tidak memberikan jawaban, meronta dari pelukan sepupunya, kemudian berlari kembali ke kamar dan memukul pelipis mata sebelah kiri korban yang masih terbaring.
Korban sempat dibawa ke RSUD Sekadau untuk mendapatkan perawatan, namun nyawanya tidak tertolong dan dinyatakan meninggal dunia di rumah sakit.
Diketahui, peristiwa tragis ini terjadi pada Rabu, 5 Juni 2024. Pada hari yang sama, pelaku langsung diamankan oleh pihak kepolisian. Diketahui bahwa saat kejadian, tersangka berada di bawah pengaruh minuman keras.
Sementara, Jaksa Penuntut Umum (JPU) dari Kejari Sekadau, Ikhwan Ikhsan, yang turut hadir dalam rekonstruksi, menjelaskan kehadirannya bertujuan untuk memperjelas dan memberikan gambaran mengenai tindakan tersangka.
Ia juga menyebutkan bahwa penyidik telah menyerahkan berkas tahap I, namun masih ditemukan beberapa kekurangan dalam rangkaian peristiwa tersebut.
“Oleh karena itu, rekonstruksi ini diperlukan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih jelas mengenai tahapan-tahapan yang dilakukan tersangka hingga menyebabkan korban meninggal dunia,” tegasnya.