Radar KalbarRadar Kalbar
  • Home
  • Indeks
  • Kalbar
  • Nasional
  • Peristiwa
  • Politik
  • Ragam
  • Lainnya
    • Hukum
    • Olah Raga
    • Gaya Hidup
    • Bisnis
    • Figur
    • Tekno
    • Entertainment
Radar KalbarRadar Kalbar
  • Kapuas Hulu
  • Kayong Utara
  • Ketapang
  • Kubu Raya
  • Landak
  • Melawi
  • Mempawah
  • Pontianak
  • Sambas
  • Sanggau
  • Sekadau
  • Singkawang
  • Sintang
Pencarian
  • Home
  • Indeks
  • Kalbar
  • Nasional
  • Peristiwa
  • Politik
  • Ragam
  • Hukum
  • Olah Raga
  • Gaya Hidup
  • Bisnis
  • Figur
  • Tekno
  • Entertainment
Radar Kalbar > Indeks > Opini > Walau Dirujak Korut 0 – 6, Timnas Tetap Lolos Piala Dunia
Opini

Walau Dirujak Korut 0 – 6, Timnas Tetap Lolos Piala Dunia

Last updated: 15/04/2025 22:56
15/04/2025
Opini
Share

Oleh : Rosadi Jamani [ Ketua Satupena Kalimantan Barat ]

“Tenang, walau kalah, tiket ke Piala Dunia U17 sudah di tangan.” Sebuah ungkapan untuk mengobati kekecewaan usai Timnas u17 dihancurkan oleh Korea Utara 0-6 di King Abdullah Sport City, Jedah, Arab Saudi dalam perempat final Piala Asia U17.

Mereka datang ke medan laga penuh ambisi. Ada jutaan doa mengiringi langkahnya. Siapa sangka, Evandra cs justru dihajar dengan jurus-jurus rahasia dari negeri yang konon hanya punya satu channel TV dan satu pemimpin yang tak bisa kalah, Korea Utara.

Dirujak, 0-6. Duh, sedih dan malunya sama tetangga sebelah. Sebuah angka yang cukup untuk membuat Pak RT melapor ke kelurahan karena suara jeritan tangis warga terlalu kencang.

Baru tujuh menit berlalu, penjaga gerbang bernama Dafa Setiawarman sudah dikejutkan oleh sepakan maut Song-hun Choe. Bola masuk begitu saja seperti utang yang tak sempat ditagih. Coach Nova Arianto, sang pelatih, tampak seperti pendekar yang kehilangan jurus pamungkas.

Ia hanya bisa berdiri, menatap rumput, berharap ada lubang untuk menyusup dan hilang sementara dari dunia fana.

Para pendekar Korut, yang dilatih Tang-song O, bertarung seperti siluman harimau kutub. Mereka mengurung pertahanan Indonesia seperti rentenir mengejar cicilan kredit.

Upaya balasan datang dari Evandra Floresta dan Fadly Alberto. Namun, bola mereka ibarat surat cinta yang ditolak, nyaris masuk, tapi dibuang penjaga gawang tanpa perasaan. Lalu datanglah Yu-jin Kim, sang kapten dari tim utara, yang menyempurnakan penderitaan lewat gol kedua.

Penonton banyak yang langsung mematikan TV dan memilih rebahan. Sebagian mulai mempertimbangkan belajar menjahit atau pura-pura sakit perut.

Belum sempat perasaan pulih dari babak pertama, menit ke-48, Kyong-bong Ri menambah luka. Gawang kita kembali dijebol seperti hati mantan yang diselingkuhi dua kali. Coach Nova, hanya bisa tertegun.

Lalu datanglah handball Putu Panji di menit 60, hadiah penalti pun diberikan oleh wasit dari Iran. Kim Tae-guk pun menyarangkan bola dengan tenang, seolah ia menyalakan rice cooker.

Semenit kemudian, gawang bocor lagi oleh Kang-rim Ri, membuat skor menjadi 0-5. Saat itu, kopi di rumah-rumah rakyat Indonesia yang tadinya pahit mulai terasa hambar. Bahkan Mpok Ati yang biasanya cerewet, kini diam seribu bahasa.

