Tolak Jeda Sementara, Hamas Minta Agresi Israel Dihentikan Permanen

FOTO : upaya penyelamatan terhadap seorang anak Palestina yang menjadi korban keganasan zionis Israel (Ist)

JAKARTA – radarkalbar.com

HAMAS, pada Senin (25/12/2023), menyatakan usahanya untuk menghentikan serangan Israel di Jalur Gaza secara permanen dan menolak opsi jeda sementara dengan kata-kata yang tegas.

“Rakyat kami mendambakan agar agresi ini diakhiri secara permanen, bukan dengan jeda sementara,” ungkap Hamas dalam pernyataan resmi.

Kelompok perlawanan ini menegaskan bahwa mereka tidak akan melakukan perundingan pertukaran sandera dengan Israel kecuali agresi dihentikan sepenuhnya.

Dalam pengembangan lain, Hamas membantah laporan media yang mengutip sumber keamanan Mesir, yang menyebutkan bahwa Hamas dan gerakan Jihad Islam menolak usulan Mesir untuk menyerahkan kekuasaan di Gaza dengan imbalan gencatan senjata permanen.

Mesir, bersama dengan Qatar, berperan dalam memediasi gencatan senjata selama seminggu pada bulan November, di mana Hamas membebaskan lebih dari 100 sandera sebagai imbalan pembebasan 240 tahanan Palestina yang ditahan di Israel.

Meskipun demikian, Hamas dan kelompok lainnya masih menyandera hampir 130 orang.

Hamas telah dengan tegas menolak pembicaraan mengenai kesepakatan penyanderaan dengan Israel sebelum adanya gencatan senjata menyeluruh di Jalur Gaza dan penarikan pasukan Israel dari wilayah tersebut.

Sejak serangan lintas batas oleh kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober, Israel telah terus menerus menggempur Jalur Gaza, mengakibatkan kematian sedikitnya 20.674 warga Palestina, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, dan melukai 54.536 orang lainnya, menurut otoritas kesehatan lokal.

Sementara itu, sekitar 1.200 warga Israel diyakini tewas dalam serangan yang dilancarkan oleh Hamas.

Serangan gencar Israel telah menyebabkan kehancuran di Gaza, dengan setengah dari perumahan di wilayah pesisir mengalami kerusakan atau hancur, serta hampir dua juta orang mengungsi di wilayah padat penduduk tersebut, di tengah krisis kekurangan makanan dan air bersih. (siberindo.co*)