FOTO : Saat kebakaran sedang terjadi pada rumah milik Ujianto di Dusun Mungguk Kompas, Desa Meliau Hilir, Kecamatan Meliau [ ist ]
redaksi – radarkalbar.com
SANGGAU – Malam Kamis (22/5/2025) itu harusnya tenang, hanya ditemani semilir angin dari aliran Sungai Kapuas.
Namun yang datang justru petaka. Sekitar pukul 20.30 WIB, api tiba-tiba mengamuk, menari liar di antara dinding-dinding kayu yang lapuk oleh usia.
Dalam sekejap, satu rumah warga di Dusun Mungguk Kompas, Desa Meliau Hilir, Kecamatan Meliau, Kabupaten Sanggau, habis dilahap api. Tak tersisa, selain puing hangus dan bau arang yang menggantung di udara.
Rumah itu milik Ujianto (63), seorang warga dari Dusun Sungai Ronggas, Desa Beginjan, Kecamatan Tayan Hilir.
Hari itu ia datang ke rumahnya di Mungguk Kompas, seperti biasa, untuk mengasap ikan. Tak disangka, aktivitas rutinnya justru menjadi awal duka panjang.
Bara sisa pengasapan yang dibiarkan karena rasa lelah dan badan yang tak enak, menjelma menjadi sumber bencana.
“Saya nyalakan api sekitar jam tujuh pagi. Siangnya saya pulang karena merasa tidak enak badan. Minum obat, lalu tidur,” ungkap Ujianto kepada petugas, dengan mata sembab.
“Pas bangun… api sudah besar,” timpalnya.
Dalam kegelapan yang tiba-tiba karena aliran listrik terputus, Frengki (29), warga sekitar, menjadi saksi pertama kobaran api.
Ia mendengar keributan, lalu melihat cahaya oranye menyala dari sisi rumah Ujianto.
Lantas, bersama warga lain, ia mencoba memadamkan api seadanya ember demi ember, air demi air. Namun api terlalu cepat menjalar. Angin dari sungai seolah mempermainkan nyala, menyulut setiap sisi kayu yang ditemuinya.
Anak menantu korban datang tergesa, membawa mesin Robin. Usaha kolektif warga akhirnya berhasil memadamkan api sekitar pukul 21.00 WIB. Tapi rumah itu sudah rata dengan tanah.
Kapolres Sanggau, AKBP Sudarsono melalui Kapolsek Meliau, AKP Supariyanto, menyampaikan dugaan sementara api berasal dari bara pengasapan ikan yang belum sepenuhnya padam dan tertiup angin.
“Rumah korban didominasi material kayu, sehingga sangat mudah terbakar,” jelasnya.
Meski tak ada korban jiwa, kerugian materi ditaksir mencapai puluhan juta rupiah.
Tak ada satu pun harta benda yang bisa diselamatkan. Hanya kenangan yang tersisa, kini tertimbun di bawah abu.
“Kami bersyukur tidak ada korban. Tapi ini jadi peringatan serius. Kami akan meningkatkan patroli dan memberikan edukasi kepada masyarakat tentang bahaya penggunaan api terbuka,” tambah Kapolsek.
Kini, di tepian Kapuas yang kembali tenang, hanya tersisa reruntuhan hangus sebagai pengingat bisu akan bahaya yang kerap diabaikan.
Bagi Ujianto, rumah itu bukan sekadar bangunan. Namun, rumah itu adalah bagian dari hidupnya. Dan malam itu, sebagian dari hidupnya turut hangus terbakar. [ red/ard]
Source : Humas Polres Sanggau
Editor/publisher : SerY TayaN