Radar KalbarRadar Kalbar
  • Home
  • Indeks
  • Kalbar
  • Nasional
  • Peristiwa
  • Politik
  • Ragam
  • Lainnya
    • Hukum
    • Olah Raga
    • Gaya Hidup
    • Bisnis
    • Figur
    • Tekno
    • Entertainment
Radar KalbarRadar Kalbar
  • Kapuas Hulu
  • Kayong Utara
  • Ketapang
  • Kubu Raya
  • Landak
  • Melawi
  • Mempawah
  • Pontianak
  • Sambas
  • Sanggau
  • Sekadau
  • Singkawang
  • Sintang
Pencarian
  • Home
  • Indeks
  • Kalbar
  • Nasional
  • Peristiwa
  • Politik
  • Ragam
  • Hukum
  • Olah Raga
  • Gaya Hidup
  • Bisnis
  • Figur
  • Tekno
  • Entertainment
Radar Kalbar > Indeks > News > Demi Persatuan, Prosesi Adat Kulanuwun Diikuti Ratusan Mahasiswa Asal Luar Jawa
News

Demi Persatuan, Prosesi Adat Kulanuwun Diikuti Ratusan Mahasiswa Asal Luar Jawa

Last updated: 25/10/2019 21:13
25/10/2019
News
Share

Solo, radar-kalbar.com –
Sekitar 500 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Surakarta, mengikuti prosesi adat penyambutan yang diadakan Putra Ibu Pertiwi (PIP).

Prosesi penyambutan itu bekerja sama dengan Pemerintah Kota Surakarta dan Keraton Surakarta Hadiningrat.

Wakil Walikota Surakarta H Purnomo membacakan sambutan Walikota Surakarta FX Hadi Rudyatmo, Kamis malam (24/10/2019) di Pendapa Ageng Balaikota Surakarta memberikan apresiasi kepada panitia penyelenggara yang telah mengadakan kegiatan prosesi adat kulanuwun Solo yang dikemas dalam kegiatan seni budaya sebagai wujud nguri-uri kabudayan.

“Ini menunjukkan sebagai semangat toleransi dalam keberagaman menciptakan Solo yang aman, kondusif dan cerminan kota Budaya,” ujarnya.

Acara yang dipandu Asep Oen ini, berlangsung semarak dan meriah. Peserta menyanyikan lagu kulanuwun, dan dijawab Wakil Wali Kota Solo Purnomo: “Monggo, selamat datang di kota Solo.” Dilanjutkan ritual naik tangga masuk rumah, sebuah tradisi Lio Ja di Ende Flores NTT.

Peserta masuk pendapa, menyanyikan lagu Indonesia Raya dipimpin Anggi Wulansari dari Kalimantan Barat.

Gress Raja, selaku perwakilan orang tua mahasiswa kulanuwun, melakukan penyerahan dan sharing pesan bijak anak perantau oleh Teri Iba (Papua), Anggi Wulansari (Dayak), dan Alif (Aceh).
Setelah diterima oleh Purnomo, dilanjutkan pemakaian baju Lurik kepada 30 perwakilan putra dan putri, oleh wakil walikota dan sesepuh, kemudian dihibur tari Gambyong.

Penyerahan ujung bendera 1000 meter dari Purnomo kepada Debora (Papua) dan Nadila (Sumatra Barat).
Flashmob dan penyegaran Sumpah Pemuda dipandegani Ki Ajar Ana.

Saat kirab Wayang Semar Sang Pamomong berada di paling depan, Punakawan, pembawa bendera diapit 30 peserta berpakaian adat lengkap menuju Keraton Surakarta.

Wayang Semar karya Margono Prasetyo Ssn, dengan Tinggi 5,8 meter, lebar 3,8 meter, dari Komunitas Budaya Sanggar Wayang Gogon Surakarta.

Di Keraton Surakarta diterima KGPH Dipokusumo, dilanjutkan pemakaian simbolis samir dan blangkon kepada peserta kulanuwun Solo. Mereka pun masuk keraton, dan mendapat wejangan dari KGPH Dipokusumo.

Acara juga dihibur Karawitan dari Paspena SMPK Bharata, salah satunya menyayikan lagu Ayo Ngguyu yang membuat peserta heboh, turut menyanyi bersama, sehingga suasana pun menjadi semarak.

