Oleh : Rosadi Jamani [ Ketua Satupena Kalimantan Barat ]
ASYIK jadi anggota DPR RI. Lho, Ketua KPK gagal nangkap Harun Masiku, pecat. Lho Kejagung, anak buahmu suka malakin pejabat daerah, pecat.
Lho, Ketua MA, para hakim suka vonis ringan koruptor, pecat. Ente, Kapolri, anak buahmu banyak jadi oknum, pecat.
Itu hanya gambaran betapa powerfull dan superiornya wakil rakyat kita di Senayan. Sambil seruput kopi Tiam Jalan Nusa Indah 1 Pontianak, yok kita bahas senjata baru DPR RI.
Gegara revisi Peraturan DPR RI Nomor 1 Tahun 2020, para pejabat negara sekarang kayak peserta reality show yang bisa dieliminasi kapan saja. Ya, DPR kini punya kewenangan baru, evaluasi berkala buat pejabat yang udah lulus fit and proper test.
Kalau kinerjanya dianggap ngecewain, ya udah, bye-bye! Langsung rekomendasi pemberhentian. Gak perlu tunggu musim depan.
Bob Hasan, si Ketua Badan Legislasi DPR, dengan bangga bilang, “Ini kan demi kebaikan bersama. Kalau pejabatnya gak becus, ya kita kasih red card. Simple kan?” Ya, simple buat DPR lah.
Tapi buat pejabat? Wah, ini bisa jadi mimpi buruk. Bayangin aja, tiap hari dicekokin evaluasi. Udah gitu, DPR yang ngevaluasi. Bisa-bisa pejabat pada stres akut, stress eating, dan akhirnya anggaran kesehatan negara melonjak.
Tapi, jangan salah, ini juga bisa jadi ajang balas dendam politik. “Eh, kamu kemarin gak dukung saya ya? Nah, sekarang kinerja kamu jelek. Bye-bye!” Atau, “Kamu dari partai oposisi ya? Wah, kayaknya kinerja kamu kurang optimal nih. See you!” DPR sekarang kayak punya remote control buat pejabat.
Bisa play, pause, atau stop. Tapi, jangan sampai remote-nya dipake buat channel surfing politik. Rakyat yang nonton, bisa pusing!
Jangan lupa, ini juga bisa jadi bahan sinetron baru. Judulnya, “Pejabat vs DPR, Siapa yang Menang?” Setiap episode, ada pejabat yang dieliminasi. Ratingnya pasti tinggi. Sayangnya, ini bukan reality show biasa. Ini nyata. Rakyat yang jadi penontonnya.
Siap-siap aja, wak! DPR sekarang punya senjata baru. Pejabat-pejabat pada deg-degan. Rakyat? Ya, semoga aja ini bener-bener demi kebaikan bersama, bukan cuma buat drama politik baru. Kalau enggak, ya udah, kita siapin aja kopi pahit tanpa gula. Ini bakal jadi tontonan seru!
#camanewak