Radar KalbarRadar Kalbar
  • Home
  • Indeks
  • Kalbar
  • Nasional
  • Peristiwa
  • Politik
  • Ragam
  • Lainnya
    • Hukum
    • Olah Raga
    • Gaya Hidup
    • Bisnis
    • Figur
    • Tekno
    • Entertainment
Radar KalbarRadar Kalbar
  • Kapuas Hulu
  • Kayong Utara
  • Ketapang
  • Kubu Raya
  • Landak
  • Melawi
  • Mempawah
  • Pontianak
  • Sambas
  • Sanggau
  • Sekadau
  • Singkawang
  • Sintang
Pencarian
  • Home
  • Indeks
  • Kalbar
  • Nasional
  • Peristiwa
  • Politik
  • Ragam
  • Hukum
  • Olah Raga
  • Gaya Hidup
  • Bisnis
  • Figur
  • Tekno
  • Entertainment
Radar Kalbar > Indeks > Kalbar > Sintang > Bupati Sintang Hadiri Konferensi Transfer Fiskal Ekologis
Sintang

Bupati Sintang Hadiri Konferensi Transfer Fiskal Ekologis

Last updated: 01/08/2019 21:37
01/08/2019
Sintang
Share

Jakarta (radar-kalbar.com)- Bupati Sintang dr H Jarot Winarno, M Med PH menghadiri sekaligus menjadi pembicara dalam acara konferensi transfer fiskal ekologis di auditarium lantai 2 perpusatakaan nasional RI Jalan Medan Merdeka Selatatan, Jakarta Pusat, Kamis (1/8/2019).

Acara yang di laksanakan oleh Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) turut dibuka langsung oleh Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati sekaligus menjadi pembicara kunci bersama Gubernur Papua Barat.

Kegiatan ini merupakan penyampaikan hasil penelitian dan rekomendasi pengalokasian Dana Alokasi Umum (DAU) di masa mendatang yang lebih adil berdasarkan kinerja menjaga hutan, dengan mempertimbangkan kebutuhan dan kemampuan fiskal pemerintah daerah kaya hutan, oleh World Resources Institute (WRI) Indonesia yang merupakan suatu lembaga penelitian independen untuk isu-isu pembangunan berkelanjutan, termasuk pendanaan publik di daerah guna perlindungan dan pemulihan sumber daya alam dan ekosistem, yang bekerjasama dengan AIPI melalui Akademi Ilmuwan Muda Indonesia (ALMI) yang beranggotakan para ilmuwan muda terbaik Indonesia.

Ketua AIPI Satyo Soemantri Brodjonegoro mengatakan wacana dan upaya mengusulkan tutupan hutan sebagai salah satu indikator penghitungan Dana Alokasi Umum (DAU) telah bergulir sejak 2012.

Perkembangan terbaru adalah aspirasi para Bupati dan Walikota seluruh Provinsi Papua Barat, bersama Gubernur Papua Barat menandatangani “Aspirasi Teminabuan” pada April 2019 lalu, yang mengusulkan mekanisme baru DAU menggunakan indikator tutupan hutan, karena menjaga hutan bukanlah perkara mudah dan murah.

“Biaya yang timbul baik secara langsung maupun tidak langsung, berupa kehilangan kesempatan untuk pengusahaan dan pemanfaatan ekonomi dari hutan mestinya didukung dalam bentuk insentif yang tepat dan memadai untuk mendorong perlindungan dan pemulihan hutan secara berkelanjutan,” jelas Satyo.

Kemudian tambah Satyo, salah satu kemungkinan wujud insentif yang nyata adalah tambahan DAU bagi daerah kaya hutan dan tambahan DAU tersebut dapat didasarkan pada luas tutupan hutan dari daerah bersangkutan dan diberikan tiap tahun berdasarkan tingkat tutupan hutan yang ada.

Sementara itu di hadapan para tamu yang hadir, Bupati Sintang Jarot Winarno mengatakan memang benar kalau seluruh daerah kekurangan dana anggaran dalam menjaga  hutan termasuk di Kabupaten Sintang, bahkan kekurangan anggaran itu juga dalam segala bidang, bukan hanya menjaga hutan saja tapi semuanya.

Namun selain problem tersebut menurut Jarot, yang menjadi problem utama juga dalam mengelola hutan adalah konsep atau cara berpikir, sehingga di perlukan pembangunan yang berkelanjutan atau  sustainable development.

“Buat kita yang namanya sustainable itu kalau kita bisa menyeimbangkan antara konservasi, pertumbuhan ekonomi dan pengakuan terhadap adat istiadat serta pembangunan sosial budaya, jadi hutan yang kita miliki bukan menjadi beban, tetapi hutan itu kekayaan yang harus kita kelola,”paparnya.

Jarot pun tak memungkiri bahwa tidak mungkin menjaga hutan itu hanya pemerintah sendirian saja, memerlukan insentif juga, tapi menurutnya insentif itu tidak harus dana DAU, namun insentif itu juga bisa sebuah kolaborasi atau kerjasama.

