Misteri Investasi 6T City Mall Sambas


Oleh : Rosadi Jamani [ Ketua Satupena Kalimantan Barat ]

DI BAWAH naungan langit kelabu Pendopo Gubernur, aroma perdebatan hangat di Silatwil ICMI Kalimantan Barat terasa pekat. Di sudut ruangan, saya bersua dengan Jumtani, pria asal Tebas Sambas, praktisi konservasi.

Ada juga Denie Amiruddin, pengacara yang bahasa tubuhnya seolah berkata, “Aku tahu sesuatu yang kalian tidak tahu.” Diskusi kami berpusat pada sebuah kabar sensasional, investasi enam triliun rupiah yang akan mengguncang Kota Sambas. Ente bayangkan, wak! 6T itu sudah mendekati APBD Kalbar setahun.

PT Fam Nexa Indonesia, tanpa basa-basi, mengumumkan rencana pembangunan City Mall Sambas, Hotel Bintang 5, Rumah Sakit Internasional, apartemen, perumahan, hingga college untuk perawat. Dengan angka investasi 3.260 miliar USD atau sekitar enam triliun rupiah, proyek ini dijadwalkan meluncur Februari 2025.

Mereka memilih Sambas, bukan Pontianak, bukan Singkawang. Sambas! Kota kecil dengan daya tarik misterius, atau mungkin, daya tarik tersembunyi.

“Kenapa Sambas?” pertanyaan saya mengudara seperti bom asap.

Jumtani memulai analisisnya dengan lembut tapi tegas. “Rumah sakit bertaraf internasional itu kunci. Dokter-dokter spesialis dari Singapura bisa menarik pasien lintas negara. Dekat dengan Sarawak, akses jalan mulus. Orang datang berobat, sekalian wisata. Ini strategi.”

Ah, logis, pikir saya. Tapi Deni, dengan alis terangkat dan nada penuh rahasia, berujar, “Tunggu dulu. Ini bukan cuma soal rumah sakit atau wisata.

Kalau menurut saya, ada tambang di Sambas. Sesuatu yang belum terungkap ke permukaan. Ahli tambang mungkin sudah tahu lewat satelit. Mereka hanya menunggu waktu yang tepat untuk menggali emasnya.”

Dua teori, dua dunia. Kesehatan atau tambang. Saya merasa seperti sedang membaca novel misteri yang tokoh antagonisnya belum muncul.

Namun, saya tak mau kalah. “Bagaimana jika ini terkait proyek besar dari Brunei Darussalam?” sergah saya. “Kereta cepat yang katanya akan membelah Kalimantan Utara hingga Kalimantan Barat, melewati Sambas, Singkawang, sampai Pontianak? Kalau itu terjadi, Sambas bisa jadi lokasi strategis.

Tidak hanya soal kesehatan atau tambang, ini bisa jadi pijakan ekonomi baru di wilayah perbatasan.”

Jumtani dan Deni terdiam. Apakah saya terlalu jauh? Atau justru terlalu dekat ke pusat teka-teki?

Mari jujur. Mall Singkawang saja sepi, bagaimana Sambas? Kalau hanya mengandalkan pengunjung lokal, berat. Tapi angka enam triliun itu bukan angka main-main. Singapura bukan pemain sembarangan. Mereka pasti tahu sesuatu yang kita tidak tahu.

Apakah mereka akan terbuka? Itu soal lain. Sementara itu, masyarakat Sambas tentu menyambut ini dengan tangan terbuka. Siapa yang tak senang dengan janji investasi sebesar itu?

Misteri ini belum selesai. Seperti awan di atas Pendopo Gubernur, jawabannya masih menggantung, menunggu waktu yang tepat untuk turun sebagai hujan fakta. Kita hanya bisa berspekulasi, menunggu, sambil terus bertanya, kenapa Sambas?

#camanewak


Like it? Share with your friends!