Radar KalbarRadar Kalbar
  • Home
  • Indeks
  • Kalbar
  • Nasional
  • Peristiwa
  • Politik
  • Ragam
  • Lainnya
    • Hukum
    • Olah Raga
    • Gaya Hidup
    • Bisnis
    • Figur
    • Tekno
    • Entertainment
Radar KalbarRadar Kalbar
  • Kapuas Hulu
  • Kayong Utara
  • Ketapang
  • Kubu Raya
  • Landak
  • Melawi
  • Mempawah
  • Pontianak
  • Sambas
  • Sanggau
  • Sekadau
  • Singkawang
  • Sintang
Pencarian
  • Home
  • Indeks
  • Kalbar
  • Nasional
  • Peristiwa
  • Politik
  • Ragam
  • Hukum
  • Olah Raga
  • Gaya Hidup
  • Bisnis
  • Figur
  • Tekno
  • Entertainment
Radar Kalbar > Indeks > Opini > Prabowo Benar-benar Ngamuk, Minta Bupati Aceh Selatan Dicopot
Opini

Prabowo Benar-benar Ngamuk, Minta Bupati Aceh Selatan Dicopot

Last updated: 08/12/2025 08:45
08/12/2025
Opini
Share

FOTO : Ilustrasi [ Ai ]

Oleh : Rosadi Jamani [ Ketua Satupena Kalimantan Barat ]

PRESIDEN Prabowo Subianto sedang memimpin rapat darurat di Lanud Sultan Iskandar Muda, Aceh Besar, ketika laporan-laporan bencana datang menghantam seperti badai raksasa yang menerjang negeri tanpa ampun.

Data BNPB menggelegar seperti petir di langit gelap. Ada 921 orang meninggal (se-Sumatera), 392 hilang, lebih dari 4.200 luka-luka. Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat seakan berada dalam genggaman amarah alam sejak hujan ekstrem 24 November 2025 menumpahkan murkanya.

Rumah-rumah terseret, jembatan runtuh, dan tubuh-tubuh manusia ditemukan bersimbah lumpur. Negara sedang diterjang badai sesungguhnya.

Tiba-tiba, muncul badai lain. Badai politik yang tak kalah destruktif. Laporan masuk ke meja Presiden, Bupati Aceh Selatan, Mirwan MS, tidak hadir. Ia sedang umrah.

Ruangan yang penuh ketegangan itu mendadak membeku. Prabowo menoleh pelan, seperti mata badai yang terbuka dan mulai mengisap apa pun yang ada di sekitarnya. Tatapannya tidak perlu diterjemahkan. Ia marah. Marah setingkat badai yang menjungkirbalikkan kapal-kapal besar.

“Umrah? Saat rakyatnya tenggelam?” suaranya menggelegar, memantul di dinding ruangan seperti gelegar petir yang menghancurkan kesunyian. Tidak ada satu pun yang berani menjawab. Para pejabat menunduk, menahan napas, tahu bahwa kemarahan semacam ini bukan kemarahan biasa.

Ini adalah kemarahan seorang presiden yang merasa amanah rakyatnya dilecehkan.

Lalu datanglah kalimat yang membuat karier politik Mirwan roboh seketika, seperti pohon besar diterjang angin topan, “Pak Tito, proses. Copot dia. Itu desersi.”

Prabowo tidak sedang berperan. Ia tidak sedang menggertak. Kata desersi keluar seperti pedang petir yang memutus seluruh benang alasan. Bagi seorang berlatar belakang militer, desersi adalah dosa paling memalukan. Prabowo menempelkannya tepat di dada Mirwan.

Seakan badai belum cukup, dari Mekah Mirwan mengakui, ia berangkat tanpa izin Mendagri, ia sudah menandatangani surat ketidaksanggupan sejak 27 November 2025, dan ia memilih berangkat umrah bersama istrinya saat rakyatnya diseret arus.

Foto-foto mereka di Tanah Suci viral, membuat rakyat naik darah karena melihat pemimpin mereka tersenyum di tempat suci sementara 921 nyawa telah hilang.

Gubernur Aceh, Muzakir Manaf (Mualem), menambah hantaman telak lain. Seorang pemimpin yang meninggalkan rakyat saat bencana besar tidak layak memimpin.