“Kalau di Sintang kita berterimakasi kepasa NGO, kemudian masyarakat sipilnya secara sengaja kita perkuat untuk menjaga kawasan hutan juga. Yang paling penting sekarang ini memang dengan instansi vertikal kita koordinasinya, dengan pemerintah provinsi yang punya kewenangan untuk mengelola sebagian hutannya, dengan pemerintah pusat juga tetapi horisontal,”ujarnya.

Oleh karenanya, kata Jarot, Kabupaten Sintang saat ini tergabung dalam suatu platform yang di sebut dengan Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL) yang di dalamnya ada sekitar 10 Kabupaten di Indonesia yang berkomitmen mewujudkan  pembangunan yang berkelanjutan atau  sustainable development.

“Dalam penerapan pembangunan yang berkelanjutan melalui hutan yang kita miliki bukan menjadi beban tentu itu merupakan kekayaan yang harus di kelola, jadi sustainable adalah berusaha memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa mengurangi kemampuan generasi yang akan datang untuk memenuhi kebutuhannya,”ujar Jarot.

Kemudian Jarot menyampaikan bawah Kabupaten Sintang memiliki luas wilayah sekitar 21.600 kilometer persegi, yang merupakan seluas Provinsi Jawa Barat, dimana 60% nya kawasan hutan atau 1,2 juta hektar hutan, kemudian sisanya Areal Penggunaan Lain (APL)  itu penuh dengan karet, sawit dan lada.

“Selain itu juga saat ini di Kabupaten Sintang mengembangkan potensi tanaman teh dataran rendah yang sedang dalam tahap uji coba, dan masih banyak potensi-potensi daerah lainnya yang terus di gali dan dikembangkan serta juga pengembangan dari ekonomi ekstraktif ke ekonomi kreatif,”tutupnya.

Hadir juga sebagai pembicara dalam acara tersebut Dirjen DJPK Kemenkeu, Plt Dirjen Otonomi Daerah Kemendagri, Dirjen Konservasi SDA dan Ekosistem, Bupati Luwu Utara, Bupati Berau, Bupati Aceh Tengah, Bupati Sorong Selatan,FEB Universitas  Indonesia dan FPIK Institut Pertanian Bogor serta Wakil Bupati Kapuas Hulu, Kalbar, Antonius L Ain Pamero.

 

 

 

 

 

 

Sumber : Humas Pemkab Sintang

Bagikan ini:

  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
  • Klik untuk berbagi di X(Membuka di jendela yang baru) X
  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
  • Klik untuk mengirimkan email tautan ke teman(Membuka di jendela yang baru) Surat elektronik
  • Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
TAGGED:Bupati sintangdr H Jarot Winarno M Med PhHadiri konferensi transfer fiskal ekologis
Share This Article
Facebook Whatsapp Whatsapp Telegram Copy Link

Terpopuler Bulan Ini

KPK Diduga Geledah Kantor PUPR Mempawah, Terkait Dugaan Korupsi Proyek Jalan

26/04/2025
Harapan Baru dari Jalan Lama, Jalur Tayan – Meliau Akan Ditingkatkan Lewat Dana DBH Sawit Rp 9 Miliar
13/04/2025
Dibalik Keset Kaki, Akhir Sebuah Peredaran Narkoba di Meliau Hulu
26/04/2025
Ruas Jalan Meliau – Tayan Tidak Baik-baik Saja, Warga Swadaya Semen Jembatan di Dusun Temurak
13/04/2025
Mengenal Muhammad Arif Nuryanta, Hakim Terpeleset Suap 60 Miliar
13/04/2025

Berita Menarik Lainnya

Tim Resmob Polres Sintang Police Line Kelang Sabung Ayam di Desa Bonet Engkabang, Sungai Tebelian

31/03/2025

LDII Sintang Bertekad Lahirkan Wirausahawan Muda

11/02/2025

40 Orang Pengendara Sepmot Knalpot Brong di Sintang, Terjaring Razia Polisi

10/02/2025

3 Hari Tak Kelihatan, Seorang Lansia di Sintang Ditemukan Meninggal

03/02/2025

PT. DIMAS GENTA MEDIA
Kompleks Keraton Surya Negara, Jalan Pangeran Mas, No :1, Kel Ilir Kota, Sanggau, Kalbar

0812-5012-1216

Terkait

  • Redaksi
  • Kode Etik
  • Kebijakan Privasi
  • Redaksi
  • Kode Etik
  • Kebijakan Privasi

Regional

  • Kapuas Hulu
  • Kayong Utara
  • Ketapang
  • Kubu Raya
  • Landak
  • Melawi
  • Mempawah
  • Pontianak
  • Sambas
  • Sanggau
  • Sekadau
  • Singkawang
  • Sintang
  • Kapuas Hulu
  • Kayong Utara
  • Ketapang
  • Kubu Raya
  • Landak
  • Melawi
  • Mempawah
  • Pontianak
  • Sambas
  • Sanggau
  • Sekadau
  • Singkawang
  • Sintang