Menit ke-77, Pak Ju-won menutup drama ini dengan gol keenam. Penonton di rumah sudah tidak lagi duduk, mereka rebahan, memeluk guling, dan menatap langit-langit, mempertanyakan hidup. Laga berakhir dengan kekalahan paling menyakitkan abad ini, 0-6.

Walau kalah telak, tenang wak! Jangan bersedih. Tiket Piala Dunia sudah di tangan. Siap berlaga pada November 2025 di Qatar. Sebagai catatan, ini bukan kemenangan. Ini juga bukan kekalahan biasa.

Ini adalah lagu kesedihan yang dibalut komedi, opera sabun berdurasi 90 menit yang bikin penonton menangis, tapi nggak bisa marah, karena: “Ya sudahlah, yang penting lolos.”

Coach Nova harus menyusun jurus baru. Mungkin belajar dari padepokan silat Shin Tae-yong. Karena jika ini dibawa ke Piala Dunia, bisa jadi kita bukan hanya kalah, tapi berubah jadi meme internasional.

Namun rakyat Indonesia punya satu kekuatan, pemaaf. Hari ini kita marah, besok kita lupa, lusa kita beli jersey baru. Begitulah sepakbola kita, antara harapan dan kenyataan, dibumbui kopi, gorengan, dan luka yang tak kunjung sembuh.

“Siapa paling senang dengan kekalahan ini?” Pastilah kelompok yang ono. Iya, yang suka pakai handuk. Kita mah, tetap cinta Timnas walau kalah telak. Bravo bocil Garuda.

#camanewak

Bagikan ini:

  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
  • Klik untuk berbagi di X(Membuka di jendela yang baru) X
  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
  • Klik untuk mengirimkan email tautan ke teman(Membuka di jendela yang baru) Surat elektronik
  • Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
TAGGED:Kalah 0-6 lawan KorutTimnas U17
Share This Article
Facebook Whatsapp Whatsapp Telegram Copy Link

Terpopuler Bulan Ini

Isak Tangis Iringi Eksekusi Lahan di Kecamatan Segedong, Warisan Digugat, Rumah Tergusur, Warga Teriakan Ketidakadilan

26/06/2025
Dari Desa ke Panggung Provinsi, Semangat Juang Siswa SDN 04 Tayan Hilir Tembus Kejuaraan Taekwondo Kalbar
17/06/2025
Media FC Perkasa di Liga Mini Soccer U-35 AMC Sungai Pinyuh, Dua Mantan Sochenk FC Jadi Penentu Kemenangan
30/06/2025
Prestasi Atlet Mempawah Tak Seiring Dukungan, Berjuang Tanpa Dana, Berlaga Tanpa Apresiasi
05/07/2025
Proyek Jalan Nasional Rp 146,9 Miliar di Mempawah Jadi Sorotan, Ketua Kadin : Mestinya Dikerjakan Secara Profesional
09/07/2025

Berita Menarik Lainnya

Riza Chalid “The Gasoline Godfather” Tersangka, Akhirnya Indonesia Berani

16 jam lalu

Mengenal Sumastro, Sekda yang Baru Saja Dijebloskan ke Penjara

10/07/2025

Benarkah Malaysia Mengklaim Tarian Rayyan di Ujung Perahu?

08/07/2025

Dahlan Iskan Kembali Jadi Tersangka

08/07/2025

PT. DIMAS GENTA MEDIA
Kompleks Keraton Surya Negara, Jalan Pangeran Mas, No :1, Kel Ilir Kota, Sanggau, Kalbar

0812-5012-1216

Terkait

  • Redaksi
  • Kode Etik
  • Kebijakan Privasi
  • Redaksi
  • Kode Etik
  • Kebijakan Privasi

Regional

  • Kapuas Hulu
  • Kayong Utara
  • Ketapang
  • Kubu Raya
  • Landak
  • Melawi
  • Mempawah
  • Pontianak
  • Sambas
  • Sanggau
  • Sekadau
  • Singkawang
  • Sintang
  • Kapuas Hulu
  • Kayong Utara
  • Ketapang
  • Kubu Raya
  • Landak
  • Melawi
  • Mempawah
  • Pontianak
  • Sambas
  • Sanggau
  • Sekadau
  • Singkawang
  • Sintang