Oleh : Rosadi Jamani [Ketua Satupena Kalimantan Barat]
JUJUR Wak, ngopi pun rasa tak enak. Saya yakin, bukan hanya saya sendiri sedih, melainkan seluruh rakyat negeri ini. Gara-gara wasit botak itu.
Fix ya, Ahmed Al Kaf, jadi musuh bersama rakyat Indonesia. Bagaimana tidak? Gara-gara wasit botak ini, momen kemenangan Timnas sudah di depan mata malah buyar begitu saja. Dalam dunia di mana detik ke-90+6 adalah momen sakral.
Entah kenapa Al Kaf justru lupa cara meniup peluit. Mungkin dia sedang sibuk mencari inspirasi akhir film drama. Sayangnya kita malah disajikan “drama sepak pojok Bahrain,” dan voila, gol penyama kedudukan 2-2.
Indonesia, yang tadinya bersiap pesta kemenangan, malah menyiapkan ‘pesta amarah’ di media sosial.
Netizen Indonesia, para ahli teori konspirasi dadakan, langsung beraksi lebih cepat dari pada VAR di final Piala Dunia. Komentar penuh amarah mulai membanjiri, dari yang menyalahkan bangsa Arab secara keseluruhan hingga membahas Qatar, Bahrain, dan Oman seolah-olah mereka punya klub rahasia bertajuk “Aliansi Wasit Licik.”
Mereka bersatu bukan untuk menciptakan perdamaian, tapi tampaknya untuk menghancurkan mimpi sepak bola kita, khususnya di injury time.
Ada juga yang sampai memanjatkan doa buat sang wasit, berharap agar beliau mendapatkan “Husnul Khotimah.” Mungkin doa ini adalah salah satu bentuk pengalihan dari rasa frustrasi total, karena apa lagi yang bisa dilakukan setelah kursi tak bisa dilempar akibat hanya menonton live streaming?
Tapi jangan khawatir, menurut teori konspirasi yang paling hot, FIFA buka kantor di Jakarta cuma gimmick belaka! Bikin stadion baru di IKN juga nggak akan mengubah takdir kalau wasit-wasit Arab ini terus bikin ulah.
Malah, mereka bilang FIFA bakal mendenda Shin Tae Yong setelah beliau protes. Jadi, siapa yang sebenarnya diuntungkan? Oke, mari kita cek rekening para wasit itu, mungkin saja saldo mereka lebih tebal dari pada perasaan kita yang sudah terkoyak.
Tapi, satu hal yang pasti, kita semua sekarang tahu, wasit yang terlambat tiup peluit sama berbahayanya dengan orang yang terlambat bayar cicilan.
Apa pun alasannya, suporter Indonesia akan tetap mencatat momen ini sebagai bagian dari sejarah “kecurangan internasional” yang akan terus diingat.
#camanewak