Radar KalbarRadar Kalbar
  • Home
  • Indeks
  • Kalbar
  • Nasional
  • Peristiwa
  • Politik
  • Ragam
  • Lainnya
    • Hukum
    • Olah Raga
    • Gaya Hidup
    • Bisnis
    • Figur
    • Tekno
    • Entertainment
Radar KalbarRadar Kalbar
  • Kapuas Hulu
  • Kayong Utara
  • Ketapang
  • Kubu Raya
  • Landak
  • Melawi
  • Mempawah
  • Pontianak
  • Sambas
  • Sanggau
  • Sekadau
  • Singkawang
  • Sintang
Pencarian
  • Home
  • Indeks
  • Kalbar
  • Nasional
  • Peristiwa
  • Politik
  • Ragam
  • Hukum
  • Olah Raga
  • Gaya Hidup
  • Bisnis
  • Figur
  • Tekno
  • Entertainment
Radar Kalbar > Indeks > Opini > Detik-detik KPK Gelandang Para Terduga Koruptor Riau ke Jakarta
Opini

Detik-detik KPK Gelandang Para Terduga Koruptor Riau ke Jakarta

Last updated: 04/11/2025 22:50
04/11/2025
Opini
Share

FOTO : Ilustrasi [ Ai ]

Oleh : Rosadi Jamani [ Ketua Satupena Kalimantan Barat ]

GIMANA? Masih semangat dengar cerita para terduga koruptor Riau? Kalau masih semangat, siapkan lagi Koptagul, kita lanjutkan kisah para bedebah, pengkhianat rakyat di penghujung akhir tahun anggaran.

Pagi itu, 4 November 2025, udara Pekanbaru seolah menahan napas. Burung-burung berhenti berkicau, matahari malu-malu muncul, dan kamera para jurnalis siap menembakkan blitz seperti hujan meteor.

Dari kejauhan, sebuah mobil hitam berlogo KPK meluncur perlahan, membawa bukan sekadar tubuh, tapi reputasi yang retak, Abdul Wahid, Gubernur Riau.

Ia keluar dari mobil dengan langkah yang dulu disambut tepuk tangan rakyat. Tapi kali ini, tepuk tangan berubah menjadi klik kamera dan bisik-bisik getir. Wahid tampak sederhana, kaos putih, celana hitam, masker putih, dan tas jinjing kecil. Seolah ingin membuktikan, ia masih bersih. Tapi semua orang tahu, warna putih tak selalu suci. Kadang, itu hanya warna kaos terakhir sebelum seragam oranye dipakaikan.

Ia dibawa ke pesawat menuju Jakarta bersama delapan orang lainnya, total sembilan manusia super berani, yang mungkin mengira proyek infrastruktur bernilai miliaran itu bisa dibungkus dengan amplop dan senyum diplomatik. Dalam dua kloter keberangkatan, mereka diterbangkan bak pejabat negara yang hendak menghadiri konferensi internasional.

Bedanya, konferensi ini diselenggarakan oleh KPK, dengan topik utama, Etika yang Tersesat di Tengah Proyek.

Beberapa anggota rombongan masih mengenakan seragam ASN cokelat dibalut sweater putih, tampak tenang seperti menghadiri rapat evaluasi mingguan. Tapi publik tahu, itu bukan rapat biasa. Itu rapat pertanggungjawaban terakhir di dunia fana.

Pesawat mereka mendarat di Bandara Soekarno-Hatta. Tidak ada karpet merah, hanya tatapan sinis dan kamera televisi nasional yang haus sensasi. Dari sana, mereka langsung digiring ke Gedung Merah Putih KPK, istana baru bagi mereka yang gagal menjaga integritas.

KPK, lewat juru bicaranya Budi Prasetyo, masih menahan detail kasus. Katanya, konstruksi perkara akan diungkap dalam konferensi pers. Tapi rakyat tak perlu menunggu. Sejarah sudah berbicara. Abdul Wahid adalah gubernur keempat Riau yang ditangkap KPK sejak era reformasi.

Bayangkan, wak! Empat gubernur. Riau seakan bukan provinsi, tapi serial drama korupsi paling panjang dalam sejarah republik. Tiap musimnya berganti aktor, tapi naskahnya tetap sama, proyek, suap, penangkapan.

