City Mall Sambas dan Hotel Bintang Lima


Oleh : Rosadi Jamani [ Ketua Satupena Kalimantan Barat ]

AWAL Januari 2025, saya menyambangi Kota Sambas. Sebuah kota kecil yang tenang, penuh kenangan kerajaan Islam, dan riak-riak Muare Ulakan yang memantulkan keabadian.

Hampir seminggu di sana. Tak ada seorang pun berbicara tentang City Mall, rumah sakit internasional, atau hotel bintang lima. Percakapan paling mewah adalah tentang rambutan Sawang dan durian Seberkat. Selebihnya, cerita sepupu mereka di Malaysia. “Paggi ke Pete maseh ramai, bang,” kate urang Sambas yang menemani saya ngopi di Kafe Bedar.

Lalu saya kembali ke Pontianak, tempat berita berhembus lebih cepat dari angin malam di tepian Sungai Kapuas. Apa kabar? Sambas, katanya, akan menjadi kota metropolitan mini. Wow. Sebuah City Mall, hotel bintang lima, dan rumah sakit internasional akan berdiri di sana. Kota Pontianak saja belum ada hotel bintang lima. Luar biasa.

Kabupaten yang terkenal dengan warganya suka merantau, kini bisa jadi incaran daerah lain, merantau ke Sambas. Serasa menonton sinetron, penuh kejutan dan dramatisasi. “Ase daan pecayak ada hotel bintang lima di Sambas,” kata Matasam, kawan ngopi di Pontianak.

PT Fam Nexa Indonesia, nama yang terdengar seperti perusahaan luar angkasa, mengumumkan proyek ini. City Mall Sambas, Hotel Bintang 5, dan Rumah Sakit Internasional akan menjadi bagian dari megastruktur mereka. Tak lupa apartemen, perumahan, dan college untuk perawat. Sambas yang dulunya berbisik lirih di peta, kini berteriak lantang. “Hei, dunia! Lihat aku!” kata Sambas, mungkin sambil pakai jas formal.

Investasi ini? Ah, sepele, cuma 3.260 miliar USD. Angka yang membuat kepala pusing, tapi hati berdebar. Proyek dimulai Februari 2025, setelah Tahun Baru Imlek. Sungguh momen simbolis: awal baru untuk Sambas. Bahkan kalender pun ikut mendukung.

Bayangkan ini, wak! City Mall di tengah kota. Anak-anak muda tak perlu lagi naik bus ke Pontianak untuk mencari hiburan. Bioskop, gerai kopi mahal, dan toko fesyen akan menjadi bagian dari keseharian mereka.

Mereka akan selfie di depan logo mall dengan caption, “Hello future!” Rumah sakit internasional? Orang Sambas tak perlu lagi ke Kuching untuk operasi kecil atau sekadar bertanya, “Dok, ini masuk angin atau kanker?” Hotel bintang lima? Wisatawan akan datang, mungkin untuk melihat makam Sultan atau menikmati keindahan alam Sambas yang, tentu saja, akan dipoles sedemikian rupa. Mungkin ada patung besar di tengah kota, karena kenapa tidak?

Tapi tunggu, ini Sambas. Kota ini punya sejarah, tradisi, dan pesona yang sulit ditandingi. Akankah semua ini mengubahnya menjadi kota lain yang kehilangan identitasnya? Atau justru memperkuatnya sebagai pusat perbatasan yang modern? Kita tunggu saja. Sambil menyeruput kopi lokal, Semparuk. Tentunya, sebelum gerai kopi internasional merajalela dan mengganti kopi kita dengan “single-origin Sambas blend.”

#camanewak


Like it? Share with your friends!