Oleh : Rosadi Jamani [Ketua Satupena Kalimantan Barat]
KALAU tidak panas, bukan Pilkada namanya! Kita sudah terbiasa dengan atmosfer panas yang menyelimuti Pilkada, terutama di Kalbar.
Dalam setiap pemilihan, ada saja isu yang membuat darah mendidih. Kali ini, kita dihadapkan pada berita sensasional, Kepala Dinas beraksi layaknya bintang film aksi dalam kampanye terlubung mendukung salah satu kandidat gubernur.
Serius, berani kali! Sepertinya, Bawaslu Kalbar harus siap-siap jadi tokoh utama dalam drama ini. Kasus ini sudah dilaporkan ke mereka. Nah, jangan khawatir, drama Pilkada baru saja dimulai!
Panas berikutnya, Kejati seperti disetir untuk mengucapkan, akan memanggil salah satu kandidat sebagai saksi dugaan korupsi. Sejurus pihak Kejati membantah, tak ada niat memanggil kandidat.
Namun, gorengan beritanya udah gosong. Kata Kejati, pernyataannya dipelintir media. Berarti Kejati kali ini menyalahkan media. “Serahlah, pek. Suke-suke die,” kata budak teman ngopi.
Lanjut ke bagian yang lebih “panas” lagi, perang isu di media sosial. Di sinilah kita melihat dua pasukan yang siap tempur. Di satu sisi, ada Pasukan Puji. Mereka adalah penggemar berat kandidat yang setiap keberhasilannya diumumkan dengan meriah.
Kira-kira, pujian mereka bisa membuat calon gubernur yang terpilih merasa seperti dewa. Setinggi langit pujian mereka, sampai-sampai orang-orang di planet Mars pun bisa dengar.
Jujur, kadang saya bingung, apa mereka bekerja untuk kandidat atau untuk proyek pembangunan jembatan menuju planet lain?
Di sisi lain, ada Pasukan Anonim yang siap menyerang lawan dengan serangan kejutan. Mereka bisa jadi ninja digital dengan akun-akun yang tak terdeteksi, siap menyebar hoaks seperti menyebar bulu ayam di siang hari.
Beberapa di antaranya bahkan sudah dilaporkan ke polisi! Ironis, bukan? Mereka yang bersembunyi di balik layar, tapi kelakuannya sudah seperti superstar dengan rating buruk. Dua pasukan ini, hitam putihnya, diciptakan untuk menciptakan ketegangan agar Pilkada semakin semarak. Mereka mungkin berpikir, “Semakin banyak drama, semakin banyak penonton!”
Namun, ada kabar baik di tengah keseruan ini. Pemilih kita semakin cerdas! Masyarakat kini mulai cerdas dan skeptis terhadap isu-isu negatif yang dimainkan oleh dua pasukan ini.
Mungkin, ketika disodori dengan tuduhan atau serangan, mereka malah balik bertanya, “Udah ngopi belum, bang?.
” Nah, itu dia, logika masyarakat yang baru. Lebih baik menikmati kopi dan mengabaikan drama Pilkada yang tidak ada habisnya!
Di tengah teriknya suhu politik ini, kita bisa santai dan tertawa. Karena, di balik semua kesibukan, kita tetap punya pilihan untuk menjadi cerdas dan tidak mudah terpengaruh oleh gempuran isu.
Mari kita nikmati Pilkada ini dengan semangat santai, sambil ngopi dan berseloroh tentang betapa absurdnya dunia politik.
#camanewak