Oleh : Rosadi Jamani [ Ketua Satupena Kalimantan Barat ]
SAYA selalu pesimis, bila hasil Pilkada digugat ke MK. Hampir dipastikan ditolak. Namun, kali ini MK memperlihatkan wajah berbeda.
Ada optimisme bagi pejuang demokrasi. Sambil santai, ngopi jelang magrib, kita ulas wajah MK hari ini.
Siapa sangka? MK yang selama ini lebih sering berperan sebagai penonton setia drama politik, tiba-tiba turun ke gelanggang dan mencabut pedang keadilan! Biasanya, mereka cuma berkata dengan suara monoton, “Gugatan ditolak.” Tapi kali ini? MK mengguncang panggung! Pilkada dibatalkan! Kursi kekuasaan ditarik! Ini kejutan sebesar menemukan penjual bakso yang jujur soal ukuran pentolnya!
Bayangkan suasana Banjarbaru. Pasangan Erna Lisa Halaby – Wartono sudah bersiap menyusun mimpi lima tahun ke depan. “Kita menang 100 persen! Semua suara milik kita!” teriak mereka penuh suka cita.
Tapi MK mendadak jadi ibu tiri di sinetron, dengan anggun berkata, “Tidak semudah itu, Ferguso!” Kenapa? Karena lawannya sudah tumbang sebelum bertanding. MK pun turun tangan, memerintahkan pemilihan ulang. Drama ini lebih seru dari sinetron striping!
Di Mahakam Ulu, situasinya tak kalah mendebarkan. Pasangan Owena Mayang Sari Belawan dan Stanislaus Liah sudah di ambang kemenangan, tinggal menunggu mahkota diletakkan di kepala.
Tapi, MK tiba-tiba menyeruak ke dalam cerita dan berteriak, “Potong adegan! Ulang dari awal!” Ya, kemenangan yang sudah digenggam itu lenyap seperti undangan hajatan yang dibawa angin. Mereka harus menunggu episode baru dari kisah politik Mahakam Ulu.
Lalu ada Pilkada Sulawesi Tenggara, tempat di mana seorang calon bupati rupanya ingin main dua kaki. Dia masih berstatus PNS tapi juga ingin duduk di kursi bupati. “Bisa lah, yang penting niat,” mungkin begitu pikirnya.
Tapi MK seperti guru killer di ujian sekolah, mendekati meja dan berkata, “Mana surat pengunduran diri? Oh, nggak ada? Silakan keluar!” Begitu saja, gugatan pun diproses. Birokrasi? Rumit. Hukum? Kejam. Politik? Penuh kejutan.
MK yang biasanya adem ayem, kali ini mengamuk seperti pendekar yang baru keluar dari pertapaan. Ada yang menang tapi tak jadi menang. Ada yang kalah tapi masih punya harapan.
Apakah ini pertanda baru bahwa demokrasi kita benar-benar hidup? Atau hanya tontonan sesaat sebelum kembali ke pola lama? Yang jelas, drama politik Indonesia tetap lebih seru dari duel Red Sparks vs GS Caltex. Jangan ganti channel, karena episode berikutnya pasti lebih menegangkan!
Azan magrib pun berkumandang. Habis itu, kita ngopi lagi, wak. Negeri ini selalu kisah seru untuk menemani kopi hitam tanpa gula.
#camanewak