Radar KalbarRadar Kalbar
  • Home
  • Indeks
  • Kalbar
  • Nasional
  • Peristiwa
  • Politik
  • Ragam
  • Lainnya
    • Hukum
    • Olah Raga
    • Gaya Hidup
    • Bisnis
    • Figur
    • Tekno
    • Entertainment
Radar KalbarRadar Kalbar
  • Kapuas Hulu
  • Kayong Utara
  • Ketapang
  • Kubu Raya
  • Landak
  • Melawi
  • Mempawah
  • Pontianak
  • Sambas
  • Sanggau
  • Sekadau
  • Singkawang
  • Sintang
Pencarian
  • Home
  • Indeks
  • Kalbar
  • Nasional
  • Peristiwa
  • Politik
  • Ragam
  • Hukum
  • Olah Raga
  • Gaya Hidup
  • Bisnis
  • Figur
  • Tekno
  • Entertainment
Radar Kalbar > Indeks > Kalbar > Sanggau > Suara dari Parindu, Masyarakat Adat Dayak Bangkit Tolak Transmigrasi di Kalbar
Sanggau

Suara dari Parindu, Masyarakat Adat Dayak Bangkit Tolak Transmigrasi di Kalbar

Last updated: 16/07/2025 19:06
16/07/2025
Sanggau
Share

FOTO : Koorlap aksi penolakan program transmigrasi di Kalbar, Hendrikus Susilo, saat berorasi dengan latar belakang massa yang memegang spanduk [ ist ]

redaksi – radarkalbar.com

SANGGAU – Suara penolakan terhadap program transmigrasi telah menggema dari berbagai wilayah Kalimantan Barat.

Kali ini, dari masyarakat adat Dayak di Kecamatan Parindu, Kabupaten Sanggau, dengan menggelar aksi damai di Simpang Empat Pasar Bodok, Rabu (16/7/2025).

Mereka menyatakan sikap tegas menolak rencana pemerintah terkait transmigrasi ke wilayah Kaliamantan Barat.

Dalam aksi yang berlangsung tertib tersebut, massa membawa spanduk dan orasi yang menegaskan keresahan mereka terhadap potensi dampak negatif program tersebut terhadap keberlangsungan hidup masyarakat adat.

Menurut mereka, skema pemindahan penduduk ke Kalimantan berisiko mengganggu keseimbangan sosial, budaya, dan ekologis masyarakat asli yang telah menghuni kawasan itu selama turun-temurun.

Koordinator aksi, Hendrikus Susilo Hermanto, menyatakan penolakan ini bukan sekadar reaksi emosional, tetapi lahir dari pengalaman panjang marginalisasi dan eksploitasi.

Ia menyebut program transmigrasi berpotensi mempersempit ruang hidup masyarakat adat dan mengancam eksistensi hak ulayat yang belum sepenuhnya diakui negara.

“Kami tidak menolak pembangunan. Tapi kami menolak pendekatan pembangunan yang mengabaikan keberadaan dan hak-hak masyarakat adat,” tegas Hendrikus dalam orasinya.

Ia juga mengkritisi lemahnya partisipasi masyarakat lokal dalam perencanaan program pemerintah, termasuk dalam proyek-proyek besar yang masuk ke Kalimantan.

Menurutnya, pembangunan sering kali berlangsung sepihak tanpa konsultasi memadai dengan komunitas terdampak.

Dalam tuntutannya, aliansi masyarakat adat meminta pemerintah untuk menghentikan sementara segala bentuk program transmigrasi ke wilayah adat tanpa persetujuan komunitas lokal, menjamin perlindungan hak ulayat dan legalisasi wilayah adat secara sah.

Lantas, mendorong keterlibatan masyarakat adat dalam proses pembangunan secara adil dan setara.

Aksi ini juga menyoroti minimnya representasi masyarakat adat dalam pengambilan kebijakan.

