Lanjutan Kasus Dugaan Korupsi Karyawan Bank BUMN di Ketapang, Tipidsus Kejati Kalbar Sita Uang Tunai 3 Milyar Lebih

POTO : Kajati Kalbar Masyhudi saat menggelar press release (Ist)

PONTIANAK – radarkalbar. com

Tim Penyidik Tindak Pidana Khusus (Tipidsus) Kejaksaan Tinggi (Kejati) Kalimantan Barat berhasil menyita uang tunai Rp Rp.3.054.000.000,- (tiga milyar lima puluh empat juta rupiah) dan 1 unit mobil Mitsubishi Xpander Cross serta 1 unit sepeda motor saat melaksanakan penggeledahan pada beberapa tempat. 

Penggeledahan yang dilaksanakan selama tiga hari pada 21-23 Maret 2022 ini, merupakan tindaklanjut dari kasus yang membelit tersangka berinisial AF merupakan karyawan salah satu bank milik BUMN di Ketapang, terkait dugaan korupsi dana pendapatan bunga dan finalty.

Akibat perbuatan tersangka AF mengakibatkan kerugian keuangan negara sekitar Rp. 6.128.096.537,- (enam milyar reratus duapuluh delapan juta sembilan puluh enam ribu lima ratus tiga puluh tujuh rupiah).

Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) Kalbar, DR. Masyhudi, SH, MH mengungkapkan pengungkapan perkara ini merupakan hasil kolaborasi dan kerjasama antara Kejati Kalbar dengan salah satu Bank BUMN, berawal dari informasi pada tanggal  31 Januari 2022 lalu. Dimana pada Bank tersebut dalam keadaan rugi padahal dalam asumsi seharusnya dalam keadaan laba dan terdapat anomali saldo abnormal di rekening pendapat bunga kredit NP Kupedes-Ph3 AC dan pendapatan denda atau finalty non program.

Perbuatan tersangka sebagaimana diatur dan diancam Pasal 2 ayat (1), Pasal 3 jo Pasal 18 UU RI No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan UU RI No. 20 tahun 2001 tentang perubahan atas UU RI No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, yang ancaman pidananya minimal 4 tahun dan maksimal 20 tahun dan denda paling sedikit 200 juta rupiah  dan paling banyak 1 miliar rupiah.

“Penyidikan ini masih akan terus berlangsung untuk mengungkapkan, apakah ada orang lain yang bekerjasama dengan tersangka. Nah, tindakan penggeledahan ini dimaksudkan untuk mengembalikan kerugian negara yang telah di korupsi oleh tersangka. Untuk kita akan terus mengejar aset-aset tersangka dan kita juga meminta dukungan dari masyarakat jika mengetahui harta kekayaan tersangka yang lain untuk menginfokan kepada kami,” paparnya.

Ditegaskan, pihaknya akan terus melaksanakan penegakan hukum, terutama korupsi agar perekonomian Indonesia menjadi lebih baik, terutama lembaga pengelola keuangan.

“Untuk kasus korupsi tak bisa ditawar-tawar. Kita akan tindak tegas,” cetusnya. (sl)