PMII Desak Penegakan Hukum di Desa Pelimpaan, Suara Warga Tak Boleh Dibungkam

FOTO : Ketua Umum Komisariat UNISSAS Uray Alkaf dan Ketua PMII Cabang Sambas dan Andri Setiawan [ ist ]

Luffi Ariadi – radarkalbar.com

SAMBAS – Dari tepian Kecamatan Jawai, Kabupaten Sambas, aroma ketidakadilan kembali tercium tajam.

Desa Pelimpaan, yang dulu dikenal tenang dan rukun, kini bergolak oleh isu yang mencederai nurani, dugaan korupsi dana desa.

Bagi warga, dana itu bukan sekadar angka dalam laporan keuangan, melainkan nafas bagi pembangunan dan kehidupan mereka sehari-hari.

Ratusan warga, dengan langkah penuh keyakinan, turun ke jalan. Di tangan mereka, spanduk dan poster menjadi simbol perlawanan terhadap keserakahan yang bersembunyi di balik jabatan.

Mereka menuntut transparansi, menuntut keadilan—bukan karena ingin melawan pemerintah, tetapi karena ingin mengembalikan makna kepercayaan yang selama ini dijaga dengan susah payah.

Suara mahasiswa pun bergabung dalam arus kegelisahan itu. Uray Alkaf, Ketua Komisariat Universitas Sultan Muhammad Syafiuddin (UNISSAS) PMII Cabang Sambas, menyebut korupsi di tingkat desa bukan sekadar pelanggaran hukum, melainkan luka sosial yang merobek rasa kemanusiaan.

“Ketika mereka yang dipercaya justru menjarah desa sendiri, itu bukan hanya soal uang, tapi pengkhianatan terhadap rakyat,” ujarnya,

Uray menegaskan sikapnya: pemerintah daerah dan aparat hukum harus segera menindaklanjuti dugaan penyimpangan tersebut secara terbuka dan berkeadilan.

Menurutnya, membiarkan praktik korupsi di akar rumput sama saja dengan menanam benih ketidakpercayaan terhadap negara.

“Jika keadilan terus diabaikan, jangan salahkan rakyat bila mereka menegakkannya dengan cara sendiri,” tegasnya.

Senada dengannya, Andri Setiawan, kader PMII Sambas, menyerukan agar pemerintah tak bersembunyi di balik meja rapat. Ia menegaskan pentingnya kehadiran negara di tengah keresahan rakyat.

“Dengarkan jeritan mereka. Pemerintah jangan hanya diam, tapi hadir dan tanggapi aspirasi warga Pelimpaan,” tegasnya.

Dari Desa Pelimpaan, pesan itu mengalir ke seluruh penjuru Sambas, menyatakan suara rakyat, seberapa kecil pun, tetap punya daya mengguncang tembok kekuasaan. [ red ]

editor/publisher : admin radarkalbar.com

Share This Article
Exit mobile version