FOTO : Petugas SAR gabungan saat melaksanakan pencarian korban [ ist ]
redaksi – radarkalbar.com
KUBU RAYA – Senja belum sepenuhnya jatuh ketika suara mesin speedboat perlahan mereda di perairan Jermal 9, Laut Padang Tikar, Kecamatan Batu Ampar, pada Rabu (23/4/2025) sore itu, pukul 17.00 WIB, tim SAR gabungan secara resmi menutup operasi pencarian dua korban tenggelam.
Kedua korban tenggelam yang belum ditemukan, yakni Zwagery Andi Sembiring dan Sanusi. Dua nama yang kini tinggal dalam doa dan kenangan keluarga mereka.
Keduanya adalah warga Pontianak Barat. Zwagery berasal dari Sungai Jawi Luar, sementara Sanusi dari Sungai Beliung.
Mereka menjadi bagian dari insiden nahas beberapa hari lalu, saat speedboat yang mereka tumpangi tenggelam ditelan gelombang di perairan Padang Tikar.
Selama beberapa hari, tim SAR gabungan tak kenal lelah menyusuri titik-titik perairan yang diyakini menjadi lokasi tenggelamnya kapal.
Basarnas Pontianak mengerahkan lima personel, dibantu POSAL Muara Kubu dan KP VI.2002 Bidara masing-masing tiga personel, serta satu dari KPLP Muara Kubu.
Tak ketinggalan, lima anggota keluarga korban pun turut serta dalam pencarian.
“Pencarian telah dilaksanakan maksimal sejak pagi hari. Penyisiran dilakukan di sejumlah titik perairan Padang Tikar hingga Jermal 9, namun hasil pencarian masih nihil,” ujar Aiptu Ade Surdiansyah, Kasubsi Penmas Polres Kubu Raya, mewakili Kapolsek Batu Ampar, Ipda Rachmatul Isani Fachri.
Setiap hari dimulai dengan apel pagi pukul 06.30 WIB, ritual singkat namun sarat harapan. Setelahnya, tim menyusuri lautan yang tak pernah benar-benar bisa ditebak.
Hingga sore menjelang, mereka kembali ke posko. Tak sekali pun ada tanda keberadaan Zwagery atau Sanusi.
Pada hari terakhir pencarian, pukul 16.00 WIB, seluruh tim ditarik kembali. Dan satu jam setelahnya, operasi resmi dihentikan.
“Meskipun operasi telah resmi dihentikan, pihak keluarga tetap diimbau untuk terus berkoordinasi dengan instansi terkait apabila ditemukan tanda-tanda keberadaan korban,” ungkap Ade.
Penutupan ini bukan sekadar penarikan logistik dan personel, tetapi juga penarikan harapan yang perlahan-lahan harus diredam. Bagi keluarga, kabar ini tak ubahnya kabut duka yang menyelimuti. [ red/r]
editor : tim redaksi