Soal Kericuhan di Istana Kadriah, Ini Klarifikasi Sultan Pontianak Syarif Melvin Alkadrie


FOTO : Sultan Istana Kadriah Pontianak Syarif Melvin Alkadrie didampingi sejumlah kaum kerabatnya usai memberikan klarifikasi (Zen)

Pewarta : Zen Zentha Zentara SE

radarkalbar. com, PONTIANAK – Lama ditunggu-tunggu masyarakat Kalbar, akhirnya Sultan Istana Kadriah Pontianak Syarif Melvin Alkadrie memberikan klarifikasi terkait dugaan kericuhan kepada isteri pertamanya, yang terjadi pada 31 Oktober 2021 lalu.

Dalam penjelasannya, Syarif Melvin mengatakan sebelumnya Ia memang memilih untuk diam selama beberapa waktu, sejak kejadian tersebut.

Ia mengatakan, tak ada satu orang pun yang bertabayyun terlebih dahulu kepada pihaknya, terkait hal tersebut.

“Penting bagi saya mengklarifikasi segala pertanyaan, aduan dan keluhan di dalam dan di luar pagar Istana Kadriah Kesultanan Pontianak. Semoge klarifikasi ini tidak lagi memunculkan dugaan-dugaan di tengah masyarakat, khususnya umat Islam, di manapun berada,” ungkapnya, pada Jumat, (5/11/2021).

Ia menambahkan dayus bagi dirinya apabila mengungkapkan kehidupan rumah tangga sebelumnya.

“Dayus bagi saya, apabila mengungkapkan hal-hal terkait kehidupan rumah tangga saya sebelumnya. Saye menjaga dosa besar, untuk diri saya sendiri, keluarga, dan umat. Agar kita selamat dunia, selamat juga di akhirat, maka saya memilih diam selama beberape waktu, sejak hal yang dikatakan memalukan oleh orang-orang, yang tak satupun bertabayyun terlebih dahulu kepada saya, bagaimana yang sebenarnya,” paparnya.

Ia juga juga membeberkan sudah hampir 2 kali Muharram, tak pernah ada lagi hubungan selayaknya suami isteri, yang sesuai syariah, antara dirinya dan mantan isterinya itu.

“Terhitung sejak memasuki bulan Sya’ban 1443 hijriyah (13 Maret 2021), mantan isteri saya meninggalkan rumah kediaman kami bersama di sini, tanpa sepengetahuan saya. Dan tidak pernah kembali lagi ke rumah ini,” ucapnya,

Ia mengaku menghormati isteri pertamanya sebagai perempuan, hal-hal terkait kehidupan di dalam waktu tersebut.

“Biarlah menjadi rahasia kami waktu masih bersama. Semoga Allah mengampuni saya, dan Allah juga mengampuni beliau, aamiin ya rabbal alamiin,” ucapnya.

Ia menjelaskan, terkait peristiwa di Istana Kadriah Pontianak pada tanggal 31 Oktober 2021. Dan Ia mengatakan tak ada satupun pelanggaran pada saat acara digelar, hingga selesai.

“Tidak ada satupun pelanggaran terhadap syari’at Islam, baik yang termaktub di dalam al quran dan hadits-hadits Rasulullah, serta mazhab para salafussalih, hingga acara selesai. Sebab jika dikatakan harus sesuai adat istiadat kesultanan Pontianak, maka ketahuilah, bahwa yang dimaksud induk adat istiadat kesultanan Pontianak adalah al quran dan sunnah, dan tidak ada ketentuan lain selain itu di dalam adat istiadat kesultanan Pontianak,”tegasnya.

Ia mengakui bahwa dalam beberapa menit, terdapat insiden yang dilakukan mantan isterinya, yakni Ratu Nina Widiastuti. Yang Ia sebut sudah bukan isteri stahnya secara hukum Islam.

“Pada hari itu, tidak ada kegiatan memakan dan meminum apa yang diharamkan, tidak ada prosesi yang melanggar hukum Allah, tidak ada hal-hal yang mempermalukan leluhur kami Sayyidina Muhammad Rasulullah. Dari awal acara dimulai sampai selesai, kecuali adanya insiden beberapa menit, yang dilakukan oleh mantan istri, yang secara hukum Islam, berdasarkan al quran dan sunnah, sudah bukan lagi istri sah saya. Berdasarkan ketentuan syara’ tersebut, saye memohon ampun kepada Allah dan rasulnya, sebab perceraian adalah hal yang dibenci oleh Allah,” tuturnya

Sultan juga meminta maaf kepada seluruh keluarga besar Kesultanan Pontianak yang hadir pada acara tersebut.

“Khususnya pada om dan tante-tante saya yang saya muliakan serta para pangeran dan para ratu yang ada di dalam dan di luar singgasana. Bapak Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, Datuk I Puatta La Nyalla Mattalitti, Ibunda Datin Seri Yani Kuswodidjoyo, para anggota DPD RI yang hadir, Bupati Penajam Paser Utara, Walikota Balikpapan, Wadan Lantamal, Pangdam XII Tanjungpura dan seluruh pejabat undangan kehormatan yang hadir dari berbagai unsur, “tuturnya.

Editor : Zen Zentha Zentara SE


Like it? Share with your friends!