Hendrikus menilai suara masyarakat adat sering kali tak sampai ke tingkat pembuat keputusan di pusat, bahkan ketika menyangkut kehidupan mereka secara langsung.

“Kami kecewa dengan para wakil rakyat yang seharusnya membela kami. Kami tidak anti terhadap suku lain, tetapi kami menuntut keadilan dan perlindungan yang setara,” katanya lagi.

Ia juga memperingatkan apabila aspirasi mereka diabaikan, aksi serupa dengan skala yang lebih besar akan kembali digelar sebagai bentuk perlawanan damai.

Penolakan dari masyarakat adat ini menjadi catatan penting bagi pemerintah pusat dan daerah agar setiap program pembangunan.

Utamanya, yang menyentuh wilayah adat, tidak hanya memenuhi aspek administratif, tetapi juga etis dan sosiokultural.

Kalimantan, sambung dia, bukan tanah kosong, melainkan rumah bagi komunitas yang telah lama hidup selaras dengan alam dan budayanya.

Massa ini membentangkan spanduk, bertuliskan narasi penolakan. Usai melaksanakan aksi dan berorasi, mereka membubarkan diri dengn tertib.

Editor/publisher : admin radarkalbar.com

Bagikan ini:

  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
  • Klik untuk berbagi di X(Membuka di jendela yang baru) X
  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
  • Klik untuk mengirimkan email tautan ke teman(Membuka di jendela yang baru) Surat elektronik
  • Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
TAGGED:Aksi DamaiBodokKecamatan ParinduPenolakan program transmigrasi
Share This Article
Facebook Whatsapp Whatsapp Telegram Copy Link

Terpopuler Bulan Ini

Selebgram Oca Fahira Meninggal Akibat Kecelakaan Lalu Lintas di Sungai Pinyuh

30/09/2025
Laskar Cinta Jokowi Minta Menkeu Purbaya Dipecat
16/10/2025
Pengedar Sabu di Balai Karangan Diciduk, 10 Paket Siap Edar Disita
12/10/2025
Langkah Twity ke Yogyakarta, Putri Kades Hilir Balai Menembus Panggung Nasional
23/10/2025
Drama Rekayasa Begal di Ketapang, Polisi Bongkar Kebohongan di Balik Laporan Palsu
09/10/2025

Berita Menarik Lainnya

Tragedi di Jembatan Nengeh Teresung Sekayam, Pengendara Byson Tewas Akibat Kehilangan Kendali

25/10/2025

Diduga Alami Tekanan Batin, Perempuan di Parindu Ditemukan Tewas Gantung Diri

24/10/2025

Jejak Narkoba di Sebuah Penginapan, Terendus Tim Tindak Polsek Sekayam, Sabu 8,65 Gram Diamankan, Pelakunya Seorang Mahasiswa

24/10/2025

Penghargaan Beruntun untuk PT ICA, Kinerja Sosial Perusahaan Dipastikan Berdaya Guna

16/10/2025

PT. DIMAS GENTA MEDIA
Kompleks Keraton Surya Negara, Jalan Pangeran Mas, No :1, Kel Ilir Kota, Sanggau, Kalbar

0812-5012-1216

Terkait

  • Redaksi
  • Kode Etik
  • Kebijakan Privasi
  • Redaksi
  • Kode Etik
  • Kebijakan Privasi

Regional

  • Kapuas Hulu
  • Kayong Utara
  • Ketapang
  • Kubu Raya
  • Landak
  • Melawi
  • Mempawah
  • Pontianak
  • Sambas
  • Sanggau
  • Sekadau
  • Singkawang
  • Sintang
  • Kapuas Hulu
  • Kayong Utara
  • Ketapang
  • Kubu Raya
  • Landak
  • Melawi
  • Mempawah
  • Pontianak
  • Sambas
  • Sanggau
  • Sekadau
  • Singkawang
  • Sintang