FOTO : Personel Polres Kubu Raya saat mengamankan beberapa remaja yang hendak tawuran [ ist ]
Arief – radarkalbar.com
KUBU RAYA – Udara dingin dini hari itu mendadak berubah tegang. Di sela gelapnya malam, sekelompok remaja berkumpul di sisi ruko Ponti Suri, Jalan Prona, Desa Kapur, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya.
Tak sedang menunggu kendaraan umum atau mencari tempat nongkrong, mereka justru tengah memburu lokasi yang telah disepakati untuk satu tujuan tawuran.
Namun, rencana yang telah mereka susun lewat grup WhatsApp itu tak pernah benar-benar terwujud. Sekitar pukul 01.30 WIB, Selasa (21/5), mobil patroli Tim Ops Pekat Kapuas II 2025 Polres Kubu Raya melintas.
Sirine tak dinyalakan, tapi kehadiran tim yang dipimpin langsung oleh Kasat Reskrim IPTU Hafiz Febrandani cukup membuat nyali para remaja itu ciut. Mereka bubar dalam sekejap. Namun, tidak semuanya berhasil kabur.
“Begitu melihat kendaraan patroli mendekat, mereka langsung berpencar. Tim Spartan bergerak cepat dan berhasil mengamankan tiga remaja yang tertinggal di lokasi,” ungkap Kasubsi Penmas Polres Kubu Raya, Aiptu Ade Surdiansyah, saat dikonfirmasi, pada Kamis (22/5/2025).
Yang lebih mengejutkan, ketiga remaja yang diamankan ternyata masih berstatus pelajar SD dan SMP. Kepada polisi, mereka mengaku telah merencanakan tawuran dan tengah mencari lokasi yang dianggap “aman” untuk aksi tersebut.
Rencana itu, menurut hasil pemeriksaan, dibahas matang-matang lewat sebuah grup WhatsApp dengan logo ‘All Star Pride’.
Di lingkungan sekitar, keresahan warga pun kian nyata. Salah seorang warga, AN, yang tinggal tak jauh dari lokasi, mengaku sering melihat gerombolan remaja berkumpul hingga larut malam, bahkan membawa senjata tajam.
“Anak-anak sekarang nekat, malam-malam bawa sajam berbagai bentuk. Untung ada polisi yang patroli. Kalau tidak, bisa-bisa ada yang tergeletak di jalan esok harinya,” ungkapnya.
Ketiga remaja tersebut langsung dibawa ke kantor polisi untuk dibina. Pihak kepolisian juga memanggil orang tua mereka, memberi peringatan keras, serta imbauan agar lebih ketat mengawasi anak-anak mereka.
Patroli malam pun akan ditingkatkan untuk mencegah aksi serupa terulang kembali.
“Siapa pun yang membawa senjata tajam atau melakukan kekerasan akan kami tindak tegas. Tawuran bukan hanya tindakan melawan hukum, tapi juga bisa merenggut nyawa. Ini tidak bisa ditoleransi,” tegas Aiptu Ade.
Ia juga menyerukan kepada seluruh pihak, terutama orang tua dan tokoh masyarakat untuk ikut ambil bagian dalam mencegah maraknya aksi kekerasan di kalangan remaja.
“Ini tanggung jawab bersama. Kami berharap orang tua lebih peduli, lebih aktif membina anak-anak mereka agar tak terjerumus ke dalam perilaku yang merusak masa depan,” pungkasnya. [ red/r]
Editor/publisher : Muhammad Khusyairi