Ketapang (radar-tayan.com)- Sejumlah jamaah haji asal Kabupaten Ketapang terlantar di Bandara Udara Supadio Pontianak pada Rabu (12/9) sore. Sebagian jemaah haji tidak kebagian tiket untuk pulang ke Ketapang, bahkan,beberapa jemaah haji lainnya terpaksa pulang ke Ketapang melalui jalur darat dan mengeluarkan biaya tambahan pribadi.
Salah satu jamaah asal Ketapang,Siti Khofshoh, mengaku kecewa dengan pihak panitia penyelenggara haji Ketapang.Pasalnya, pelayanan yang diberikan kepada jemaah haji tidak memuaskan, bahkan sangat mengecewakan. “Kami sangat kecewa dengan panitia haji ini,” keluhnya saat ditemui di rumahnya di Jalan Kolonel Sugiono. Dirinya menceritakan,kesemerawutan panitia haji mulai terlihat saat jamaah haji Ketapang tiba di asrama haji Pontianak pada Selasa (11/9).Ketua kloter, Kemenag dan pihak panitia tidak bisa memberikan kepastian jam berapa keeseokan harinya mereka akan diberangkatkan ke Ketapang. “Panitia hanya jawab, nanti nunggu Pak Dulbat datang,”jelasnya.
Setelah salat Isyak,tiket jemaah haji mulai dibagikan. Penyerahan tiket kepada jemaah haji tidak sama seperti yang telah direncanakan. Sesuai rencana, tiket diberikan kepada ketua regu.
“Kenyataannya boarding pass dibagikan satu-satu. Saya mulai curiga, kok dibagikan satu-satu. Biasanya boarding pass diberikan kepada ketua regu setelah itu diberikan ke anggota,”kata dia.
Pembagian tiket juga tidak berurutan sesuai regu. Pembagian tiket dari rombongan satu ke rombongan lainnya. Jadi tidak teratur dan campor aduk. Anehnya lagi, setelah tiket pesawat diterima, ada tiket yang tidak sesuai dengan nama jemaah. Terus ada nama yang sudah meninggal tapi masih mendapatkan tiket.
“Yang paling aneh lagi, tiket itu kosong. Tidak ada jam keberangkatan dan jam chek in,”keluhnya.
“Setelah dicek ulang, tiket itu tidak sesuai dengan kenyataan yang asli.Jadi kami sangat-sangat kecewa. Pertama, kami tidak diurus dengan baik,” lanjutnya.
Dia menanbahkan, saat hendak berangkat ke bandara, pihak panitia juga tidak menyesuaikan jadwal keberangkatan jemaah. Panitia meminta kepada semua jemaah untuk berangkat ke bandara jam 10.00 pagi, meskipun keberangkatan pesawat sore. Bahkan, selama di asrama haji, tidak ada penitia yang mengurus.
“Kami para jemaah sudah membayar, tapi kok seperti ini pelayanannya. Kenapa seperti ini. Kami berangkat jam 14.00 siang, kok jam 10.00 pagi sudah dipaksa ke bandara,”ketusnya.
Ia mengatakan,sesampainya di bandara Supadio, jemaah haji sama seperti penumpang umum,mulai dari cek in hingga mengurus bagasi sendiri dan harus membayar kelebihan bagasi sendiri.
“Sampai di Ketapang, saya langsung menemui Pak Zulkarnaen. Saya bilang, Pak jemaah haji kita masih ada yang di Pontianak sekitar 10 orang.Minta tolong diurus. Semua petugas haji yang diberangkatkan itu berasal dari uang jemaah haji. Tapi kok jemaah haji dilayani seperti ini.Kami terlantar,” ujarnya.
Dirinya berharap, kedepan nanti pelayanan jemaah haji bisa lebih baik lagi dan bisa bertanggung jawab.
“Ada empat jemaah haji yang jadwal penerbangan pertama tapi dipindah ke penerbangan terakhir. Jadi naik trevel lewat darat dan dikenakan biaya Rp2 juta.Berangkat tadi malam jam 01.00 dan sampai Ketapang pagi. Panitia jangan pulang duluan sebelum semua jemaah sampai di Ketapang.Jangan tinggalkan jemaah,”tutupnya.
Sumber : suarakalbar.co.id