Oleh : Rosadi Jamani
Aku tertegun,
Apakah ini permainan, ataukah hanya keisengan?
Foto Whisky dengan label berkilau,
38,57 juta, seolah itu sekadar angkamu.
Apakah tawaran ini untukku?
Sebuah pesta yang dihadiahkan,
Atau hanya permainan kotor dari mereka yang berpura-pura suci?
Dalam keheranan, aku mencari jawabannya.
Tapi, tunggu! Ada foto lain,
Seorang ketua partai, wajahnya penuh teka-teki,
Duduk tersandar, seolah tanpa beban,
Di sebelahnya, Whisky itu, bagai teman setia.
Sungguh, ini potret yang tak bisa dipandang lurus,
Agama berkata haram, tapi di sini, adakah itu berarti?
Moral dilempar ke udara,
Dan sarkasme menari di bawah sinar lampu malam.
Ah, politisi, apakah minuman keras itu kau hirup bersama kepentingan?
Apa yang kau telponkan dalam momen itu?
Rencana bangsa atau sekadar tawar-menawar jiwa?
Aku bertanya dalam sunyi yang penuh tanda tanya.
Mungkin, dalam dunia yang kacau ini,
Whisky itu hanya simbol, atau kenyataan?
Politisi dan moral, bagai dua sisi koin,
Satu bersinar, yang lain berkarat di balik genggaman.
Aku tertegun, namun biarlah kuakhiri dengan tawa sarkasme,
Karena dalam foto ini, semua jelas—namun tak satu pun yang benar-benar terlihat.
“Moral? Ah, itu minuman murah yang sudah basi,
“Ditelan diam-diam, dibuang dengan mudah.”
Pontianak, 24 Agustus 2024
#apapundipuisikan