Subandrio dan Florensius Ronny Paparkan Ini pada Seminar Politik Bertajuk Menuju Pemilu yang Demokratis

FOTO : Wakil Bupati Sekadau, Suabndrio saat memaparkan materi pada seminar digelar HMDKS dan FMDKS (doni)

SEKADAU – radarkalbar.com

HIMPUNAN Mahasiswa Daerah Kabupaten Sekadau (HMDKS) dan Forum Mahasiswa Dayak Sekadau (FMDKS) menggelar seminar politik mengusung tajuk “Menuju Pemilu yang Demokratis”.

Seminar yang menghadirkan nara sumber diantaranya Wakil Bupati Sekadau Subandrio, S.H., M.H dan tokoh pemuda Florensius Ronny yang juga Ketua DPRD Kabupaten Sintang, berlangsung di Gedung Kateketik Sekadau, Rabu, (24/1/2024).

Sementara, seminar ini dimoderatori Joshierai Omutn. Kemudian menghadirkan peserta mahasiswa Institut Teknologi Keling Kumang (ITKK).

Sebagai tokoh pemuda, Florensius Ronny sangat mengapresiasi seluruh mahasiswa yang ikut seminar, yang digagas oleh Wakil Bupati Sekadau, Subandrio tersebut.

“Penting arti demokrasi untuk kita menghadapi Indonesia Emas 2045. Dan ledakkan generasi muda atau bonus demografi. Maka bahasa Inggris jadi tuntutan,” ungkap Ronny.

Ia juga sempat menjelaskan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) anggota DPR yakni legislasi, pengawasan dan anggaran.

“Tantangan setiap kabupaten yaitu indeks pembangunan manusia (IPM). Maka, utamakan pendidikan, ini merupakan hal penting untuk kita kedepan,” ucapnya.

Kemudian kata Ronny, masalah infrastruktur, saat ini daerah masih bergantung dana transfer pusat, banyaknya berdasarkan jumlah penduduk.

“Selanjutnya seperti lapangan pekerjaan, listrik dan air bersih, serta pertumbuhan ekonomi,” timpalnya.

Ronny berpesan untuk mahasiswa, jadilah pribadi yang bertanggung jawab, mengenal diri, selalu berbuat baik, juga menjadi berguna bagi diri sendiri dan orang lain.

Sementara, Wakil Bupati Sekadau, Subandrio juga apresiasi kawan-kawan HMDKS bisa menghadirkan peserta yang cukup banyak.

Berkaitan dengan tema, tentunya sesuai dengan konstitusi harus dilaksanakan setiap 5 tahun.

Berkaitan pilkada Gubernur maupun Bupati. Jika tidak serentak pilkada, maka 500 lebih kabupaten sangat boros waktu pelaksanaannya.

“Supaya tidak boros maka diadakan serentak,” imbuhnya.

Ditambahkan, setiap pemilu menginginkan pemimpin yang berkualitas, tahu cara mengurus masyarakat. Maka Harus pemilu demokratis dahulu.

“Pemilu demokratis yang kita cita-citakan adalah masyarakat mengerti betul hal dan kewajibannya, penyelenggaraan sesuai asas pemilu. Namun sering dikalahkan oleh praktek kecurangan,” bebernya.

Pemilu demokratis bisa terwujud apabila 3 organisasi (HMDKS, FMDKS, ITKK) ini bisa pegang prinsip pemilu.

Ada 4 yang menyebabkan kecurangan yaitu penyelenggara pemilu (KPU), peserta pemilu (parpol dan caleg), pengawas pemilu serta masyarakat yang ribut dan kacau.

” Itu penyebab, Pemilu jadi tidak demokratiskan. Pemilu demokratis adalah tanggung jawab kita semua,” tegasnya. (Doni)