Radar KalbarRadar Kalbar
  • Home
  • Indeks
  • Kalbar
  • Nasional
  • Peristiwa
  • Politik
  • Ragam
  • Lainnya
    • Hukum
    • Olah Raga
    • Gaya Hidup
    • Bisnis
    • Figur
    • Tekno
    • Entertainment
Radar KalbarRadar Kalbar
  • Kapuas Hulu
  • Kayong Utara
  • Ketapang
  • Kubu Raya
  • Landak
  • Melawi
  • Mempawah
  • Pontianak
  • Sambas
  • Sanggau
  • Sekadau
  • Singkawang
  • Sintang
Pencarian
  • Home
  • Indeks
  • Kalbar
  • Nasional
  • Peristiwa
  • Politik
  • Ragam
  • Hukum
  • Olah Raga
  • Gaya Hidup
  • Bisnis
  • Figur
  • Tekno
  • Entertainment
Radar Kalbar > Indeks > Opini > Dari Dompet Rakyat ke Amplop Dewan
Opini

Dari Dompet Rakyat ke Amplop Dewan

Last updated: 14/12/2024 08:10
14/12/2024
Opini
Share

Oleh : Rosadi Jamani [Ketua Satupena Kalimantan Barat]

DULU, pemilihan kepala daerah ibarat drama Pak Saloi. Penuh intrik, bisik-bisik, dan amplop ajaib.

Para anggota dewan dikarantina, bukan karena takut virus, tapi takut “tergoda” janji surga dari calon kepala daerah. Rakyat? Hanya bisa menonton dari pagar sambil meraba-raba, siapa yang nanti akan memimpin desa, kota, atau provinsi mereka.

Sistem ini dianggap mahal, penuh politik uang. Maka, kita beralih ke one man one vote.

Namun, one man one vote ternyata bukan solusi, tapi babak baru drama politik. Kali ini rakyat ikut menikmati, eh, maksudnya “terlibat.” Amplop jalan-jalan, janji manis berseliweran, dan pesta demokrasi berubah jadi pesta biaya.

Biaya politik melonjak ke level “mahal tak terperi.” Solusinya? Kembali ke sistem lama, katanya. Dewan lagi yang milih. Amplop pun bersorak riang. “Kami kembali ke habitat asli!”

Presiden Prabowo mengusulkan wacana revolusioner, biarkan DPRD saja yang memilih. Alasan klasik? Biaya. Tapi, seolah lupa sejarah, kita sudah tahu ending ceritanya. Amplop kembali merajalela di ruang-ruang tertutup. Kedaulatan rakyat? Ya sudah, biar parkir dulu.

Titi Anggraini dari UI menyebut ide ini sebagai “teater amplop jilid dua.” Memang, katanya, biayanya mungkin lebih murah di atas kertas. Tapi politik uang? Jangan khawatir, tetap ada kok, tapi eksklusif untuk politisi. Transparansi? Ah, itu kan konsep absurd buat ruang gelap.

Dulu, ketika pemilihan oleh DPRD, rakyat protes karena yang terpilih sering kali bukan pilihan mereka. Beberapa kantor DPRD bahkan dirusak.

Tapi sekarang, meskipun rakyat memilih langsung, tetap banyak yang golput. Kenapa? Karena calon-calon yang disodorkan partai sering kali lebih mirip “pilihan darurat” ketimbang pemimpin masa depan.

Titi bilang, yang perlu dibenahi bukan sistemnya, tapi integritas partai politik. Bagaimana rakyat bisa percaya kalau partai masih sibuk dengan urusan internal dan, ya, amplop lagi?

Titi punya usul menarik, kurangi pemborosan! Katanya, KPU harus berhenti bergaya seperti CEO perusahaan unicorn dengan jet pribadi dan mobil dinas lebih dari satu.

Efisiensi itu sederhana, katanya. Kurangi yang tidak penting, dan benahi dana kampanye. Amplop harusnya kembali ke fungsinya semula, tempat menyimpan uang, bukan alat tukar suara.

Wacana ini menunjukkan satu hal, politik kita tidak pernah lepas dari siklus amplop dan janji. Mau langsung atau tidak langsung, yang jadi masalah bukan sistemnya, tapi orang-orang di dalamnya. Sejarah seolah menertawakan kita. Apa pun sistemnya, ujung-ujungnya tetap dompet yang berbicara.

Sementara itu, rakyat? Mereka tetap jadi penonton atau sudah tak peduli. “Kak ati kitaklah pe..pe..,” kata budak Pontianak.

#camanewak

Bagikan ini:

  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
  • Klik untuk berbagi di X(Membuka di jendela yang baru) X
  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
  • Klik untuk mengirimkan email tautan ke teman(Membuka di jendela yang baru) Surat elektronik
  • Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
TAGGED:Ketua Satupena Kalimantan Barat
Share This Article
Facebook Whatsapp Whatsapp Telegram Copy Link

Terpopuler Bulan Ini

Selebgram Oca Fahira Meninggal Akibat Kecelakaan Lalu Lintas di Sungai Pinyuh

30/09/2025
Laskar Cinta Jokowi Minta Menkeu Purbaya Dipecat
16/10/2025
Pengedar Sabu di Balai Karangan Diciduk, 10 Paket Siap Edar Disita
12/10/2025
Langkah Twity ke Yogyakarta, Putri Kades Hilir Balai Menembus Panggung Nasional
23/10/2025
Drama Rekayasa Begal di Ketapang, Polisi Bongkar Kebohongan di Balik Laporan Palsu
09/10/2025

Berita Menarik Lainnya

Menteri Keuangan yang Dulu Ngapaian Aja?

10 jam lalu

Setelah 14 Tahun, Akhirnya Timor-Leste Masuk ASEAN Penuh

10 jam lalu

Tundang Terakhir Seorang Maestro, Kalbar Berduka

26/10/2025

Tantangan PWI Dalam Menjaga Kedaulatan Informasi

25/10/2025

PT. DIMAS GENTA MEDIA
Kompleks Keraton Surya Negara, Jalan Pangeran Mas, No :1, Kel Ilir Kota, Sanggau, Kalbar

0812-5012-1216

Terkait

  • Redaksi
  • Kode Etik
  • Kebijakan Privasi
  • Redaksi
  • Kode Etik
  • Kebijakan Privasi

Regional

  • Kapuas Hulu
  • Kayong Utara
  • Ketapang
  • Kubu Raya
  • Landak
  • Melawi
  • Mempawah
  • Pontianak
  • Sambas
  • Sanggau
  • Sekadau
  • Singkawang
  • Sintang
  • Kapuas Hulu
  • Kayong Utara
  • Ketapang
  • Kubu Raya
  • Landak
  • Melawi
  • Mempawah
  • Pontianak
  • Sambas
  • Sanggau
  • Sekadau
  • Singkawang
  • Sintang