Ketapang, radar -kalbar.com- Umat Islam Ketapang yang di-gerak-kan Forum Perjuangan Rakyat Ketapang (FPRK) menggelar aksi damai menyikapi bencana kemanusiaan yang menimpa muslim Uyghur.
Aksi berlangsung di salah satu perusahaan asing milik Cina di Desa Sungai Awan Kanan, Kecamatan Muara Pawan. Jumat (27/8)
Aksi yang dikomandoi ulama dan habaib ini berlangsung khidmat, sebagai bentuk solidaritas terhadap saudara se-iman, ribuan umat Islam Ketapang tumpah ruah terlibat dalam aksi menyampaikan aspirasi kepada pemerintah RI dan Rezim Komunis Cina untuk menghentikan pembantaian terhadap muslim Uyghur.
Setelah melakukan orasi, perwakilan massa yang di mediasi aparat kepolisian menemui pihak terkait di Perusahan Cina tersebut untuk mencari kesepakatan atas sikap dan tuntutan peserta aksi.
Aktifis FPRK. Isa Anshari mengatakan pihaknya mengorganisir aksi bela muslim Uyghur ini menyikapi bencana kemanusiaan. Khususnya terhadap muslim Uyghur yang di duga dilakukan oleh rezim Komunis Cina.
” Pembantaian terhadap saudara muslim Uyghur di Cina kami anggap sebagai pelanggaran HAM berat, ini adalah perbuatan yang berupaya untuk menghapus etnis tertentu atau genosida”, ujarnya.
Isa Anshari berharap, tuntutan dan aspirasi umat Islam Ketapang segera di tindaklanjuti secara cepat dan serius. Secara tegas Ia memberi ultimatum apabila tidak ada tindak lanjut, pihaknya akan datang kembali dengan jumlah yang lebih besar.
” Kami harap tuntutan kami segera di tangani serius, apabila tidak tindak lanjut, maka akan datang kembali dan akan mengusir semua tenanga kerja asing asal Cina dari Ketapang “,tegas Isa.
Berikut Tuntutan Umat Islam Ketapang :
1. Hentikan Pembantaian dan Pembunuhan terhadap Muslim Uyghur.
2. Bebaskan dan merdekakan muslim Uyghur sebagai negara berdaulat dengan nama Turkistan Timur.
3. Usir Duta Besar Cina yang ada di Indonesia.
4. Putuskan hubungan diplomatik dengan rezim Komunis Cina.
5. Putuskan hubungan perdagangan dengan rezim Komunis Cina.
6. Usir Semua TKA yang berasal dari Cina.
7. Usir Investor dari Cina.
Penulis : Azmi.
Editor : Beben.