Tak Mendapatkan Penanganan Dokter Selama 11 Hari, Warga Pasir Panjang Meninggal di RS Dr Rubini


FOTO : Persiapan pemakaman Sahri warga Pasir Panjang [Hendy Pratama]

Hendy Pratama – radarkalbar.com

MEMPAWAH – Sahri warga RT 021/ 006 Dusun Kedaong, Desa Sungai Bakau Kecil, Kecamatan Mempawah Timur akhirnya meninggal dunia di Rumah Sakit (RS) Dr. Rubini. Selasa (25/6/2024).

Pasien ini, sempat menjalani perawatan di RS Dr. Rubini tersebut selama 11 hari.

Namun, keluarga pasien hingga kini menyayangkan, selama 11 hari menjalani perawatan di rumah sakit tersebut.

Tidak pernah mendapatkan perawatan dari dokter spesialis. Dan hanya berada di ruang rawat inap saja.

Menurut Beni anak almahrum Sahri kepada awak media ini menceritakan, ayahnya mengalami pembengkakan di perut. Kondisinya sangat buruk dan keluarga berinisiatif untuk dibawa masuk ke RS Dr Rubini Mempawah melalui program BPJS pada Sabtu (15/6/2024) sekitar pukul 18:30 WIB malam.

“Saat tiba di IGD rumah sakit itu, ayah saya ditangani dengan baik diperiksa diobati dan dipasang infus oleh perawat. Namun tak ada dokter spesialis yang menangani. Dan kami pun bertanya kapan dokternya ada, lalu dijawab dokternya akan ada pada Rabu (19/6/2024). Kemudian, kami harus menunggu kehadiran dokter selama 5 hari. Lalu, ayah saya pun mendapatkan ruang rawat inap sambil menunggu kehadiran dokter spesialis,” cerita Beni.

Kemudian kata Beni, setibanya ditanggal yang dijanjikan perawat itu, dirinya kembali bertanya, karena sangat berharap adanya dokter yang dapat menangani penyakit ayahnya. Karena terlihat sudah semakin sakit karena hanya ditangani dengan pemasangan infus.

Tetapi sambung Beni, sangat disesalkan dokter yang diharapkan kehadiranya tak juga kunjung tiba. Merasa cemas akan kondisi ayahnya, yang semakin memburuk. Dirinya, kembali bertanya. Tapi, kembali mendapatkan jawaban bahawa dokter sedang cuti hingga ditanggal 21 Juni 2024. Kemudian, dokter akan masuk ke RS pada Senin (23/6/2024).

“Kami tetap menunggu, setibanya hari Senin (23/6/2024) sangat disayangkan dokter juga tak ada di RS Dr Rubini Mempawah. Dan kondisi ayah saya semakin memburuk, kami berharap ada kebijakan. Dan penanganan lanjut jika dokter tak ada di RS Rubini Mempawah agar bisa dirujuk ke rumah sakit yang lebih layak serta siap dengan dokter dokternya,” bebernya.

Ditambahkan Beni, mereka mendapatkan jawaban seakan diabaikan. Dan tak peduli dengan keadaan yang semakin memburuk pengobatan ayahnya yang hanya mengandalkan suplay air infus.

“Hingga pada akhirnya hukum Allah itu pun tiba. Ayah saya akhirnya meninggal dunia pada Selasa (25/6/2024) sekitar pukul 10:00 WIB. Kami ikhlas dengan meninggalnya ayah saya. Tapi bentuk ikhtiar yang kami lakukan seakan sia-sia, lantaran pengobatan dan pelayanan di RS Rubini Mempawah sangatlah tidak maksimal dan jauh dari harapan,” tuturnya.

Mencermati hal itu, nama besar rumah sakit Dr Rubini Mempawah yang dipuji Presiden Jokowi ternyata hanya isapan jempol belaka, pelayanananya ternyata seperti ini sangat tidak memuaskan.

“Ini rumah sakit atau penyiksaan pasien menuju kematian secara perlahan,”ucapnya.

“Saya hanya bisa berharap pandangan stigma negatif terkait pelayanan Rs Dr Rubini Mempawah ini bisa berubah agar benar benar maksimal. Walaupun pihak keluarga kami juga mengalami hal yang tak diharapkan, dokter selalu tak berada di tempat,” sambungnya.

Sementara sampai berita ini diturunkan awak media masih berupaya untuk mendapatkan jawaban dan klarifikasi dari pihak RS Dr Rubini Mempawah.


Like it? Share with your friends!