FOTO : ilustrasi tindakan kekerasan terhadap anak-anak [istimewa]
Hendy Pratama – radarkalbar.com
MEMPAWAH – Enam santri di Pondok Pesantren (ponpes) Darusalam Alfalah, Sungai Kunyit, dikabarkan “babak belur dihajar” anak pengasuh ponpes tersebut, pada Rabu (1/5/2024) atau malam Kamis.
Dugaan tindak kekerasan tersebut terjadi, dipicu karena keenam santri tersebut “kedapatan” akan mencuri minyak goreng di kantin.
Tak pelak, akibat ulah oknum anak pengasuh ponpes tersebut, salah seorang orang tua santri mengaku tak terima.
Bahkan dirinya telah melaporkan tindakan kekerasan yang menimpa anaknya ke Mapolres Mempawah.
Adalah, Zulkifli warga Desa Sungai Purun Kecil Kecamatan Sungai Pinyuh Kabupaten Mempawah menyesalkan tindak kekerasan yang dilakukan anak pengasuh atau pimpinan ponpes tersebut.
Kepada sejumlah awak media, Zulkifli menuturkan asal muasal hingga anaknya dan 5 santri lainnya harus mengalami tindakan kekerasan yang terjadi pada Senin (1/5/2024).
Menurut Zulkifli, peristiwa itu berawal anaknya dan 5 rekan lainnya mencari ikan di parit dekat pondok pesantren dengan menggunakan jaring.
Lantas, setelah mendapat ikan di parit tersebut. Anaknya anak rekan lain,merasa lapar. Kemudian, berinisiatif untuk menggoreng ikan tangkapan mereka tersebut.
Selanjutnya, mereka pun berencana mengambil sedikit minyak di kantin ponpes. Namun aksi mereka pun ketahuan.
Mirisnya kata Zulkifli, akibat dari ketahuannya kejadian tersebut. Lalu, keenam santri inipun dipaksa untuk mengakui beberapa kejadian yang sebelumnya pernah terjadi, seperti kehilangan mie instan, kopi, dan lainnya.
“Nah, sangat disayangkan anak saya dan 5 santri ini dipaksa mengaku dengan tindakan kekerasan dengan menerima pukulan pada bagian kepala, wajah dan hingga kepala dibenturkan ke dinding. Bahkan, setelah itu rambut keenam santri pun dibotak,” ungkapnya dengan mimik wajah kesal.
Dibeberkan, akibat dari peristiwa tersebut anaknya dan 5 teman lainnya mengalami luka memar serta lebam pada sejumlah bagian muka dan kepala
“Terus -terang saya, sebagai orang tua tentu saja tidak terima atas perlakuan atau peristiwa yang dialami anak – anaknya,” tegas Zulkifli.
Dikatakan, atas kejadian ini, dirinya terpaksa menarik keluar anaknya. Dan hingga saat ini sudah ada tiga orang tua yang mengeluarkan anak mereka dari ponpes tersebut.
“Saya tidak terima atas perlakuan ini, seandainya anak saya sudah melakukan kesalahan. Maka hukumlah sewajarnya dengan tindakan, dan hukuman yang diberlakukan dalam pondok pesantren, bukan dengan cara menghakimi semaunya,” ungkap Zulkifli.
Zulkifli membeberkan, atas kejadian tersebut pihaknya telah melakukan pelaporan dan pengaduan ke Unit Pelayanan Perempuan Anak (PPA) Polres Mempawah.
“Saya sudah melaporkan atau mengadukan ke Unit PPA Polres Mempawah, ini guna untuk mencari solusi terbaik dari permasalahan yang menimpa anak saya dan 5 santri laiini,” tegasnya.
Sementara, pihak Pondok Pesantren (ponpes) Darusalam Alfalah yang terletak di Sungai Kunyit tersebut belum berhasil dihubungi, guna untuk konfirmasi, terkait peristiwa tersebut.