FOTO : Bupati Sekadau, Aron SH berpoto bersama saat menghadiri ODF di Desa Merapi (Sutar)
Pewarta : Sutarjo
Editor : Herman
SEKADAU – radarkalbar.com
BUPATI Sekadau Aron, SH menghadiri Open Defecation Free (ODF) atau stop buang air besar sembarangan (BABS) di Dusun Nanga Gonis, Desa Merapi, Kecamatan Sekadau Hilir, pada Sabtu (18/09/2022).
Dalam arahannya Bupati Sekadau, Aron mengatakan untuk hidup sehat adalah hak semua warga negara, termasuklah warga Dusun Nanga Gonis, sehingga dengan ODF inilah hak-hak hidup sehat dimulai.
“Indikator hidup sehat menurut kesehatan adalah adanya sanitasi yang baik dan memenuhi standar kesehatan serta lingkungannya yang sehat pula,” ujarnya.
Untuk itu lanjut dia, setiap tahun harus ada desa yang sudah siap ODF. Hal itu akan menjadi target, supaya beberapa tahun kedepan tidak ada lagi masyarakat Sekadau yang BABS.
“Tahun 2023 sampai 2024 harus ada atau kecamatan yang desanya semuanya sudah ODF,” pintanya.
Maka dari itu ia meminta agar setiap kecamatan harus secara terus menerus bersama pihak lainnya agar mengkampanyekan hidup sehat kepada warga desa yang belum ODF. Tujuannya tentu agar masyarakat sadar dan mau mengubah pola hidup menjadi pola hidup sehat.
Dengan hidup sehat kata dia, lagi artinya kita juga sudah punya andil untuk menyiapkan generasi muda yang cerdas, karena tanpa hidup sehat mustahil kita mampu menghasilkan generasi yang cerdas, yang ada malah sebaliknya.
“Karena saat ini pemerintah daerah tengah berupaya untuk memberantas angka Stunting, karena tinggi stunting bermula dari pola hidup yang kurang sehat. Jika ada anak-anak yang terkena stunting, maka tingkat kecerdasan mereka akan berkurang Ini yang perlu kita waspadai, jangan sampai anak-anak kita terkena stunting,”ungkapnya.
Karena hal ini kata dia, akan menghambat pertumbuhan kecerdasan generasi muda.
“Terima kasih kepada WVI, Kompas yang telah mengedukasi masyarakat Sekadau untuk tidak buang air besar sembarangan,” ucapnya.
Sementara, Kepala Puskesmas Sekadau Hilir, Subagio dalam sambutannya mengucapkan selamat kepada Pemerintahan Desa Merapi yang mana telah menjadi contoh menjadi satu-satunya wilayah yang berada di bantaran sungai Kapuas yang sudah ODF.
Menurut dia ada 4 faktor menyebabkan kesempatan terganggu yakni, faktor lingkungan, pelayanan kesehatan dan faktor keturunan.
Untuk lingkungan yang sehat tentunya disertai Sanitasi yang baik pula, dengan tidak BABS.Kali ini Desa merapi sudah bisa membuktikan bahwa warganya bisa merubah perilaku yang baik dengan tidak buang air besar sembarangan
“Hal ini mudah-mudahan dapat memicu desa lain untuk segera di ODF,,” kata Bagio.
Sementara, Camat Sekadau Hilir Joko Dwi Maryono mengatakan, di Kecamatan Sekadau Hilir sudah ada 3 desa yang sudah ODF dari 17 desa, tahun depan akan. Dimana masing-masing Desa Bokak Sebumbum yang akan melanjutkan ODf.
“Mudah-mudahan sampai tahun 2024 akan ada lagi desa yang akan ikut ODF,” kata Joko.
Selanjutnya, Manager Komunitas Perduli Anak Sekadau (KOMPAS) Fadli mengatakan KOMPAS selama ini bermitra dengan Wahana Visi Indonesia.(WVI) dalam hal pendampingan 6 desa termasuklah warga desa Merapi, desa Timpuk dan desa lainnya
“KOMPAS hanya bisa melakukan pendampingan saja terhadap desa yang akan mengkampanyekan untuk ODF,” katanya.
Sementara itu Menejer WVI dalam paparannya mengatakan bahwa kegiatan hari bukan merupakan capaian akan tetapi kemajuan,yang masih memerlukan langkah apa yang akan kita lakukan kedepan.
“Mari bersama kita berpikir apa yang harus kita lakukan kedepan,” ajaknya.
Sementara itu ketua panitia yang juga kepala desa Merapi Saleh. SY S.P.di dalam paparannya mengatakan,sangat panjang riwayat agar terlaksananya ODF di desa Merapi.
Bahkan awal di mulai tahun 2009 sejak pertama WVI ada di Sekadau mereka langsung masuk desa Merapi untuk mensosialisasikan tentang kebersihan dan kesehatan kerumah-rumah warga tentang Water Close (WC).
Namun, pada waktu itu dana desa tidak mencukupi untuk membantu warga membangun WC. Sehinga program itu macet. Baru pada tahun 2019 desa kembali ada dana untuk anggaran pembuatan WC warga.
“Pada tahun itu juga wabah covid-19 melanda sehinga program itu tertunda lagi,” kata Saleh.
Sedangkan untuk warga desa Nanga Gonis ada 145 jumlah rumah, dri jumlah masih ada 70 rumah yang belum memiliki WC salam rumah.
Kembali dengan bantuan dana desa baru pada tahun 2022 program tersebut baru bisa terealisasi sehingga hari ini di laksanakan.
Di akui kades, mulanya memang agak sulit merubah pola hidup masyarakat, butuh waktu bertahun-tahun pihak desa bersama WVI dan KOMPAS secara terus menerus mengedukasi masyarakat,akhir puncaknya hari secara resmi desa Merapi sudah ODF.
“Dengan berbagai pendekatan secara masif, barulah warga sadar akan pentingnya pola hidup sehat,’ ungkapnya
Untuk diketahui lanjut dia, bahwa desa Merapi memiliki 3 dusun yakni dusun Merapi, dusun Lisup Raya dan dusun Nanga Gonis, dengan jumlah KK sebanyak 920 dengan 2818 jiwa.