Wabup dan Raja Sanggau Ikuti Ritual Adat Balek Angin

POTO : Wakil Bupati Sanggau Drs Yohanes Ontot M Si dan Raja Sanggau Pangeran Ratu Surya Negara Drs H Gusti Arman M Si melaksanakan penancapan tiang Balai Adat Tembawang Balek Angin di Desa Lintang Kapuas (Diskominfo)
radarkalbar.com, SANGGAU –

Rangkaian kegiatan peringatan Hari Jadi (Harjad) ke-405 Kota Sanggau terus digelar. Sebelumnya dilaksanakan ziarah ke makam Raja-raja dan tokoh-tokoh Sanggau.

Kali ini, Wakil Bupati Sanggau Drs. Yohanes Ontot, M.Si mengikuti ritual adat “Balek Angin” di Desa Lintang Kapuas, Kecamatan Kapuas.

Kegiatan ini mengusung tema “Aku dompumu, kamu dompuku, kita orang Sanggau satu cita maju bersama.

Kegiatan dilaksanakan di Tembawang Balek Angin, Desa Lintang Kapuas, Kamis (25/3/2021).


Hadir saat itu, Raja Sanggau Pangeran Ratu Surya Negara Sanggau Drs H. Gusti Arman M Si Kepala OPD Kabupaten Sanggau dan masyarakat Desa Lintang Kapuas.

Wakil Bupati Sanggau Yohanes Ontot menyampaikan terkait dengan peringatan hari jadi ke-405 Kota Sanggau maka melakukan kilas balik kepada para leluhur.

“Terutama kepada mereka-mereka yang kita anggap berjasa dalam bagaimana perkembangan Sanggau sejak awal dilakukan dengan situasi yang memang mereka alami saat itu. Juga demikian kita lakukan ritual adat Balek Angin tentu sebagai kilas balik dan ini sangat spesial karena isteri dari seorang Raja Sanggau ini adalah gadis dari keturunan Dayak. Tadi juga kita sudah dengar seperti apa seorang raja untuk mendapatkan seorang permaisuri dari seorang gadis keturunan Dayak,” paparnya.

Oleh karena itu, lanjut Wabup Sanggau, tentulah banyak sedikit kontribusi sebagai seorang permaisuri dalam bagaimana cikal bakalnya Sanggau ini bisa seperti sekarang.

“Tentu hal tersebut tidak terlepas dari mereka-mereka inilah, oleh karena itu semua kerabat dari keluarga besar Nenek Siot ini (isteri raja) pada hari ini kita berkumpul. Dan kita mengingat beliau dan di sinilah tempat asalnya,” jelas Ontot.

Ditambahkan, Nenek Siot (isteri raja) itu orang Dayak, tetapi setelah menjadi permaisuri atau istri raja namanya berubah menjadi Ratu Aisyah dan dia beragama Islam.

“Kita pada hari ini, hanya mengingatkan saja, mereka adalah pejuang untuk Sanggau.
Dan kita sebagai penerus untuk dapat memetik sebuah semangat besar dari mereka untuk membangun Sanggau yang lebih baik lagi. Kemudian kebersamaan lebih perkuat dan diantara kita yang beragam ini agar Kabupaten Sanggau ini kedepan lebih baik,” tuturnya.

Saat itu, dilaksanakan   penancapan tiang pertama pembangunan Balai Adat Tembawang Balek Angin di Desa Lintang Kapuas yang diberkati oleh Pastor.

“Dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sanggau sudah menganggarkan untuk pembangunan Balai Adat Tembawang Balek Angin di Desa Lintang Kapuas ini. Tujuannya ketika nanti kita melaksanakan kegiatan ritual adat balek angin berikutnya nanti kita tidak lagi seperti ini (melantai) di tanah. Sehingga kita melaksanakan ritual adat ini nanti lebih nyaman dan pemerintah daerah sangat mendukung ini. Harapan  kedepan kita lihat juga karena cagar budaya atau situs ini menjadi sebuah hal yang menarik untuk dijaga, pelihara dan untuk masyarakat Sanggau mengingatkan kembali dari sisi aspek sejarahnya,” pungkasnya.















Pewarta/sumber  : Diskominfo/ Abang Alfian.
Editor : Sery Tayan.