Radar KalbarRadar Kalbar
  • Home
  • Indeks
  • Kalbar
  • Nasional
  • Peristiwa
  • Politik
  • Ragam
  • Lainnya
    • Hukum
    • Olah Raga
    • Gaya Hidup
    • Bisnis
    • Figur
    • Tekno
    • Entertainment
Radar KalbarRadar Kalbar
  • Kapuas Hulu
  • Kayong Utara
  • Ketapang
  • Kubu Raya
  • Landak
  • Melawi
  • Mempawah
  • Pontianak
  • Sambas
  • Sanggau
  • Sekadau
  • Singkawang
  • Sintang
Pencarian
  • Home
  • Indeks
  • Kalbar
  • Nasional
  • Peristiwa
  • Politik
  • Ragam
  • Hukum
  • Olah Raga
  • Gaya Hidup
  • Bisnis
  • Figur
  • Tekno
  • Entertainment
Radar Kalbar > Indeks > Opini > Tiga “Wahyu” dari Menkes untuk Umat Negeri Ini
Opini

Tiga “Wahyu” dari Menkes untuk Umat Negeri Ini

Last updated: 20/05/2025 00:50
19/05/2025
Opini
Share

FOTO : ilustrasi orang dengan ukuran celana panjang besar dan kecil [ ist ]

KEMARIN ada menterinya Prabowo menangis di ruang sidang. Menangis membela pelaku UMKM. Kali ini, ada menteri mengeluarkan tiga “wahyu” untuk umat di negeri ini.

Saya tak tahu apakah wahyu itu ditujukan ke kita, sebagai umat, atau untuk junjungannya. Mari simak tafsir terhadap tiga wahyu sang menteri yang mengguncang negeri ini. Narasi ini lebih asyik bila dibaca sambil ngopi, wak!

Di suatu pagi yang biasa saja, ketika rakyat sedang rebahan sambil mengoles minyak angin karena harga minyak goreng naik lagi, tiba-tiba dari langit ke-7 Kementerian Kesehatan, turunlah wahyu kesehatan baru.

Malaikatnya bernama Budi Gunadi Sadikin, sang Menteri Kesehatan yang tidak hanya menjaga urusan rumah sakit dan nyawa, tapi juga ukuran celana, isi dompet, hingga rahim ibu-ibu di daerah terpencil.

Sabdanya pun menggema. “Siapa yang ukuran celananya di atas 32-33, maka sesungguhnya dia dalam keadaan darurat… kesehatan!”

Seketika rakyat panik. Celana jeans menjadi barang haram. Pasar Tanah Abang porak poranda, para penjual jeans diburu seperti dukun santet tahun 1998. Ibu-ibu menangis di depan mesin jahit, meratapi nasib suami yang celananya selama ini 36. Mereka tahu, ajal suaminya tinggal menunggu antrean di posyandu.

Sementara itu, para pria ukuran celana 29-30 dielu-elukan, dipuja seperti Dewa Fitness. Mereka dijadikan maskot puskesmas, digandeng oleh bidan desa ke acara senam lansia, sambil membagikan brosur bertuliskan “Ukuran Jeans-mu, Nasibmu.”

Namun sabda ilahiah itu belum selesai. Dalam sebuah forum terhormat, yang mungkin diadakan di antara tumpukan vitamin dan poster imunisasi, Pak Budi kembali membuka kitab kehidupan, menyatakan, “Orang bergaji Rp 15 juta pasti lebih sehat dan pintar dibandingkan yang bergaji Rp 5 juta.”

Dan langit pun runtuh. Para guru honorer, petugas kebersihan, tukang parkir, dan jutaan pekerja kelas menengah bawah langsung merasa otaknya menyusut. Sakit kepala, demam, sesak napas, bukan karena virus, tapi karena merasa miskin dan bodoh secara resmi.

Di sisi lain, para pegawai BUMN dan crazy rich TikTokers langsung mendaftar IQ test. Benar saja, ternyata hasilnya tinggi! Bukan karena otaknya, tapi karena uangnya bisa beli kursus online, suplemen otak, dan sesi konsultasi dengan psikolog Harvard.

