FOTO : Sosilisasi program pendataan dan pemberdayaan petani sawit terampil berkelanjutan di Kabupaten Sekadau [ ist ]
Doni – radarkalbar.com
SEKADAU – Di tengah tantangan global terhadap industri kelapa sawit, secercah harapan lahir di Kabupaten Sekadau, Kalimantan Barat.
PT Agro Andalan (AAN), Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS), dan PT Sinarmas Agro Resources and Technology Tbk (SMART) bersatu dalam misi besar membentuk generasi petani sawit swadaya yang terampil, berdaya, dan berkelanjutan.
Adapun program yang diluncurkan dan disosialisasikan yakni pendataan dan pemberdayaan petani sawit terampil, berkelanjutan di Kabupaten Sekadau.
Kick off program ini berlangsung di Aula Hotel Multi, suasana penuh semangat tergambar jelas dari wajah para petani dan mitra yang hadir.
Hadir saat itu, Bupati Sekadau, Aron, para instansi terkait dan kelompok tani dari 16 desa serta mitra lainnya.
Kelompok tani ini, bukan hanya datang untuk menyaksikan peluncuran program, tetapi juga menyongsong babak baru dalam pengelolaan kebun sawit mereka.
Program yang dinamai Petani Sawit Terampil dan Berkelanjutan ini bukan sekadar pendataan lahan. Lebih dari itu, merupakan langkah konkrit untuk memperkuat praktik keberlanjutan dari akar rumput.
Petani tak hanya diberi pemahaman soal Good Agricultural Practices (GAP), tetapi juga didampingi untuk memenuhi standar sertifikasi nasional dan internasional seperti ISPO dan RSPO.
“Percepatan pengembangan petani kelapa sawit mandiri di Kabupaten Sekadau hanya bisa terwujud jika seluruh pihak bersinergi dan berkolaborasi,” ujar Bupati Sekadau, Aron SH, dalam sambutannya.
Menurutnya, sinergi ini menjadi kunci dalam menjawab tantangan kompleks di sektor sawit.
Program ini tak hanya menyasar aspek teknis budidaya, tetapi juga memperkuat kelembagaan petani serta mendorong keterlacakan produk hingga ke kebun.
Tentunya dengan begitu, proses produksi sawit menjadi lebih transparan dan akuntabel.
Adalah SPKS, yang menjadi motor penggerak di lapangan, menggandeng pendanaan dari German Agency for International Cooperation (GIZ) lewat proyek Sustainable Agriculture for Forest Ecosystems (SAFE).
Dukungan ini diyakini akan meningkatkan kapasitas petani secara signifikan.
Imanuel Tibian, ESG Dept. Head PT AAN, melihat program ini sebagai strategi penting untuk menjaga integritas rantai pasok.
“Kami ingin menghasilkan minyak sawit yang tidak hanya berkualitas, tetapi juga bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan,”ujarnya.
Senada, Helena Lumban Gaol dari PT SMART menyebut kolaborasi ini sebagai bentuk investasi sosial yang menguntungkan seluruh pihak.
“Petani mendapatkan pelatihan, PT AAN menjaga kualitas pasokan, dan SMART memastikan keterlacakan. Semua diuntungkan oleh sistem yang lebih terbuka dan berkelanjutan,” jelasnya.
Sabarudin, Ketua Umum SPKS, menutup dengan harapan besar. Ia menegaskan kolaborasi ini akan membantu petani sawit swadaya Indonesia menjawab tuntutan pasar global yang semakin ketat soal keberlanjutan dan bebas deforestasi.
Diketahui, program ini dijadwalkan berlangsung hingga akhir 2026 ini, Kabupaten Sekadau mungkin akan menjadi contoh, kelapa sawit dan keberlanjutan bisa berjalan beriringan asal dilakukan bersama. [ red ]
Editor : Muhammad Khusyairi