Lestarikan Budaya Melayu Dengan Berpantun, Ini Kata Panglima Pantun


Pontianak, radar-kalbar.com-Semangat untuk menghidupkan seni budaya Melayu di Kota Pontianak diera milenial kini semakin hari kian berkembang pesat.

Saat ini, seakan kembali menemukan ruh, berbagai jenis seni budaya melayu menjadi ‘ trend ‘ baru generasi muda di tanah bertuah yang dididirikan Ahlul Bait ini. Slogan ‘ Takkan Hilang Melayu di Telan Zaman ‘ tampak nyata di kalangan Generasi Melayu masa kini di Kota Pontianak.

Berbagai sanggar seni tari, seni tundang, perguruan silat dan seni palang pantun tumbuh subur, hingga pakaian khas melayu telah menjadi kebanggaan anak-anak muda terutama baik menghadiri acara formal maupun ‘ style ‘ sehari-hari.

Untuk mengetahui lebih jauh terkait hal yang menjadi motivasi dan pemicu semangat generasi muda dalam melestarikan Seni Budaya Melayu ini, jurnalis radar-kalbar.com, menemui salah satu Seniman Budaya Melayu jenis palang pantun asal Pontianak, Dedi Hermansyah Alias Dedi Ban Bocor.

Dedi mengatakan yang menjadi motivasinya terjun kedunia palang pantun karena ingin melestarikan budaya pantun di masa kini, menurutnya perlahan pantun yang merupakan seni budaya jati diri Melayu ini telah hilang dalam identitas generasi muda melayu.

” Motivasi saye hanye ingin melestarikan budaye panton yang telah lama hilang di telan bumi,” ujarnya  dengan bahasa Melayu Pontianak yang kental.

Dikatakan Dedi, sebelumnya dia tidak pernah latihan khusus untuk berpantun, semuanya berjalan otodidak dan sejak dirinya aktif sebagai seniman palang pantun, ia sering di undang dalam acara pernikahan maupun event – event besar dan minat masyarakat terhadap palang pantun cukup tinggi.

” Saye tak ade (ada) belajar, otodidak yak (saja), spontan. Dan alhamdulilah minat masyarakat tinggi dengan panton ini, kite sering di undang di acare nikahan dan event besak,”tuturnya.

Dedi yang dalam setiap aksinya dalam berpantun di juluki panglima pantun ini juga mengakui seni budaya melayu khususnya palang pantun bisa hidup kembali di Kota Pontianak sejak adanya Ormas Persatuan Orang Melayu (POM) yang gencar dalam men-syiar-kan semua jenis budaya Melayu di tengah masyarakat. Oleh karena itu setiap mendapat kesempatan manggung, ia selalu membawa nama POM.

” Semue ini aktif kembali, semenjak ade POM lah, setau saye dolok di Pontianak ni adenye bebalas panton, belom ade benarlah palang panton, tapi alhamdulilah sejak ade POM di Pontianak udah ade palang Panton, makenye saye selalu bawa name POM setiap tampil,” paparnya.

Dedi berharap kepada generasi penerus khususnya di kalangan pelajar, mahasiswa dan masyarakat pada umumnya untuk terus melestarikan seni budaya palang pantun agar tak tergerus oleh zaman yang semakin terbuka.

” Selalu lestarikan Panton, jangan pernah malu untuk berpantun, Karne Panton ini hal positif baik untuk anak mude maupun orang dewasa,” timpalnya.

Kepada Pemerintah, Dedi berharap agar terlibat dalam pengembangan seni budaya melayu di Bumi Khatulistiwa agar Kota Pontianak menjadi destinasi wisata budaya melayu.

” Harapan saye harus dikembangkan seni budaya Melayu, khususnya palang Panton ini, terutama tampilkan di acara-acara formal pemerintah baik dalam menyambut tamu dari luar daerah hingga tamu luar negeri, supaye seni budaya Melayu menjadi salah satu Icon Kote Pontianak dan menjadi destinasi wisata budaya di tanah Borneo,” pumgkasnya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Pewarta: Azmi.

Editor : Beben


Like it? Share with your friends!