Ia bahkan meminta Mirwan mundur. Partai Gerindra lebih cepat lagi, sejak 5 Desember 2025 Mirwan sudah dicopot dari Ketua DPC Aceh Selatan. Tekanan dari pusat, provinsi, dan partai menyatu seperti badai dari tiga arah sekaligus.

Di tengah gelapnya berita bencana ini, sempat terselip sedikit kabar baik yang membuat rakyat bisa bernapas sejenak. Timnas putri Indonesia bangkit setelah dihajar Thailand 0-8, dan membalas di laga kedua Grup A SEA Games 2025 dengan kemenangan meyakinkan 3-1 atas Singapura pada Minggu, 7 Desember 2025.

Sebuah kemenangan kecil yang seolah menjadi pelipur lara di tengah gelombang kesedihan bangsa.

Namun badai besar yang sedang melanda negeri ini belum reda. Rakyat masih menggali puing, mencari 392 jiwa yang hilang, menenangkan lebih dari 4.200 korban luka yang berjuang untuk bertahan hidup.

Di tengah semua itu, Prabowo berdiri seperti benteng baja, menghadang badai dengan tubuh tegak, memimpin operasi, memutuskan, dan memastikan negara hadir. Sementara Mirwan lari dari posnya, berharap badai tak mencarinya.

Sayangnya, badai selalu menemukan yang lari. Mirwan tenggelam di dalamnya, sendirian, menyesali semuanya ketika sudah terlambat.

“Padahal di Aceh itu banyak kopi yang enak. Jangan-jangan Pak Mirwan itu tak pernah ngopi, makanya lupa sama rakyatnya, Bang.”

“Bisa jadi begitu, wak. Kalau ia seruput Koptagul setiap pagi, pasti otaknya encer dan waras.”

#camanewak

Bagikan ini:

  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
  • Klik untuk berbagi di X(Membuka di jendela yang baru) X
  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
  • Klik untuk mengirimkan email tautan ke teman(Membuka di jendela yang baru) Surat elektronik
  • Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
TAGGED:BencanaBupati Aceh SelatanPrabowo SubiantoPresiden RI
Share This Article
Facebook Whatsapp Whatsapp Telegram Copy Link

Terpopuler Bulan Ini

“Riak” Dalam MI Ma’arif Labschool Sintang Berada di “Titik Didih” Akibat Kisruh Internal, Guru Ancam Mogok Ngajar

30/11/2025
Pertama Kali Terjadi, Kasus Pencurian Mobil Gemparkan Warga Pasir Wan Salim, Pemilik Lapor Polisi
30/11/2025
Hampir Seluruh Nahdliyin Sepakat Gus Yahya Diberhetikan sebagai Ketum PBNU
22/11/2025
Pesan Ria Norsan : SMSI Wajib Jadi Guardian of Unity di Ruang Digital
30/11/2025
Motor vs Motor di Jalan Merdeka Barat Sekadau, Seorang Tewas
14/11/2025

Berita Menarik Lainnya

Jangan Panik, Ini Dua Langkah Wajib Sebelum SPT-an di Coretax!

08/12/2025

UPA PERADI 2025 Wilayah Yogyakarta Digelar di Fakultas Hukum UGM

06/12/2025

Paradoks Pemkab Mempawah : Prioritas Perbaikan Rumah Dinas atau Kesejahteraan Rakyat?

06/12/2025

Sudah 174 Tewas, Istana Belum Mau Status Darurat Nasional

29/11/2025

PT. DIMAS GENTA MEDIA
Kompleks Keraton Surya Negara, Jalan Pangeran Mas, No :1, Kel Ilir Kota, Sanggau, Kalbar

0812-5012-1216

Terkait

  • Redaksi
  • Kode Etik
  • Kebijakan Privasi
  • Redaksi
  • Kode Etik
  • Kebijakan Privasi

Regional

  • Kapuas Hulu
  • Kayong Utara
  • Ketapang
  • Kubu Raya
  • Landak
  • Melawi
  • Mempawah
  • Pontianak
  • Sambas
  • Sanggau
  • Sekadau
  • Singkawang
  • Sintang
  • Kapuas Hulu
  • Kayong Utara
  • Ketapang
  • Kubu Raya
  • Landak
  • Melawi
  • Mempawah
  • Pontianak
  • Sambas
  • Sanggau
  • Sekadau
  • Singkawang
  • Sintang