PONTIANAK – Satuan Polhut Reaksi Cepat (SPORC) Brigade Bekantan Balai Gakkum KLHK Kalimantan Seksi Wilayah III Pontianak, bersama Korwas PPNS Ditreskrimsus Polda Kalbar, Selasa (22/05/18) menangkap 2 orang diduga pelaku yang akan memperjualbelikan Sisik Trenggiling (Manis javanica) di depan sebuah Rumah Makan “Alam Raya”, Jalan Raya Sintang – Nanga Pinoh Km 2 Kecamatan Nanga Pinoh, Kabupaten Melawi.
“Hasilnya, PD (25) dan JN (27) pemilik sisik trenggiling ditetapkan sebagai tersangka. Penyidik Balai Gakkum masih akan mengusut dan mengungkap pelaku lainnya yang terlibat,” ungkap Kasi Gakkum, Balai Pengamanan Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BPPHLHK) Wilayah Kalimantan, David Muhammad, dalam keterangan persnya yang diterima akcayanews.com, Kamis (24/05/18).
Menurutnya, Penyidik Balai Gakkum telah menahan pelaku di Rutan Kelas IIa Pontianak dan menyita Barang bukti berupa 9,45 Kg sisik Trenggiling, 1 Unit Motor jenis Honda Supra X KB 4534 JS, 1 buah STNK Motor Honda Supra X, 1 buah Tas merk Polo, 1 Unit Handpone, 1 buku Kas pembukuan berburu Trenggiling.
“PD dan JN sudah ditetapkan sebagai tersangka, berdasarkan dua alat bukti telah melanggar Undang-Undang 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistemnya Pasal 21 Ayat (2) huruf d jo. Pasal 40 ayat (2) dengan ancam hukuman penjara paling lama 5 tahun dan denda paling banyak Rp 100 juta,” ujarnya.
Dijelaskannya, Tim SPORC yang sudah mengintai keberadaan pelaku memutuskan langsung menyergap pelaku. Dari penggeledahan terhadap pelaku, ditemukan 9,45 kg sisik Trenggiling di dalam sebuah Tas Polo warna hitam yang diletakkan pada dug tengah Motor Honda Supra X yang dibawa oleh pelaku PD.
Berdasakan pengakuan PD, bahwa PD dan JN tinggal di daerah Seruan Hulu, Kabupaten Seruan, Kalimantan Tengah, mendapatkan sisik Trenggiling dengan cara berburu satwa Trenggiling di daerahnya, setelah terkumpul PD membawa sisik trenggiling dan akan dijual di Nanga Pinoh.
Sesuai dengan pesanan calon pembeli, PD dan JN telah lama melakukan jual beli sisik trenggiling dan rencananya 9,45 kg sisik Trenggiling tersebut akan dijual seharga Rp3,2 Juta perkilogram kepada BD, pembeli dari Pontianak.
“Saat ini, Penyidik Balai Gakkum masih memburu keberadaan BD yang diduga merupakan jaringan dari sindikat perdagangan sisik Trenggiling di Kalimantan Barat,” pungkasnya. (jon)