Balige, radar-kalbar.com – Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menebar 266.000 beragam benih ikan (restocking) di Danau Toba, Sabtu (14/9/2019).
Selain mengembalikan fungsi dan peran perairan umum daratan sebagai ekosistem yang seimbang, kegiatan ini juga bertujuan mengoptimalkan potensi dan menambah stok ikan untuk konsumsi.
Jenis ikan yang ditebar tersebut berupa 250.000 benih ikan nilem oleh Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya serta15.000 benih ikan tawes dan 1.000 benih ikan batak oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara. Ikan batak ini merupakan ikan endemik yang hanya ditemukan di Danau Toba dan keberadaannya hampir punah.
“Dengan kegiatan restocking ikan ini, kita kembalikan lagi ketersediaan ikan khususnya ikan endemik maupun spesifik lokal untuk menjaga keseimbangan eksosistem lingkungan perairan di Danau Toba,” tutur Susi.
Penebaran benih ini dilakukan Menteri Susi yang didampingi oleh Sekretaris Jenderal KKP Nilanto Perbowo, Direktur Jenderal Perikanan Tangkap M. Zulficar Mochtar, Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Agus Suherman, dan Bupati Toba Samosir Darwin Siagian.
Lebih lanjut Menteri Susi mengatakan, penyediaan kembali ikan di Danau Toba ini harus dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat. Dia berpesan agar sumber daya perikanan yang luar biasa ini harus dikelola dengan baik agar dapat lestari dan berkelanjutan.
“Apabila penangkapan ikan di Danau Toba ini tidak terkontrol, percuma kita lakukan tebar benih. Gunakan alat tangkap yang sesuai aturan dan ramah lingkungan. Jangan rusak ekosistem perairan agar terus berkelanjutan,” pintanya.
Menteri Susi juga mengimbau masyarakat untuk menjaga kelestarian dan kebersihan lingkungan termasuk perairan Danau Toba. Salah satu langkah sederhana dengan dengan tidak membuang sampah plastik atau sampah yang tidak terurai lainnya.
“Jangan mencemari danau dengan buangan limbah industri, limbah rumah tangga atau perkantoran. Saya dorong Pemda setempat agar segera menerbitkan peraturan daerah yang mengatur tentang penggunaan plastik dan pengelolaan sampahnya,” lanjutnya
Menurutnya, sampah plastik telah menjadi masalah serius di dunia. Bahkan Indonesia menjadi negara kedua di dunia dengan sampah plastik terbanyak. Menteri Susi berpesan kepada masyarakat agar menjadi bagian dari solusi dalam memerangi sampah plastik.
“Pengelolaan sampah plastik kan sudah ada peraturannya. Bapak dan ibu di sini bisa mulai dari hal kecil seperti dengan mengurangi penggunaan kantong kresek sekali pakai, air minum kemasan, dan sedotan plastik,” imbaunya.
Menteri Susi menjelaskan, Indonesia telah memiliki Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2018 tentang Penanganan Sampah Laut. Pemerintah juga telah berkomitmen dalam kegiatan Our Ocean Conference 2018 lalu untuk menangani masalah sampah secara serius.
“Saya tegaskan bahwa sampah plastik sangat sulit dimusnahkan, bahkan sampai puluhan tahun di dalam laut masih tetap utuh. Mulai dari diri sendiri dari lingkungan rumah dan sekitar,” pesan Menteri Susi.
Dengan balutan kebaya warna merah muda, kain tenun, dan ikat kepala sortali khas Batak, Menteri Susi mengatakan, pihaknya akan mendorong pemerintah daerah membuat peraturan daerah terkait sampah plastik, khususnya sampah plastik sekali pakai.
“Saya minta kepada seluruh Bupati di seluruh kawasan Danau Toba khususnya Toba Samosir untuk serius menangani sampah plastik. Terus lakukan sosialisasi, tidak hanya warga lokal tapi juga turis yang datang ke Danau Toba,” pungkasnya.
Sumber : Lilly Aprilya Pregiwati
Kepala Biro Hubungan Masyarakat dan Kerja Sama Luar Negeri