Indonesia Siap Menantang Takdir


Oleh : Rosadi Jamani [ Ketua Satupena Kalimantan Barat ]

BEGITULAH PSSI, selalu punya cara untuk membuat sinetron gratis setiap tahunnya.

Ketika rakyat mulai menggantungkan harapan pada Shin Tae-yong (STY), pelatih asal Korea Selatan yang membawa Indonesia melangkah ke putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia zona Asia, PSSI memutuskan untuk memecatnya. Drama ini begitu apik hingga kita lupa apakah ini sepak bola atau reality show.

STY pergi. Kapan lagi kita punya pelatih yang bisa bikin pemain lokal disiplin bangun pagi dan makan sehat? Tapi sudahlah, siapa lagi yang berani menantang logika PSSI? Lalu, seperti angin yang membawa rumor, nama Patrick Kluivert muncul ke permukaan. Mantan pemain Barcelona ini, katanya, akan menjadi nahkoda baru.

Namun, mari kita bicara fakta. Patrick Kelipet, eh salah Kluivert bukan orang sembarangan. Di lapangan hijau, ia legenda. Tapi, sebagai pelatih? Hm, mari kita buka arsip.

Ia pernah melatih Timnas Curacao, negara yang mungkin lebih dikenal karena pantainya ketimbang sepak bolanya.

Ia juga sempat menjajal peruntungan di Adana Demirspor, klub Turki yang akhirnya memberikan Patrick karir pelatih singkat, lima bulan.

Statistiknya? Satu kemenangan. Selebihnya kalah, lalu diberhentikan. Sebuah pencapaian yang… unik.

Saat ini, Patrick sudah setahun menganggur. Bukan menganggur biasa, tapi menganggur penuh dedikasi. Barangkali ia sibuk merefleksikan hidup sambil menonton ulang rekaman gol-golnya di masa muda.

Tapi, jika rumor ini benar, Patrick akan segera keluar dari masa pensiunnya untuk melatih Jay Idzes cs.

Netizen, seperti biasa, terbagi. Ada yang optimis, ada yang pesimis, ada juga yang memilih diam sambil menikmati pisang goreng selai. Bagaimana tidak, lawan Indonesia di putaran ketiga ini bukan level ecek-ecek.

Australia, Bahrain, China, dan Jepang. Jika Indonesia berhasil lolos dari grup ini, itu bukan hanya sejarah, tapi juga bahan film dokumenter Netflix.

Tapi mari kita tetap realistis. Sepak bola Indonesia adalah cerita epik yang sering kali berakhir tragis. Kita punya bakat, kita punya semangat, tapi sering kali kalah oleh diri kita sendiri.

Jika Patrick Kluivert benar-benar datang, ia perlu lebih dari sekadar taktik. Ia perlu keajaiban, kesabaran, dan mungkin beberapa mantra ajaib untuk menghadapi tekanan dari suporter, media, dan tentu saja, PSSI.

Mari kita tunggu. Apakah Patrick akan menjadi penyelamat baru atau hanya nama lain dalam daftar panjang eksperimen PSSI? Yang pasti, satu hal tidak akan berubah, kita tetap akan mendukung Timnas, meski kadang dengan air mata, kadang dengan tawa getir.

#camanewak


Like it? Share with your friends!