Menyoal Publikasi Ricky Zulfauzan Kepada Rektor Universitas Palangkaraya, Ketua FIDN Ungkapkan Ini


FOTO : Ketua Umum FIDN, Dr Yovinus M Si (Ist)

TERKAIT dengan dinamika yang terjadi pada institusi UPR sebagai salah satu perguruan tinggi negeri terbesar di Kalimantan Tengah, bagi kami adalah suatu hal yang biasa sebagai bentuk kebebasan menyampaikan pendapat dan opini secara demokratis.

Berbagai persepsi, perbedaan pendapat dan sudut pandang serta kepentingan adalah wajar selama dapat dilakukan secara bermartabat dan menjunjung tinggi asas – asas Intelektualitas yang mengedepankan logika, integritas keilmuan serta objektivitas dalam berfikir dan berpendapat tanpa bersikap tendensius atau mendeskriditkan pihak lain apalagi terhadap tokoh yang dihormati secara luas karena peran dan jasanya bagi perkembangan pembangunan keilmuan dan sumberdaya manusia di Pulau Kalimantan.

“Kami menghormati apapun yang menjadi persoalan di dalam institusi UPR dan tidak bermaksud untuk ikut campur ataupun melakukan intervensi apapun, namun yang menjadi persoalan bagi kami adalah ketika Sdr. Dr. Andrie Elia, S.E. M.Si. tokoh yang kami hormati dan menjadi panutan bagi seluruh Intekektual Dayak kemudian terkesan dipojokan dan dipersalahkan secara tendensius.

Sehingga kata dia lagi, perlu untuk saudara ketahui adalah, bahwa Sdr. Dr. Andrie Elia Embang adalah Ketua DPD FIDN Provinsi Kalimantan Tengah, dimana kami selaku kolega didalam perkumpulan ini memiliki ikatan emosional dan kebersamaan sebagai perkumpulan Intelektual Dayak tingkat nasional yang telah memiliki komitmen untuk besama-sama membangun SDM manusia Dayak agar dapat sejajar dengan komunitas-komunitas lain di NKRI ini.

Sebagai sesama akademisi lanjut dia lagi, kita seharusnya bisa menyelesaikan setiap persoalan dengan menjunjung tinggi integritas keilmuan, dimana logika dan ilmu harus bersatu dengan kebijaksanaan serta mengedepankan prinsip-prinsip musyawarah mufakat sesuai dengan prinsip – prinsip “ Huma Betang “ yang menjadi filosofi luhur Bangsa Dayak di Seluruh Pulau Kalimantan dan dunia.

Namun melihat manuver – manuver yang kami baca dalam rilis saudara, kami melihat bahwa ada tendensi untuk menghancurkan karakter saudara Dr. Andrie Elia, yang bagi kami tidak dapat diterima dan akan kami bela dengan resiko apapun.

“Bagi kami, politik kampus adalah politik Ilmu Pengetahuan dan bukan politik kekuasaan. Namun melihat apa yang terjadi terhadap saudara Dr. Andrie Elia, kami menyimpulkan bahwa persoalan ini memiliki tendensi menjatuhkan reputasi yang bersangkutandi depan umum atas nama peraturan dan perundang – undangan secara tidak bermartabat dan melanggar prinsip – prinsip musyawarah mufakat untuk menyelesaikan setiap persoalan yang seharusnya dapat diselesaikan secara internal.

Lebih lanjut ia mengatakan, selain itu kami juga menyimpulkan bahwa mengorbankan figur Sdr. Dr. Andrie Elia untuk kepentingan tertentu adalah salah kaprah, mengingat beliau sudah menyampaikan kepada kami bahwa beliau tidak lagi mencalonkan diri sebagai Rektor UPR.

Sehingga tudingan-tudingan yang saudara sampaikan lanjut Yopi, kepada yang bersangkutan terindikasi fitnah dan bermuatan politis.

Karena dalam kapasitas sebagai akademisi Ilmu Pemerintahan, saudara Ricky Zulfauzan tentu memahami adanya Diskresi – Diskresi tertentu dalam penyelenggaraan sebuah sistem administrasi, dimana seorang pimpinan memiliki kewenangan untuk menerjemahkan sebuah aturan dalam situasi – situasi tertentu ketika adanya opsi yang diberikan, tidak diatur secara teknis, tidak lengkap/tidak jelas, ataupun ketika terjadi stagnasi dalam penyelenggaraan administrasi kepemerintahan termasuk dalam institusi kependidikan.

Sehinga jika ada kekurangan atau kekeliruan yang mungkin dapat saja dilakukan dalam menafsirkan atau dalam implementasinya, tentu hal yang wajar sebagai manusia biasa, seperti halnya yang telah saudara lakukan secara subjektif dengan menafsirkan peraturan – peraturan menurut sudut pandang dan tafsiran saudara sendiri.

Karena sambung dia lagi, berdasarkan konfirmasi yang kami peroleh dari saudara Dr. Andrie Elia, kami memahami posisi beliau selaku seorang pimpinan/Rektor yang berupaya untuk mengangkat institusi yang dipimpinnya agar menjadi maju dan sejajar dengan Institusi-Institusi Perguruan Tinggi lain di Indonesia.

“Oleh karena itu, beliau tidak ingin adanya stagnasi atau lambatnya perkembangan institusi yang beliau pimpin.

Beliau juga kata dia lagi, secara pribadi tidak lagi mencalonkan diri sebagai Rektor UPR sehingga berbagai serangan yang ditujukan kepada beliau oleh saudara adalah salah kaprah dan tidak dapat kami terima.

Sebagai Ketua Umum Forum Intelektual Dayak Nasional (FIDN), kami meminta kepada saudara Ricky Zulfauzan untuk dapat lebih bijak dalam beropini dan menarik kembali pernyataan – pernyataan yang secara eksplisit maupun implisit telah menjatuhkan martabat Tokoh Dayak yang kami hormati serta meminta maaf secara terbuka kepada masyarakat luas.

Kita tentu menginginkan suasana yang harmonis, dan jauh dari nuansa prasangka dan pertikaian sebagai sesama anak Borneo yang hidup dalam prinsip – prinsip kearifan lokal dan kaum beradat.

Sehinga kutipan yang saudara ambil dari Mahatma Gandhi, seolah – olah mencitrakan adanya tindakan keserakahan atau sejenisnya yang telah dilakukan oleh Sdr. Dr. Andrie Elia yang sangat menyinggung perasaan kami yang mengenal beliau sebagai sosok Orang Tua dan Tokoh yang kami jadikan sebagai panutan.

Kami minta tambah Yopi, jika setiap persoalan yang terjadi dalam setiap suksesi di lembaga apapun itu sebetulnya wajar dan diberi ruang yang seluas-luasnya di alam demokrasi ini.

Apalagi lanjut dia, kita sebagai akademisi yang mengemban tugas sebagai kelompok Intelektual yang memiliki tanggung jawab untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, adalah sangat naïf untuk mempertontonkan ambisi dan kepentingan dengan menghalalkan segala cara, yang tentu akan dibaca/diakses oleh masyarakat luas dan mahasiswa karena saudara publikasikan di media massa.

Penulis : Ketua Umum FIDN, Dr Yovinus M Si


Like it? Share with your friends!