Radar KalbarRadar Kalbar
  • Home
  • Indeks
  • Kalbar
  • Nasional
  • Peristiwa
  • Politik
  • Ragam
  • Lainnya
    • Hukum
    • Olah Raga
    • Gaya Hidup
    • Bisnis
    • Figur
    • Tekno
    • Entertainment
Radar KalbarRadar Kalbar
  • Kapuas Hulu
  • Kayong Utara
  • Ketapang
  • Kubu Raya
  • Landak
  • Melawi
  • Mempawah
  • Pontianak
  • Sambas
  • Sanggau
  • Sekadau
  • Singkawang
  • Sintang
Pencarian
  • Home
  • Indeks
  • Kalbar
  • Nasional
  • Peristiwa
  • Politik
  • Ragam
  • Hukum
  • Olah Raga
  • Gaya Hidup
  • Bisnis
  • Figur
  • Tekno
  • Entertainment
Radar Kalbar > Indeks > Opini > Rumah Sahroni pun Jadi Amukan Rakyat
Opini

Rumah Sahroni pun Jadi Amukan Rakyat

Last updated: 30/08/2025 23:50
30/08/2025
Opini
Share

FOTO : Ahmad Sahroni [ AI ]

Oleh : Rosadi Jamani [ Ketua Satupena Kalimantan Barat ]

MULUTmu harimaumu, katanya. Tapi Ahmad Sahroni berhasil membuktikan, mulut bisa lebih ganas dari harimau, lebih tajam dari gergaji mesin, dan lebih meledak-ledak dari petasan cabe rawit.

“Pendemo yang ingin membubarkan DPR adalah orang tolol sedunia” Ucapan legend, membuatnya seperti menerima karma instant.

Gara-gara lidahnya, berhasil menyalakan kompor rakyat yang selama ini sudah penuh dengan minyak tanah, solar subsidi, dan minyak jelantah keputusasaan. Boom! Jadilah ia buronan rakyat Indonesia. Bukan karena kasus korupsi miliaran, tapi karena mulutnya yang kelewat nyinyir.

Partai NasDem pun langsung pasang mode “silent treatment”. Dari Wakil Ketua Komisi III DPR, Sahrini, eh salah, Sahroni diturunkan jadi anggota biasa. Ibarat raja pesta yang tiba-tiba disuruh jadi tukang parkir, degradasi ini begitu indah dalam absurditasnya.

Namun karma belum selesai. Rumah mewahnya di Tanjung Priok yang biasa dipajang di Instagram sebagai bukti “kerja keras” kini berubah jadi lokasi diskon besar-besaran.

Ratusan orang datang, bukan untuk open house, tapi open lemari. Ada yang bawa koper, ada yang bawa televisi, ada pula yang sekadar bawa kenangan. Barang-barang berpindah tangan, kaca mobil pecah, pagar rumah jebol.

Yang paling lucu, warga sekitar sempat melerai dengan kalimat paling bijak sedunia, “Tolong jangan dibakar woi, kasihan warga sini!” Begitu rakyat, selalu penuh empati, bahkan saat menjarah.

Rumah boleh diobok-obok, tapi jangan sampai kebakar, karena tetangga juga butuh oksigen. Solidaritas kelas bawah memang ajaib, merusak boleh, tapi jangan merugikan yang tak bersalah.

Sahroni sendiri jadi bahan tontonan di TikTok. Akun @cukupsatu\_selamanya menyiarkan langsung aksi itu dan ditonton 1,5 juta orang. Jadi influencer dadakan, meski bukan dia yang siaran, melainkan rumahnya yang viral. Siapa sangka rumah DPR bisa lebih laku ditonton dari sinetron jam tujuh malam?

Ucapan Sahroni yang menyebut pembubaran DPR sebagai ide “tolol” jelas jadi bensin di tengah bara. Rakyat yang sedang geram dengan tunjangan DPR Rp 10 triliun per tahun, sementara harga beras naik, listrik naik, pajak naik, mendengar kata “tolol” itu seperti dilempar cabai rawit ke mata.

Lucunya, dia berusaha menyelamatkan diri dengan retorika filsafat kelas warung kopi, “Kita semua bodoh kok, gak ada yang pintar.” Wah, kalau begitu, DPR isinya memang orang tolol semua? Terima kasih, sudah jujur akhirnya.

