FOTO : Warga mengevakuasi jasad korban yang ditemukan di bawah keramba [ ist ]
Herman MD – radarkalbar.com
SANGGAU – Pagi itu, Minggu (13/4/2025), matahari belum sepenuhnya terik. Aliran Sungai Kapuas masih tenang, seperti biasa.
Tiga remaja tampak bercengkerama di sebuah lanting kayu di Dusun Pulau Tayan Utara. Di antara mereka adalah seorang anak remaja sebut saja nama singkatnya OJ (15), merupakan pelajar dari Tanjung Bunut yang dikenal pendiam tapi ramah.
Tak ada yang menyangka, pagi itu akan menjadi akhir dari hidup OJ. Dia mengajak dua temannya, berinisial DM, Al dan PA, untuk mencuci baju sambil mandi di sungai.
Aktivitas yang biasa dilakukan remaja kampung saat hari libur. Usai mencuci, OJ lebih dulu selesai dan berjalan menuju papan titian, jembatan kayu kecil penghubung antara lanting dan daratan.
Al, salah satu temannya, memperhatikan gerak-geriknya OJ.
“Dia berdiri diam di atas titian, melamun. Saya panggil, tapi tidak dijawab,” kisah Al lirih, matanya berkaca-kaca saat menceritakan ulang pagi itu.
Tak lama setelah itu, dentingan sunyi Sungai Kapuas dipecah oleh suara byur! seperti sesuatu yang jatuh ke air.
Ketiga remaja yang tersisa segera menyadari OJ menghilang. Panik, mereka terjun ke sungai, menyelam, meraba, tapi nihil. Tak ada tanda-tanda sahabat mereka.
Kabar itu cepat menyebar. Masyarakat setempat dan Kepala SPK Regu III Polsek Tayan Hilir, Aipda Suyanto dan sejumlah anggota lainnya, Danramil 1204 – 07 Tayan Hilir, Kapten Inf Oktavia Andri, Babinsa Pulau Tayan Utara Sertu Rudiansyah serta sejumlah pihak lainnya, datang membantu pencarian.
Sekitar pukul 12.00 siang, tubuh Onisimus ditemukan di bawah keramba ikan, hanya sekitar 10 meter dari titik ia terjatuh.
Tubuhnya dibawa ke Puskesmas Tayan. Dari hasil pemeriksaan medis, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan.
Diduga kuat, OJ tenggelam karena kekurangan oksigen asfiksia. Ada pula keterangan dari keluarganya OJ memiliki riwayat penyakit epilepsi yang bisa kambuh sewaktu-waktu.
Dugaan semakin menguat, serangan itu bisa saja terjadi di atas titian, sesaat sebelum ia jatuh.
Kini, lanting itu kembali sunyi. Tapi berbeda. Sunyinya tak lagi membawa ketenangan, melainkan menyimpan luka yang dalam.
Teman-temannya masih terdiam saat ditanya kenangan mereka. Tak banyak kata, hanya tatapan kosong dan anggukan pelan.
“Dia orang baik… suka senyum,” ujar Dionisius singkat.
Kapolsek Tayan Hilir, AKP Sihar Binardi Siagian, SH, MH mengungkapkan usai ditemui jenazah OJ sempat dilarikan ke Puskesmas Tayan. Menurut keterangan medis, OJ sudah dalam kondisi meninggal dunia.
Selanjutnya, jenazah OJ, diserahkan ke pihak keluarga, untuk prosesi pemakaman di kampung halamannya.
Kejadian ini, membuat gempar warga Desa Pulau Tayan Utara, dan Kota Tayan Hilir. Warga berdatangan ke lokasi kejadian saat pencarian terhadap OJ dilaksanakan.
Sungai Kapuas, saksi bisu ribuan kisah. Kini menyimpan satu lagi kisah seorang anak muda yang pergi terlalu cepat, terlalu tiba-tiba. [ red]
editor : Sery Tayan