Tentu, semua ini demi logika sehat. Karena jika dompet tebal berarti jantung kuat, maka masa depan kesehatan Indonesia hanya perlu solusi satu: subsidi uang jajan.

Di babak ketiga kisah epik ini, Pak Budi melempar satu granat lagi ke tengah diskusi medis nasional, “Dokter umum harus bisa operasi caesar di daerah 3T. Jangan nunggu spesialis!”

Sontak langit di atas RSUD bergetar. Para dokter spesialis OBGYN menjerit dari ruang operasi. Ilmu kedokteran modern yang butuh 10 tahun belajar itu mendadak diringkas jadi satu sesi pelatihan Zoom. Bayangkan, dokter umum, bermodal niat suci dan pisau bedah, menyambut kelahiran bayi sambil buka YouTube tutorial, sinyal ngadat, dan listrik byarpet.

Di sebuah desa di Nusa Tenggara, mungkin nanti akan lahir generasi baru, anak-anak Caesar karya tangan dokter umum penuh semangat dan restu Pak Menteri. Namanya bukan “Baby Born”, tapi “Baby Budi”.

Kini, rakyat hidup dalam kesadaran baru, ukuran jeans adalah alat ukur takdir, gaji adalah parameter IQ, dan melahirkan adalah proyek gotong-royong nasional. Ini bukan sekadar kebijakan, tapi gerakan spiritual. Ini bukan kesehatan, tapi pewahyuan.

Jika kamu bertanya, “Apakah semua ini serius?” Kami jawab, lebih serius dari dietmu yang gagal tiap Senin.

#camanewak
Oleh : Rosadi Jamani
[ Ketua Satupena Kalbar ]

Bagikan ini:

  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
  • Klik untuk berbagi di X(Membuka di jendela yang baru) X
  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
  • Klik untuk mengirimkan email tautan ke teman(Membuka di jendela yang baru) Surat elektronik
  • Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
TAGGED:Budi Gunadi SadikinMenkes RI
Share This Article
Facebook Whatsapp Whatsapp Telegram Copy Link

Terpopuler Bulan Ini

Selebgram Oca Fahira Meninggal Akibat Kecelakaan Lalu Lintas di Sungai Pinyuh

30/09/2025
Setahun Menghilang, Seorang Pria di Tayan, Ditemukan Tinggal Tengkorak
24/09/2025
Sore Mencekam di Sungai Pinyuh, Si Jago Merah Lahap Empat Rumah Warga di Jalan Karya Usaha
24/09/2025
Pengedar Sabu di Balai Karangan Diciduk, 10 Paket Siap Edar Disita
12/10/2025
Laskar Cinta Jokowi Minta Menkeu Purbaya Dipecat
16/10/2025

Berita Menarik Lainnya

Drama Antagonis Dalam Kabinet Ekonomi Indonesia

18/10/2025

Utang dan Kecepatan Cahaya Bernama Whoosh

18/10/2025

Memahami Cara Kerja Inteligen Indonesia

9 jam lalu

Cerpen “Dua Kepsek Ngopi Usai Dipecat Lalu Diangkat Lagi”

18/10/2025

PT. DIMAS GENTA MEDIA
Kompleks Keraton Surya Negara, Jalan Pangeran Mas, No :1, Kel Ilir Kota, Sanggau, Kalbar

0812-5012-1216

Terkait

  • Redaksi
  • Kode Etik
  • Kebijakan Privasi
  • Redaksi
  • Kode Etik
  • Kebijakan Privasi

Regional

  • Kapuas Hulu
  • Kayong Utara
  • Ketapang
  • Kubu Raya
  • Landak
  • Melawi
  • Mempawah
  • Pontianak
  • Sambas
  • Sanggau
  • Sekadau
  • Singkawang
  • Sintang
  • Kapuas Hulu
  • Kayong Utara
  • Ketapang
  • Kubu Raya
  • Landak
  • Melawi
  • Mempawah
  • Pontianak
  • Sambas
  • Sanggau
  • Sekadau
  • Singkawang
  • Sintang