FOTO : saat pembukaan tata perform (Ist)
LANDAK – RADARKALBAR.COM
SEKRETARIS Daerah Kabupaten Landak Vinsensius membuka acara tato Perform, berlangsung pada Diamond Coffee, Kota Ngabang, Jumat (2/6/2023).
Hadir saat itu, anggota Komisi II DPR RI Drs. Cornelis,MH, dr. Karolin Margret Natasa, Camat Ngabang, Komunitas PTB, Blackjack, Mabuy Squad dan undangan lainya.
Menurut Vinsensius seni tato ini sudah ada sejak 12.000 tahun sebelum Masehi. Zaman dahulu tato sebagai macam ritual bagi suku kuno seperti maori dari sebuah pulau pada Polinesia pada Samuda Pasifik Selatan.
Kemudian, suku Inca dari Peru, Ainu etnis pribumi Hokkaido Jepang, termasuk Suku Dayak dari Pulau Kalimantan.
“Tato bagi masyarakat Dayak merupakan bagian dari tradisi, religi, status sosial sosial dalam masyarakat, serta bentuk penghargaan suku terhadap kemampuan seseorang, karena itu tato tidak bisa di buat sembarangan,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, ada aturan tertentu dalam pembuatan tato, baik pilihan motifnya, struktur sosial orang yang ditato, maupun penempatan tatonya.
Meski demikian secara religi tato memiliki makna sama dalam masyarakat Dayak, yaitu sebagai obor dalam perjalanan seseorang menuju alam keabadian setelah kematian,” ujar Vinsensius.
“Pada masa kini tato sebagai bentuk mengekspresikan diri. pada hakekatnya manusia memang mempunyai hak penuh dalam membentuk dirinya, keluar dari norma-norma yang ada dalam kepercayaan yang dianut ataupun norma dalam masyarakat,” paparnya.
Pengekspresian emosional dan semacamnya bisa dengan menjadikan tato artefak dalam bentuk tulisan, lagu dan hal lain yang disukai.
“Dewasa ini pengekpresian biasanya masuk kedalam bentuk kesenian yang menimbulkan sebuah estetika. Dan tato adalah contoh dari sebuah ide atau perwujudan ekspresi untuk menunjukan hal yang berbaur estetika tersebut, serta konsepnya adalah sebuah kesenian,” tuturnya.
Menurut Vincen, keahlian mentato sejatinya merupakan satu hal talenta artistik yang dapat membantu banyak orang untuk mengekspresikan jiwa seni, serta merasa lebih percaya diri dengan tubuh mereka.
Tetapi meniti karier sebagai seniman tato tidaklah mudah dengan stigma dari masyarakat yang menganggap bahwa orang bertato adalah preman.
“Namun jangan berkecil hati bagi para seniman tato, kerena setiap pekerjaan itu memiliki berbagai resiko,”cetusnya.
” Jalani saja dan buktikan bahwa ini adalah pilihan hidup dan bentuk pengekspresian diri dalam menjalani sebuah kehidupan,” pungkasnya. (Diskominfo Landak)