Oleh : Samadi [ Keluarga Pelajar Mahasiswa Kalimantan Barat Surabaya ]
KALIMANTAN Barat (Kalbar), yang terletak di bagian barat Pulau Kalimantan, merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang kaya akan potensi alam dan budaya.
Ibu kota provinsi ini, Pontianak, dikenal sebagai titik nol garis Khatulistiwa, yang menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan domestik dan mancanegara.
Secara geografis, Kal-Bar memiliki luas wilayah yang signifikan dengan berbagai bentang alam, mulai dari hutan tropis yang lebat hingga sungai-sungai besar, seperti Sungai Kapuas, yang menjadi salah satu jalur transportasi utama.
Selain itu, provinsi ini juga memiliki kawasan konservasi alam yang sangat penting, seperti Taman Nasional Betung Kerihun, yang kaya akan flora dan fauna endemik.
Tidak hanya dari segi alam, Kal-Bar juga memiliki keragaman budaya yang luar biasa, dihuni oleh berbagai suku bangsa, antara lain Dayak, Melayu, dan Tionghoa, yang hidup berdampingan dengan harmonis. Keberagaman ini menciptakan budaya yang khas dan menjadi daya tarik tersendiri dalam dunia pariwisata.
Kalbar juga memiliki potensi besar dalam sektor pertanian, perikanan, dan kehutanan, serta terus berupaya mengembangkan sektor pariwisata sebagai salah satu pilar utama perekonomian daerah.
Namun, meskipun Kal-Bar memiliki berbagai keunggulan dan potensi alam yang luar biasa, kondisi kesejahteraan masyarakatnya saat ini sangat memprihatinkan.
Pada tanggal 28 Januari 2025, yang seharusnya menjadi hari yang penuh kebanggaan untuk merayakan ulang tahun Provinsi Kalbar, kenyataannya masyarakat justru menghadapi bencana yang melanda beberapa wilayah.
Banjir besar kembali menerjang beberapa daerah di provinsi ini, merusak rumah-rumah warga, dan mengganggu akses transportasi yang vital bagi perekonomian daerah.
Menurut informasi dari Satgas Informasi Bencana BPBD Provinsi Kalimantan Barat, terdapat lima kabupaten yang masuk dalam status tanggap darurat akibat bencana banjir, yakni Kabupaten Sambas, Landak, Bengkayang, Mempawah, dan Kubu Raya.
Banjir yang melanda ini tidak hanya menenggelamkan kediaman masyarakat, tetapi juga menutup akses jalan provinsi, yang sangat mempengaruhi mobilitas barang dan orang.
Tentu saja, hal ini berdampak langsung pada perekonomian masyarakat Kal-Bar, karena aktivitas perdagangan dan distribusi barang menjadi terganggu.
Yang lebih memprihatinkan lagi, bencana banjir ini seakan menjadi kejadian musiman yang hampir terjadi setiap tahun, terutama saat musim hujan. Kondisi ini menambah beban masyarakat yang sudah terpuruk dengan berbagai masalah lainnya.
Banjir tidak hanya mengancam keselamatan, tetapi juga menghancurkan infrastruktur, merusak lahan pertanian, dan mengancam mata pencaharian masyarakat yang bergantung pada hasil alam. Akibatnya, banyak warga yang terpaksa mengungsi dan kehilangan sumber pendapatan sementara waktu.
Peristiwa banjir yang terjadi berulang kali ini menunjukkan ketidakmampuan pemerintah daerah dalam menangani masalah ini secara efektif. Meski sudah ada upaya untuk mengatasi bencana tersebut, seperti penanggulangan dan bantuan darurat, namun tidak ada solusi jangka panjang yang mengatasi akar masalahnya.
Infrastruktur yang tidak memadai, sistem drainase yang buruk, dan kurangnya pengelolaan lingkungan yang baik menjadi faktor utama penyebab terjadinya banjir besar di Kal-Bar. Hal ini mencerminkan rendahnya kesiapan pemerintah provinsi dan kabupaten dalam melakukan mitigasi bencana dan pencegahan banjir, terutama saat musim hujan.
Dari peristiwa tersebut, jelas terlihat ketidakmampuan pemerintah provinsi dan kabupaten Kalimantan Barat dalam melaksanakan tugas mereka untuk memberikan kesejahteraan kepada masyarakat, khususnya dalam pencegahan bencana banjir yang sering terjadi setiap musim hujan.
Meskipun sudah ada upaya penanggulangan darurat, tidak ada solusi jangka panjang yang dapat mencegah banjir berulang. Infrastruktur yang buruk dan pengelolaan lingkungan yang tidak optimal semakin memperparah situasi, sehingga masyarakat terus terancam bencana setiap tahun.
Oleh karena itu, pemerintah pusat perlu turun tangan untuk mengevaluasi kinerja pemerintah daerah di Kal-Bar dan memberikan dukungan yang lebih besar dalam menangani masalah ini. Evaluasi terhadap kebijakan dan langkah mitigasi bencana harus dilakukan agar pencegahan banjir dapat dilakukan secara efektif.
Dengan perhatian dan dukungan yang lebih serius, diharapkan Kal-Bar dapat mengatasi masalah banjir dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat tanpa harus selalu berada dalam ancaman setiap musim hujan.