Ketua Panitia Drs Bambang Sudarsono SH, menjelaskan Kulanuwun Solo sebagai sebuah sumbangan bekal psikologis dan spiritual bagi mahasiswa baru dari luar tradisi Jawa yang akan tinggal di Solo, agar lebih mudah mengenal dan bersosialisasi dengan tradisi Solo, selama belajar dan bekerja di Jawa, sanggup menerima Solo seperti “rumahnya“ sendiri.

“Sarana memelihara spirit persatuan Indonesia dalam sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 Bertanah Air Satu Tanah Air Indonesia,” kata Bambang Sudarsono.

Ibu Oeke, salah satu anggota PIP mengungkapkan event Kulanuwun Solo sungguh membanggakan, inspiratif, mengharukan dan mengesankan! Telah menyatukan hati banyak orang.

“Selain itu bikin senam jantung, sebab bendera sepanjang 1.000 meter sempat memacetkan jalanan Solo. Bersyukur, semua acara berjalan lancar,” ucap pengusaha Solo ini.

Gress Raja, Ketua Putra Ibu Pertiwi menyatakan Kulanuwun untuk turut mengangkat citra kota sebagai rumah adat, rumah budaya.

“Bisa membantu adik-adik secara psikologi merasa diterima dalam budaya Jawa. Kalau kita berkenalan, merasa diterima, kita bisa belajar Bahasa Jawa, belajar nilai-nilai positif tentang hidup. Putra Ibu Pertiwi (PIP) berdiri sejak 1998, pasca reformasi. Kita buat ini lembaga fokusnya: dialog antar pemuka-pemuka agama,” kata Gress.

 

 

 

 

Sumber : Press Release

Bagikan ini:

  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
  • Klik untuk berbagi di X(Membuka di jendela yang baru) X
  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
  • Klik untuk mengirimkan email tautan ke teman(Membuka di jendela yang baru) Surat elektronik
  • Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
Share This Article
Facebook Whatsapp Whatsapp Telegram Copy Link

Terpopuler Bulan Ini

Terpilih Dalam Musdesus, Ronald Yohanes Sinlae Resmi Nakhodai Koperasi Desa Merah Putih Cempedak Tayan Hilir

31/05/2025
Kamiriluddin Desak PT KAL dan Pemerintah Bersikap, Ratusan Pekerja di Kayong Utara Dibayangi Ketidakpastian
21/05/2025
Dari Desa ke Panggung Provinsi, Semangat Juang Siswa SDN 04 Tayan Hilir Tembus Kejuaraan Taekwondo Kalbar
17/06/2025
Menanti Terang di Ujung Kampung, 60 KK di Lingkungan RT : 02 Mayak Engkare Cempedak Tayan Hilir Masih Hidup dalam Gelap
29/05/2025
Bawa 1 Kg Sabu, Seorang Pria Asal Tayan Dibekuk Tim Satresnarkoba Polresta Pontianak
31/05/2025

Berita Menarik Lainnya

Deputi Penasehat Presiden Berkunjung ke Kantor Pusat SMSI

24/01/2025

Truk Lepas Kendali dan Terjun Bebas ke Jurang, 2 Meninggal, Seorang Luka Serius

19/01/2025

Hujan Tinggi, Jalan Licin dan Direndam Banjir, Polres Kubu Raya Sampaikan Himbauan

12/12/2024

Tim Unit Reskrim Polsek Sungai Raya Tangkap Pelaku Pencurian di Pergudangan Parit Baru

19/11/2024

PT. DIMAS GENTA MEDIA
Kompleks Keraton Surya Negara, Jalan Pangeran Mas, No :1, Kel Ilir Kota, Sanggau, Kalbar

0812-5012-1216

Terkait

  • Redaksi
  • Kode Etik
  • Kebijakan Privasi
  • Redaksi
  • Kode Etik
  • Kebijakan Privasi

Regional

  • Kapuas Hulu
  • Kayong Utara
  • Ketapang
  • Kubu Raya
  • Landak
  • Melawi
  • Mempawah
  • Pontianak
  • Sambas
  • Sanggau
  • Sekadau
  • Singkawang
  • Sintang
  • Kapuas Hulu
  • Kayong Utara
  • Ketapang
  • Kubu Raya
  • Landak
  • Melawi
  • Mempawah
  • Pontianak
  • Sambas
  • Sanggau
  • Sekadau
  • Singkawang
  • Sintang