Ironi makin lengkap ketika tragedi ojol Affan Kurniawan yang dilindas rantis Brimob menambah bara. Dari sekadar naik tunjangan jadi naik darah, dari sekadar caci maki jadi bakar Polres.

Bahkan pemulung pun ikut pesta, bukan demo politik, tapi pesta bongkar bangkai mobil terbakar. Ajaib, Indonesia memang negeri yang selalu menemukan kegembiraan dalam tragedi.

Influencer Salsa Hutagalung menambahkan garam ke luka Sahroni. Ia menertawakan DPR sebagai “karyawan rakyat” yang gajinya kelewat mewah. Bukan hanya itu, ketika ditanya soal transparansi anggaran Rp 10 triliun, DPR memilih blokir, bukan jawab.

Bayangkan, bos bertanya soal gaji, karyawan malah ngeblokir WhatsApp. Kalau ini kantor beneran, karyawan macam begitu sudah dipecat lewat email spam.

Sahroni kini bukan lagi politisi glamor NasDem, tapi stand-up comedy berjalan. Semua orang ikut menertawakan tragedinya. Betapa ironis, mulutnya yang dulu sok bijak kini membuat rakyat menemukan hiburan di tengah penderitaan.

Moral ceritanya sederhana, jangan pernah menganggap rakyat tolol, sebab rakyat bisa lebih kreatif dari yang kalian kira.

Mereka bisa menjadikan penjarahan sebagai tontonan, tragedi sebagai tawa, dan karma politisi sebagai pesta rakyat. Mulutmu harimaumu, dan kadang harimau itu tidak cuma menggigit, tapi juga viral di TikTok.

Seharian ini, kopi tanpa gula sudah tiga gelas. Pahit…wak!

#camanewak

Bagikan ini:

  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
  • Klik untuk berbagi di X(Membuka di jendela yang baru) X
  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
  • Klik untuk mengirimkan email tautan ke teman(Membuka di jendela yang baru) Surat elektronik
  • Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
TAGGED:Ahmad SahroniDpr ri
Share This Article
Facebook Whatsapp Whatsapp Telegram Copy Link

Terpopuler Bulan Ini

Keselamatan Diabaikan, Proyek Jembatan di Mempawah Renggut Nyawa Warga, APH Mesti Bertindak

23/08/2025
Putra Kencana Sambas Juara Bidar Se-Kalbar, Lomba Robo-Robo Mempawah Seru dan Penuh Gengsi
20/08/2025
Tragedi Tongkang Sinar Kota Besi III di Dermaga PT STIM Tayan, Dua ABK Meregang Nyawa, Polisi Selidiki Penyebabnya
27/08/2025
KPMKB Surabaya Desak Penuntasan “Kasus” Warga Tewas Tertimpa Pohon di Proyek Jembatan Mempawah
04/09/2025
UT Pontianak Gelar Wisuda, Sekadau Catat Peningkatan Mahasiswa Baru
23/08/2025

Berita Menarik Lainnya

Rakyat Tidak Menuntut Reshuffle Kabinet

09/09/2025

Prabowo Mulai Sapu Bersih, Rakyat Akhirnya Didengar

08/09/2025

Hoaks, Miscaption, Deepfake, dan Sesat Pikir : Pelajaran Berharga Kerusuhan Agustus

07/09/2025

Presiden Prabowo Subianto Tersandera oleh Kekuatan Oligarki

30/08/2025

PT. DIMAS GENTA MEDIA
Kompleks Keraton Surya Negara, Jalan Pangeran Mas, No :1, Kel Ilir Kota, Sanggau, Kalbar

0812-5012-1216

Terkait

  • Redaksi
  • Kode Etik
  • Kebijakan Privasi
  • Redaksi
  • Kode Etik
  • Kebijakan Privasi

Regional

  • Kapuas Hulu
  • Kayong Utara
  • Ketapang
  • Kubu Raya
  • Landak
  • Melawi
  • Mempawah
  • Pontianak
  • Sambas
  • Sanggau
  • Sekadau
  • Singkawang
  • Sintang
  • Kapuas Hulu
  • Kayong Utara
  • Ketapang
  • Kubu Raya
  • Landak
  • Melawi
  • Mempawah
  • Pontianak
  • Sambas
  • Sanggau
  • Sekadau
  • Singkawang
  • Sintang