Wahid baru menjabat sembilan bulan, tapi kecepatan kariernya menyaingi roket. Dalam waktu kurang dari setahun, ia berhasil menembus orbit kemewahan dan jatuh ke kawah KPK. Mungkin inilah makna “percepatan pembangunan” yang ia janjikan saat kampanye, membangun kasus korupsi tercepat se-Riau.

Uang hasil OTT telah disita. Jumlahnya belum diumumkan, tapi cukup untuk membuat rakyat bertanya-tanya, berapa banyak jembatan yang tak selesai karena keserakahan segelintir orang? Berapa kilometer jalan yang tak diaspal karena ambisi segenggam pejabat?

Kita puji dulu, seperti tradisi negeri ini, “Selamat, Pak Gubernur, Anda luar biasa!” Dari sekian banyak pejabat yang menunggu giliran, ente berhasil tampil di panggung utama KPK dengan timing yang nyaris sinematik. Sampeyan adalah simbol konsistensi, membuktikan bahwa janji anti-korupsi hanyalah tagline kampanye yang sudah kehilangan rasa.

Lihatlah, rakyat tersenyum getir di depan televisi. Mereka sudah hafal adegannya, penangkapan, penyesalan, air mata di sidang, lalu janji tobat yang terdengar seperti iklan deterjen.

Tapi inilah Indonesia. Negeri yang tak pernah lelah memberi kesempatan, bahkan pada yang berkali-kali mempermalukannya.
Mungkin suatu hari, Riau akan benar-benar membangun. Tapi bukan gedung, bukan jalan. Yang dibangun adalah rasa malu.

Sebab bagi koruptor, tak ada infrastruktur yang lebih kokoh dari kerak dosa yang mereka tumpuk sendiri.

#camanewak

Bagikan ini:

  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
  • Klik untuk berbagi di X(Membuka di jendela yang baru) X
  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
  • Klik untuk mengirimkan email tautan ke teman(Membuka di jendela yang baru) Surat elektronik
  • Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
TAGGED:Gubernur RiauKpkRiau
Share This Article
Facebook Whatsapp Whatsapp Telegram Copy Link

Terpopuler Bulan Ini

Langkah Twity ke Yogyakarta, Putri Kades Hilir Balai Menembus Panggung Nasional

23/10/2025
Tiga Terdakwa Kasus Korupsi Bank Kalbar Divonis 4 Tahun Penjara oleh Majelis Hakim Tipikor Pontianak
24/10/2025
Tragedi di Jembatan Nengeh Teresung Sekayam, Pengendara Byson Tewas Akibat Kehilangan Kendali
25/10/2025
SEBAR Cup 2025 di Pemangkat, Ketika Turnamen Sepak Bola Jadi Cermin Integritas dan Solidaritas Masyarakat
29/10/2025
Main Air Berujung Duka, Bocah SD Tewas Tenggelam di Parit Masigi
26/10/2025

Berita Menarik Lainnya

Jika Ijazah Jokowi Terbukti Palsu, Apa Konsekuensinya?

4 jam lalu

Roy Suryo cs Memilih Keluar, Jokowi Melenggang ke Singapura

19/11/2025

Empat Profesor Menggawangi UNU Kalbar

19/11/2025

Kejati Kalbar Mengganas, Dua Orang Ditahan dalam Kasus Hibah Mujahidin

19/11/2025

PT. DIMAS GENTA MEDIA
Kompleks Keraton Surya Negara, Jalan Pangeran Mas, No :1, Kel Ilir Kota, Sanggau, Kalbar

0812-5012-1216

Terkait

  • Redaksi
  • Kode Etik
  • Kebijakan Privasi
  • Redaksi
  • Kode Etik
  • Kebijakan Privasi

Regional

  • Kapuas Hulu
  • Kayong Utara
  • Ketapang
  • Kubu Raya
  • Landak
  • Melawi
  • Mempawah
  • Pontianak
  • Sambas
  • Sanggau
  • Sekadau
  • Singkawang
  • Sintang
  • Kapuas Hulu
  • Kayong Utara
  • Ketapang
  • Kubu Raya
  • Landak
  • Melawi
  • Mempawah
  • Pontianak
  • Sambas
  • Sanggau
  • Sekadau
  • Singkawang
  • Sintang