Demi Persatuan, Prosesi Adat Kulanuwun Diikuti Ratusan Mahasiswa Asal Luar Jawa


Solo, radar-kalbar.com –
Sekitar 500 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Surakarta, mengikuti prosesi adat penyambutan yang diadakan Putra Ibu Pertiwi (PIP).

Prosesi penyambutan itu bekerja sama dengan Pemerintah Kota Surakarta dan Keraton Surakarta Hadiningrat.

Wakil Walikota Surakarta H Purnomo membacakan sambutan Walikota Surakarta FX Hadi Rudyatmo, Kamis malam (24/10/2019) di Pendapa Ageng Balaikota Surakarta memberikan apresiasi kepada panitia penyelenggara yang telah mengadakan kegiatan prosesi adat kulanuwun Solo yang dikemas dalam kegiatan seni budaya sebagai wujud nguri-uri kabudayan.

“Ini menunjukkan sebagai semangat toleransi dalam keberagaman menciptakan Solo yang aman, kondusif dan cerminan kota Budaya,” ujarnya.

Acara yang dipandu Asep Oen ini, berlangsung semarak dan meriah. Peserta menyanyikan lagu kulanuwun, dan dijawab Wakil Wali Kota Solo Purnomo: “Monggo, selamat datang di kota Solo.” Dilanjutkan ritual naik tangga masuk rumah, sebuah tradisi Lio Ja di Ende Flores NTT.

Peserta masuk pendapa, menyanyikan lagu Indonesia Raya dipimpin Anggi Wulansari dari Kalimantan Barat.

Gress Raja, selaku perwakilan orang tua mahasiswa kulanuwun, melakukan penyerahan dan sharing pesan bijak anak perantau oleh Teri Iba (Papua), Anggi Wulansari (Dayak), dan Alif (Aceh).
Setelah diterima oleh Purnomo, dilanjutkan pemakaian baju Lurik kepada 30 perwakilan putra dan putri, oleh wakil walikota dan sesepuh, kemudian dihibur tari Gambyong.

Penyerahan ujung bendera 1000 meter dari Purnomo kepada Debora (Papua) dan Nadila (Sumatra Barat).
Flashmob dan penyegaran Sumpah Pemuda dipandegani Ki Ajar Ana.

Saat kirab Wayang Semar Sang Pamomong berada di paling depan, Punakawan, pembawa bendera diapit 30 peserta berpakaian adat lengkap menuju Keraton Surakarta.

Wayang Semar karya Margono Prasetyo Ssn, dengan Tinggi 5,8 meter, lebar 3,8 meter, dari Komunitas Budaya Sanggar Wayang Gogon Surakarta.

Di Keraton Surakarta diterima KGPH Dipokusumo, dilanjutkan pemakaian simbolis samir dan blangkon kepada peserta kulanuwun Solo. Mereka pun masuk keraton, dan mendapat wejangan dari KGPH Dipokusumo.

Acara juga dihibur Karawitan dari Paspena SMPK Bharata, salah satunya menyayikan lagu Ayo Ngguyu yang membuat peserta heboh, turut menyanyi bersama, sehingga suasana pun menjadi semarak.

Ketua Panitia Drs Bambang Sudarsono SH, menjelaskan Kulanuwun Solo sebagai sebuah sumbangan bekal psikologis dan spiritual bagi mahasiswa baru dari luar tradisi Jawa yang akan tinggal di Solo, agar lebih mudah mengenal dan bersosialisasi dengan tradisi Solo, selama belajar dan bekerja di Jawa, sanggup menerima Solo seperti “rumahnya“ sendiri.

“Sarana memelihara spirit persatuan Indonesia dalam sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 Bertanah Air Satu Tanah Air Indonesia,” kata Bambang Sudarsono.

Ibu Oeke, salah satu anggota PIP mengungkapkan event Kulanuwun Solo sungguh membanggakan, inspiratif, mengharukan dan mengesankan! Telah menyatukan hati banyak orang.

“Selain itu bikin senam jantung, sebab bendera sepanjang 1.000 meter sempat memacetkan jalanan Solo. Bersyukur, semua acara berjalan lancar,” ucap pengusaha Solo ini.

Gress Raja, Ketua Putra Ibu Pertiwi menyatakan Kulanuwun untuk turut mengangkat citra kota sebagai rumah adat, rumah budaya.

“Bisa membantu adik-adik secara psikologi merasa diterima dalam budaya Jawa. Kalau kita berkenalan, merasa diterima, kita bisa belajar Bahasa Jawa, belajar nilai-nilai positif tentang hidup. Putra Ibu Pertiwi (PIP) berdiri sejak 1998, pasca reformasi. Kita buat ini lembaga fokusnya: dialog antar pemuka-pemuka agama,” kata Gress.

 

 

 

 

Sumber : Press Release


Like it? Share with your friends!